Kemenangan

12 3 0
                                    


Next

Happy reading..

Kriinggg... (Deringan jam)

Cahaya pagi telah menunjukkan sinarnya. Seluruh ruangan penuh dengan cahaya yg terang.

Dengan perlahan Dara mengerjap2 dan mencoba membuka matanya hingga terbuka dengan sempurna.

Ia melihat jam yg berdering diatas nakas menunjukkan bahwa sudah jam 7:25

"Oh tidak... Aku telatttt.." teriak Dara histreris.

Ia berlari menuju kamar mandi untuk segera mandi dan bersiap2.

****

Sudah 10 menit Dara habiskan untuk mandi dan membersihkan tubuhnya.

Ia dengan terburu2 mengganti baju dan bersiap untuk berangkat hingga menyiapkan semua perlengkapan sekolah.

Seusai semuanya telah siap Dara bergegas turun untuk sekedar meminum susu coklat yg setiap pagi Bi lastri siapkan untuknya.

"Bi, kenapa nggak bangunin aku sih?" protes Dara karna Bi Lastri tak membangunkannya pagi ini.

"Loh kenapa harus Bibi bangunin? Lagian Non Dara kan hari ini nggak sekolah. Karna ini hari libur nih Bibi dah siapin bahan2 untuk kita masak, inikan kebiasaan Non saat hari libur. Ayo Non kita masak Bibi dah nggak sabar nyicipin masakan Non yg enak itu" jelas Bi lastri sambil mengacungkan jempolnya.

"Haaaa? Aduh.... Kenapa aku jadi pikun gini sih. Iya yah ini kan hari libur. Ya udah deh Bi, aku mau ganti baju dulu habis itu kita masak" ucap Dara sambil menggaruk tengkuknya yg tak gatal.

"Hhhha, rupanya Nona muda ini sudah mulai pikun ya" ejek bi lastri.

"Iih, apaan sih bi. Kan Dara nggak tau kalo ini hari libur" ucap Dara.

"Hhhhee, iya2 non tapi ini beneran nggak tau atau pikun?" Bi lastri kembali mengejeknya sambil tersenyum jahil.

"Ih Bibi tau ah" Sangking malunya Dara langsung berlari menuju kamarnya dan segera berganti untuk bersiap2 memasak.

*****

Dihari libur ini Dara hanya melakukan aktifitasnya bersama Bi Lastri yg biasanya memasak. Itu memang hobi Dara Dari ia masih di kelas SMP.

"Non" panggil Bi Lastri di sela2 kegiatan memasak kami.

"Hmm iya, ada apa Bi?" tanya Dara pada Bi Lastri yg memanggilnya tadi.

"Non, gimana sama mas Kenzie apa Non udah baikan?" ucap Bi Lastri dengan nada sedikit rendah.

"Belum Bi, Dara nggak tau harus gimana untuk menerima kenyataan ini terlalu sakit rasanya" jelas Dara sambil menunduk sedih.

"Non, jangan terlalu larut dalam kesakitan ini. Non selama ini bisa kuat dan tegar itu adalah suatu hal yg sangat bagus. Tapi untuk kedua kalinya jangan sakit lagi kasian Den Rafael jika mengetahui keadaan Non yg seperti ini" jelas Bi Lastri sambil mengelus rambut Dara.

Tanpa sadar air mata Darapun jatuh pada tempat yg sangat tepat. Bi Lastri yg melihat Nona mudanya itu hanya bisa menatap iba. Sebelumnya Dara selalu tegar menghadapi masalah sebesar apapun bahkan yg menyangkut nyawanya sendiri. Tapi setelah mengenal Ken ia lebih cenderung bersedih lagi.

Kesedihan yg pernah muncul 3 tahun yg lalu. Walau kejadiannya berbeda namun rasa sakit yg Dara rasakan sama persis dengan kejadian 3 tahun yg lalu.

******

Malampun sudah menunjukkan kegelapannya. Dan malam ini Dara akan melawan Bian dalam perlombaan balap liar.

"Sungguh rencana apa lagi ini Tuhan? Mengapa aku harus bertemu dengan bajingan itu" batin Dara.

Sebelum terlambat Dara segera bersiap2 untuk menuju ketempat yg sudah ia janjikan bersama Bian, saat ini Dara sudah berganti pakaian dengan memakai baju hitam lengan pendek dibalut dengan jaket hitam dan dipadukan dengan celana jeans hitam serta sepatu putih dan rambut tergerai lurus. Sungguh Dara sangat cantik walau dalam penampilannya yg tomboy.

