Tenth prompt
.
.
Be careful as always~~
.
.
Jungkook berdiri di depan pintu ini, lagi. Dengan berbekal mental yang cukup, mengetuk pintu itu, lagi. Di sini hujan tapi Jungkook tak perduli. Dan kenyataan kalau ini masih dua dini hari juga Jongkook sekali lagi tak mengindahkannya.Pintu di ketuk beberapa kali. Sejenak tubuhnya merasa kedinginan kala angin membawa percikan air hujan melewatinya. Tapi berkali-kali lagi, dia tak perduli. Ketika pintu di hadapannya terjerembab terbuka, senyum lega muncul di belah bibirnya.
"Taehyung~" melihat sahabatnya tepat dihadapan onyx kelam itu seketika membuat Jungkook tersenyum sumringah.
"What the hell, Jungkook?!" karena Taehyung terlampau mengenal Jungkook. Mengenal kekeras-kepalaannya terlampau baik.
"Taehyung, please. I love you." Jungkook mengambil selangkah maju, tetapi Taehyung refleks mundur.
"I've told you a thousand time that we're just a friend, Jungkook." Taehyung memijat pangkal hidungnya gusar. Terlalu lelah menghadapi sahabatnya ini. "You're more like a brother. I known you since we were like ten. So dont mess it up, I beg you." Taehyung memandang Jungkook yang terdiam kaku di hadapannya.
Jungkook menatap Taehyung lamat. Ini adalah penolakan yang kesekian kalinya dengan alasan yang sama pula. Sakit mendera sel syarafnya, tetapi Jungkook tetap bertahan. "Bu-but, Taehyung. I loved you more just a friend." menatap Taehyung dengan sorot terluka.
Merasa sangat bersalah ketika melihat tatapan penuh rasa sakit yang Jungkook berikan. Tetapi, dia tak bisa memaksa hatinya untuk jatuh ke tangan siapapun ㅡdalam kasus ini, Jungkook. Jadi Taehyung hanya ingin mereka tidak akan berada dalam hubungan yang aneh dan kaku.
"Haven't I made it obvious for you? Or haven't I made it clear enough?" Taehyung nyaris gila melihat Jungkook. Sudah nyaris setiap pekan dirinya selalu seperti ini.
Taehyung menyayangi Jungkook, tentu saja. Tapi rasa sayangnya itu tak lebih seperti saudara. Tapi tidak bagi Jungkook. Walaupun sudah menerima penolakan ribuan kali, tetapi dirinya tetap saja berdiri sekali lagi di depan pintu ini mengutarakan hal yang sama.
Kepala Taehyung nyaris pecah saat segala usahanya menyadarkan pemuda ini berakhir sia-sia. Pertama kali Jungkook mengucapkan kalimat keramat itu, Taehyung mengira itu bualan belaka. Hingga pengakuan-pengakuan berikutnya yang sampai membuat Taehyung jengah.
Hell, manusia juga punya batas kesabaran.
Dengan angkuh, Taehyung menegakkan dirinya. Menatap onyx kelam itu lamat-lamat berusaha untuk menundukkannya.
"F" jemari lentiknya menekan dada bidang Jungkook. "R" netranya tetap memandang onyx kelam dengan tajam. "I" jemarinya mendorong pelan tubuh berotot itu. "E" vokal Taehyung menguat menyentak huruf-huruf. "N" tatapannya menajam mencoba menaklukkan onyx kelam itu. "D" menekan lagi vokalnya berharap rangkaian kata itu tersampai dengan baik. "That's how you fucking spell 'friends' so get that shit inside your head. We're just friends"
Kejam memang. Tetapi Taehyung yakin, Jungkook tak akan berhenti kalau dirinya tak sekasar itu. Jungkook juga tak akan pergi sebelum dirinya membuat keributan. Jadi biarkan Taehyung bersikap seperti itu padanya.
"Is it so obvious now? So, get out right now." Dengan secepat itu pula Taehyung masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Jungkook dengan ribuan cabang pikiran.
.
Tenth prompt
.
FIN
.
.
Writer's corner
Holaaa~~ im back :")
Kalau ada yang ngeh, ini song fict~ kaga usah di sebut pasti tau kan yaaa~
Ini di buat kaga nyampe sejam gegara tak bisa molor... Untung lagu nya mudah di cerna :")
As always~ ambil prompt ini kalau merasa terinspirasi~~ hanya tag aku kedalam cerita muuu ^^.
Redd-vell in 23th of June 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
Fanfictionits just a writing prompt... aneka writing prompt yang melintas random di pikiran. sangat amat pendek... cause its just a prompt... di buat untuk ngebuat reader jadi greget dan akhirnya ngebuat versi panjang ? (jangan lupa tag aku) lets share this...