19 : Malam Pertama (19+)

249K 8.2K 489
                                    

Sarah menatap cincin yang saat ini melingkar manis di jarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarah menatap cincin yang saat ini melingkar manis di jarinya. Sarah mendesah kecil, kini resmi menikah dengan Steve dan menjadi istri lelaki itu. Sarah mengangkat kepala dan kembali melihat penampilannya di depan cermin. Rona merah segar kembali mewarnai kulit wajahnya yang begitu pucat di antara cahaya temaram kamar tidur.

"Cheers!" Suara bising di ruang tamu itu menyadarkan Sarah bahwa gadis itu tidak sendirian di apartemen Steve. Sarah mendesah sedih untuk kesekian kali.

Sarah tidak nyaman dengan semua itu. Aroma alkohol dan rokok adalah sesuatu yang paling dibenci Sarah, tetapi tidak bagi Steve. Lelaki itu menyukai apa yang tidak disukai Sarah, termasuk mengundang para sahabatnya yang mengerikan itu ke apartemen untuk berpesta.

Namun lebih dari itu, Sarah setidaknya dapat bernapas lega. Steve tidak akan melakukan sesuatu yang biasa dilakukan pasangan suami-istri. Malam pertama. Sarah tidak siap untuk melakukan itu. Sarah pernah mendengarnya dari salah satu siswi di kelas. Seks itu menyakitkan.

Ya, perlu diketahui, seks bukanlah hal tabu di Inggris. Rata-rata para gadis seusianya telah kehilangan keperawanan, tetapi untuk seseorang seperti Sarah itu adalah sesuatu yang sensitif. Sarah tidak akan melakukannya bersama dengan sembarang orang. Sarah akan melakukannya dengan suami yang benar-benar mencintainya. Karena terlalu banyak berpikir, Sarah mulai merasakan kantuk. Matanya terasa begitu berat untuk terbuka.

"Sepertinya Steve akan tidur di ruang tamu." Dilihatnya jam digital yang berada di samping lampu tidur. Waktu telah menunjukkan pukul sembilan malam.

Sarah berdiri dan berjalan menyusuri tempat tidur. Lalu diikatnya tali pada gaun tidur yang melingkar di leher, menyembunyikan dada yang membusung ke depan. Tidak menunggu lama, kegelapan menguasai diri Sarah. Sarah tertidur dengan lampu tidur masih menyala.

****

Steve menegak habis sekaleng bir untuk kelima kali. Rasa terbakar di tenggorokannya bagaikan rangsangan menyenangkan. Ototnya yang tegang kembali relaks hanya dengan meminumnya.

"Mari kita bersulang untuk sahabat kita, Steve, yang hari ini resmi menikah!"

Steve melirik ke arah Sky. Sahabatnya yang satu ini memang juara jika diajak berpesta dan tentu saja bergosip. Di sampingnya duduk Leah―pacar Sky―yang telah Sky kencani selama hampir dua bulan ini.

"Apa Sarah hamil, Steve?" Pertanyaan itu membuat perhatian Steve teralihkan. Dia melihat Kyle bertanya dengan nada mengejek. Tangan yang beberapa hari lalu itu bagaikan mumi, kini sepertinya sembuh total. "Aku sempat tidak percaya kau menikah saat kelulusan masih beberapa bulan lagi, Steve," ucapnya dengan bibir melengkung ke atas.

Tears of Sarah [21+] / Repost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang