4

2.9K 388 8
                                    

Jihoon mengerjapkan kedua matanya perlahan.

Semburat cahaya penerangan ruangan berangsur-angsur memasuki pengelihatannya. Mengembalikan kesadarannya secara perlahan.

Mata semi sipitnya melirik ke kiri tanpa menggerakan badan. Bingkai kayu kotak itu menampakan gelapnya malam dan kerlipan lampu-lampu malam hari. Sehingga tanpa sadar membuatnya terpaku untuk menikmatinya.

Gerah.

Jihoon pun membuka kedua kancing teratasnya dengan satu tangan dan menggoyang-goyangkan kerahnya naik-turun tak sabaran. Kemudian terdiam. Alisnya mengkerut heran.

Pakaiannya sudah berubah.

Jihoon ingat betul kalau tadi ia memakai kemeja bercorak kotak merah-hitam. Dan sekarang, secara mengejutkan, dirinya sudah berbusana piyama hitam yang berbahan ringan. Miliknya.

Jihoon menghembuskan nafas panjang. Kepalanya terasa sedikit pening sehingga jemari lentiknya pun kini memijat pelipis perlahan. Mataya terpejam.

"Aish... Memalukan," kedua tangannya kini menutup wajah frustasi. "Bagaimana bisa aku jatuh pingsan di sana??! Benar-benar memalukan. Sangat sangat memalukan" kepalanya menggeleng-geleng heran.

Sebuah bunyi notifikasi mengusiknya. Dengan cepat disambarnya handphone diatas nakas dan membuka passwordnya dengan cepat bahkan tanpa melihat.

Eomma J:
Jihoon-ah... Yak, apakah kau masih tidur?

Setelah acara menggigit pelan bibir bawah, memainkan jemari, serta memutar otaknya. Jihoon pun memutuskan untuk membalas. Walaupun sebenarnya ia masih merasa tidak enak.

Jihoon:
Ani, waeyo?

Jihoon terasa seperti tersambar petir hingga tubuhnya melonjak saat di detik yang sama Jeonghan membalas pesaannya. Membuatnya merinding.

Sebenarnya dia tuh manusia macam apa, sih? Ngetik kok kayak nelan air. Pikir Jihoon

Eomma J:
Syukurlah...

Eomma J:
YAK!

Eomma J:
KALAU DINASIHATI ORANG ITU DENGARKAN! Aish... KEMANA, SIH, KUPINGMU ITU? HANYA HIASAN?

Jihoon mem-pout-kan bibirnya dengan alis mengkerut. Kesal sekaligus heran dengan kecepatan Jeonghan untuk berubah bentuk dari peri berhati mulia hingga iblis penuh kegalakan dengan durasi tidak sampai satu detik lamanya.

Eomma J:
Tahukan kau tadi bagaimana jantungku rasanya seperti belepotan di lantai saat Woonwo berteriak histeris?

Jihoon:
Memang dia histeris?

Eomma J:
Ya.. Tidak juga sih...

Jihoon mendengus.

Jemari Jihoon sedang mengetik untuk membalas saat Jeonghan mengirimkan kembali pesannya.

Eomma J:
TAPI...

Eomma J:
Aku tidak bohong saat ia berseru kencang... tadi...

Jihoon menghapus pesan yang sudah setengah jalan ia ketik. "Ha! Hiperbolis seperti biasanya, hyung."

Jihoon:
Hahahahahaa

Eomma J:
Yak! Sungguh yaaa... Anak satu ini!

Jihoon tertawa terpingkal-pingkal sambil memukuli kasur. Kini dirinya bahkan sudah terduduk dengan ganjalan dua bantal di punggungnya.

 [✔] Hardworking || Soonhoon (BxB) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang