The sixth prompt
.
It's totally a borring story
.
.
Sebenarnya shift malam adalah hal yang di sukainya. Alasan pertama : dirinya sering kali insomnia, dan shift malam merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi insomnia-nya. Alasan kedua : dirinya bisa tidur dari pagi hingga sore hari ㅡmaaf saja tapi dirinya bukan sejenis morning person.
Malam ini dirinya mendapat bantuan kerja dari ruangan lain. Satu personil mereka bertambah untuk minggu ini.Mereka memulai kerja malam itu sesuai dengan standart kerja yang berlaku ; melakukan over-handed patient dengan segera, menge-check setiap kamar dan menanyai keluhan masing-masing pasien.
Map-map berisi rekam medis pasien bertumpuk rapi sesuai konsultan-nya. Mereka malam ini juga membawa beberapa camilan untuk mengusir kebosanan kala menulis dan melengkapi jajaran medical record itu.
"Sepertinya pasien kita kali ini aman saja. Tidak ada yang gawat sepertinya." itu Lucy, berceloteh sambil menulis dan memakan cemilannya. Melakukan beberapa tugas sekaligus ㅡwhy not?
Ketika jam menunjukkan pukul 01.00, mereka telah menyelesaikan medical record, injection, dan hal-hal yang lain seperti menyiapkan mangkuk untuk bubur di pagi hari.
"Ayo membeli makanan! Aku lapaaaaar." Chaeyeong memegang perut datarnya secara berlebihan. Merengek manja pada kedua rekan kerjanya.
Setelah menghabiskan makanan dan jejeran tugas mereka, hal yang di lihat pertama kali adalah ponsel tentu saja.
Awalnya mereka hanya melihat kumpulan orang menari dan menyanyi secara serentak.
"Hei, Taehyung-ah! Sini kemarikan rambutmu. Biar sama seperti yang kita lihat tadi." itu Lucy. Perawat wanita yang memang terkenal jahil.
Lucy mulai membongkar tas yang dibawanya. Awalnya dia hanya menuntaskan rasa penasarannya pada hair style, tetapi ketika melihat wajah Taehyung yang terpejam, instingnya mulai terbangun.
"Chaeyoung-ah~ lihat Taetae! Bukan kah dia sangat manis? Bagaimana kalau bibir ini di buat agak kemerahan?"
Dan tentu saja membuat Taehyung kelabakan.
"What theㅡ" ucapan taehyung berhenti seketika melihat mereka mulai tertawa dan membongkar tas mereka.
'Ini akan menjadi malam yang panjang' helanya pasrah.
Bagaimana pun, Lucy dan Chaeyoung adalah duo rusuh yang tak bisa di bantah. Bukan dirinya takut ㅡtentu saja bukan tetapi kenyataan bahwa mereka adalah teman dekatnya yang berarti menyimpan segala aibnya membuatnya tak dapat berkutik.
Aib seperti, perawat pria dari ruangan poli yang senantiasa mendekatinya, atau foto-foto hasil bajakan mereka kepada kepolosan Taehyung, dan masih banyak lagi tentunya.
Alhasil Taehyung amat sangat pasrah ketika mereka mulai membongkar tas dan mendandaninya. Netranya melihat jam dinding yang berada tepat di hadapannya.
'Astaga~ jam 02.05 subuh.' meringis dalam hati bahwa dirinya kembali kehilangan waktu istirahatnya hanya karena kejahilan mereka.
Saat sudah selesai, mereka terkikik geli bercampur kagum. Wajah Taehyung memang terkenal karena menunjukkan sisi femininnya tapi mereka tak menyangka hasilnya semenakjubkan ini.
"A-aku kalah sebagai wanita!" cicit Lucy di selingi tawanya. "Yah~ ayo berfoto Tae!"
Mereka kembali tertawa melihat wajah memelas milik Taehyung. Berteriak imut dan memeluknya erat.
Ketika mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekat, sontak mereka terdiam. Merasa was-was tentang siapa yang datang.
Dan ketika mereka melihat seorang pemuda bersurai jelaga dengan piercing hitam di telinganya berjalan menuju meja perawat, mereka seakan lupa bahwa Taehyung barusan mereka makeover.
Pemuda itu tersenyum asimetris kearah Taehyung. Menatapnya tajam dan intense.
Taehyung yang kelabakan hanya terdiam menunduk.
Lucy yang merasakan tensi antara pengunjung itu dan Taehyung, lantas berusaha memecah keheningan.
"Ada yang bisa kami bantu?" ujarnya di sertai senyuman.
"Ah, aku ingin keluar. Apakah kalian menyediakan kartu untuk pengunjung?" ujar pemuda pemilik gigi kelinci itu. Onyx kelamnya tak sedetikpun berpaling dari Taehyung yang menunduk.
"Ini kartunya, di pakai jika anda ingin keluar diluar jam kunjung. Hanya tunjukan saja pada security kami. Uhn, sebelum itu, siapa nama pasien yang anda jaga, tuan?" ujar Lucy sambil membuka buku bertuliskan daftar nama pasien dan orang yang menjaganya.
"Jeon Mirae. Adikku." ujarnya.
"Dan nama anda?"
"Jeon Jungkook."
"Kartunya dapat anda gunakan. Dan selamat subuh, Tuan Jeon-ssi." Lucy menyerahkan kartu berwarna hijau dan tersenyum formal. Mendapati kalau pemuda itu nyaris memaku pandangannya pada teman di sebelahnya.
"Uhn, dan satu lagi. Katakan pada teman anda yang menunduk, aku menunggunya berkunjung ke kamar 319."
Sontak Taehyung menegang. Mengangkat kepalanya yang langsung dihadiahi oleh kerlipan mata dari pemuda bergigi kelinci itu. Membuat wajahnya merah padam.
.
The sixth prompt
.
FIN
.
Writer's corner
Ini membosan kan aku tau :(
Lagi miskin ide :( tapi sok-sok an update :(Untuk chap depan, adakah yang ingin nyumbangin prompt? Entah dari penggalan lagu, dari gambar, dari apapun terserah.
Yang paling menarik entar aku buatin... Maaf, cuma satu atau dua tergantung mood, tapi kalau semua menarik dan pas ada ide, liat aja kedepannya ^•^
Someone please brings back ma mood T.T
Vell in 30th of March 2018
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
Fanfictionits just a writing prompt... aneka writing prompt yang melintas random di pikiran. sangat amat pendek... cause its just a prompt... di buat untuk ngebuat reader jadi greget dan akhirnya ngebuat versi panjang ? (jangan lupa tag aku) lets share this...