Setelah ia sudah siap, Dara segera turun menuju ke tempat dimana motor kesayangan miliknya diparkirkan.

Sebelum itu ia pamit kepada Bi Lastri agar jika Dara nanti pulang terlambat Bi Lastri tak terlalu mengkhawatirkannya. Namun satu pesan dari Bibi bahwa Dara harus berhati2 kepada Bian. Ya Bi Lastri sudah mengetahui apa yg akan dilakukan Dara malam ini karna Dara telah menceritakan kepada ARTnya itu.

*****

Diperjalanan Dara sudah siap dengan segala bahaya yg akan terjadi nanti pada dirinya. Dara juga harus berhati2 pada Bian bisa saja Balap liar itu hanya dijadikan alasan untuk menjebak Dara. Karna Dara tau Bian adalah pria yg sangat licik.

"Kali ini aku takkan membiarkan mu lolos BIAN!!" gumam Dara dengan menekan kata terakhirnya.

Setelah beberapa menit akhirnya Dara telah sampai ditempat yg akan diadakan balapan antara Dara dan Bian.

Kini Dara sudah siap dengan ancang2nya begitupun dengan Bian yg berada disampingnya. Mereka telah siap untuk memulai dari garis start. Suara sangat riuh dengan sorakan yg dilontarkan para penonton balap liar ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kalian siap? Oke 1, 2, 3 MULAI"

Bendera pemulaian dari garis start telah berkibar. Kini Dara dan Bian tengah fokus dengan balapan antar mereka.

Sesekali Bian bertingkah curang kepada Dara. Bian mencoba untuk menjatuhkan Dara namun hanya kegagalan yg ia dapat karna itu telah diprediksi oleh Dara sebelum ia akan melawan Bian. Ia tau Bian pasti akan melakukan itu.

"KAU BISA SAJA MENGHINDAR TAPI AKU TAKKAN MEMBIARKAN MU MENANG DARA" teriak Bian disela2 balapan. Namun Dara tetap tenang dan fokus pada balapan itu ia tidak ingin menjadi pacar dari seorang pengkhianat sekaligus seseorang yg telah mencelakai kakaknya.

Sudah 1 jam berlangsungnya balapan itu namun motor Dara maupun Bian belum terlihat oleh penonton digaris finish.

Namun setelah beberapa menit akhirnya terlihatlah motor Dara yg disusul oleh Bian dari belakang.

Dengan kecepatan yg Dara punya dan Bian akhirnya...

"Daannnn... FINISH"
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gimana sekarang? Ngaku kalah kan?" ejek Dara yg telah menang mengalahkan Bian. Yah dari balap liar malam ini Daralah yg memenagnkan balapan itu dan ia mendapat aplos serta hadiah yg sudah dijanjikan dalam balapan tersebut.

"Oke, Lo menang. Dan sesuai janji gue, gue nggak akan ganggu kehidupan keluarga lo" Ucap Bian.

"Oke. Jadi gue mohon jangan lagi muncul dikehidupan gue apalagi sampai mengusik keluarga gue. Dan gue nggak akan pernah jadi pacar lo" ujar Dara.

"Ya ya, gue ngerti oke. Ya udah lo bisa balik dengan tenang dan gue nggak akan ganggu lo lagi" balas Bian.

*****

Dimalam yang sudah gelap Dara segera bergegas pulang ke rumah, rasanya hari ini sangat melelahkan baginya.

Dengan mengendarai motor miliknya ia hanya bersantai sambil menikmati keheningan yang ada digelapnya malam.

Dara POV

"Akhirnya kini tiada lagi yang akan mengganggu bahkan menghalangi ku lagi, karena Bian sudah berjanji tak akan mengusik hidupku lagi" batin Dara.

Aku selalu berharap agar semuanya kembali seperti semula. Aku sangat merindukan kakakku semoga ia lekas siuman dari komanya.

"Kak.. Sadarlah, aku disini sudah berjuang untuk menjaga keluarga kita, menjagamu dari kejahatan Bian. Kini aku hanya ingin engkau siuman dan bermain bersamaku seperti dahulu lagi" ucapku yang sangat merindukan Kak Rafael.






(...............................................................................)
                                Next Part

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE BLACK [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang