"Karna Namamu yang slalu terselip disetiap Doaku"
retnoamelia48
Matahari mulai menampakan sinarnya,embun masih membasahi dedaunan yang nampak hijau segar dengan bunga yang mengembang
Gadis berkhimar putih itu kini berdiri di halte dengan tangan yang dipenuhi dengan Buku- buku.Mata nya tak henti-hentinya menelisik kearah kanan kiri begitupun seterusnya,sampailah yang di tunggu tibaBeruntung saja sekarang jalanan sedang lengglang angkot yang ditumpangi zahra melaju dengan leluasa hingga sampailah ia di kampus tercinta
"Zahra!"
Panggilan itu membuat langkahnya terhenti
"Kamu cantik Ra..." Ucap lelaki itu membuat Zahra melotot
"Vis! Tapi benar kok,kan kamu cewek"
Tanpa niat menimpali ucapan Dimas gadis itu berlalu untuk menunggu kelas nya yang akan dimulai 25 menit lagi
"Ra kamu marah ya?" Tanya Dimas
Zahra mendengus kesal
"Aku gak marah kok Dimas Aditya pratama Ketua Senat terkeren sekampus" Ucap Zahra"Beneran Ra?" Balas Dimas dengan girangnya
" Ya beneran masa bohong tapi..." Zahra tak Melanjutkan ucapan nya
"Tapi apa coba" Sahut Dimas
"Tapi ya..1% benar dan 99% nya bohong" Ucap zahara seraya berjalan meninggalkan zahra
"Kamu nyebelin tapi aku sayang kok" Jawab Dimas dengan lirih
Zahra tak mendengar perkataan Dimas karna dia berjalan dengan cepat
"Ra tunggu aku mau ngomong" Ucap Dimas seraya mengsejajarkan langkah nya dengan Zahra
"Apa?" Tanya Zahra singkat
"Kamu mau temenin aku ke Toko Buku gak?"
"Enggak " Timpal Zahra dengan cepat
"Please ikut ya Ra,Kamu tenang aja Kita gak berdua kok lagian aku udah janjian sama temen aku jadi kita bertiga" Bujuk Dimas kepada Zahra
Zahra sesekali melihat jam yang melingkar di tangan nya " Ya udah aku ikut kamu tunggu di Parkiran aja Dim" Jawab Zahra sembari berlalu meninggalkan Dimas
"Siap Bu boss" Ucap Dimas dengan penuh semangat
Tak bisa di pungkiri Dimas sangat bahagia mendengar jawaban Zahra dengan wajah berseri-seri dimas melangkahkan kaki nya menuju masjid untuk melaksanakan shalat dhuha
Dimas membuka sepatunya dan dia perlahan melangkahkan kakinya untuk mengambil air wudhu.Dimas baru menyelesaikan shalat Dhuha nya Tak lupa Dia Berdoa dan menegadahkan tangan nya ke langit
" Ya Allah...Aku tidak tau apakah aku salah selalu menyelipkan namanya disetiap do'a ku Hamba mungkin bukan orang yang baik Untuk gadis seperti dia tapi hamba akan selalu memperbaiki diri untuk berusaha
Taat padamu karna hamba yakin perempuan yang baik diciptakan untuk laki-laki yang baik dan hamba berharap semoga Dialah perempuan itu""Aminnn" Ucap Dimas seraya mengusap wajahnya
Ya, dia adalah Dimas Aditya Pratama seseorang laki-laki berparas tampan dan berwibawa ditambah gelar ketua senat yang melekat di kampusnya menabah citranya semakin menawan dimata kaum hawa
Sementara itu Zahra yang sedari tadi menunggu kelas dimulai dia memutuskan untuk melaksanakan shalat dhuha terlebih dahulu karna kelas nya baru akan dimulai 10 menit lagi Dengan langkah cepat zahra berjalan kearah masjid
"Loh Ra kelas kamu belum dimulai?" Tanya Dimas yang berpapasan dengan Zahra di teras masjid
"Kelas aku mulai nya masih 10 menit lagi jadi aku mau shalat dhuha dulu,Aku duluan ya Dim" Jawab Zahra
"Assalamu'alaikum" Ucap Zahra sembari melangkahkan kaki nya kemasjid
"Waalaikumsalam" Jawab Dimas
"Bagaimana aku tak menyukaimu Ra?Karna sifatmu yang membuat aku terpesona" Lirih Dimas dalam batinya
Sementara itu Zahra telah selesai melaksanakan Shalat Dhuha lantas dia Berdzikir kepada Allah tak lupa Dia Berdoa
Zahra mengangkat kedua tangan nya dan menegadahkan kepalanya ke langit"Ya Allah maafkan hamba yang tidak bisa melupakan semua kejadian dimasalalu
Maafkan hamba yang terus menerus terpuruk dalam lemabaran masalalu yang begitu menyakitkan Hamba ingin sekali meniru Kisah Cinta dalam Diam Fatimah Az-Zahra dengan Sayidina Ali karna mereka menyimpan rasa cinta mereka dengan rapat hingga setan pun tak mengetahuinya.Aku tau aku tak sesolehah fatimah yang begitu sempurna tapi bolehkah aku menginginkan sosok pendamping seperti Sayidina Ali?
Aku mohon ampunilah segala dosaku berilah jalan terbaik bagiku dan aku minta jika dia bukan orang yang ditakdirkan untuk ku maka Hapuskanlah namanya dihati ini karna aku tau mengiklaskan lebih berat dari pada melupakan.Setelah selesai Shalat Zahra merapikan mukena berwarna putih dengan corak batik yang dia bawa kemana-mana
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang
"Ra...Kamu lama lama banget deh do'a nya jangan...jangan...kamu lagi ngedoain Azmi ya.." Ucapnya terpatah-patah
Sontak saja Zahra menoleh ke sumber suara, ya karna di kampus Panggilan Bani adalah Azmi karna panggilan itu diambil dari nama akhir Bani yaitu Arbani Pradipta Azmi
"Ihhh kamu ...aku kirain siapa dasar Sabiya Nasira Raesha" Gerutu Zahra dengan cepat dia melanjutkan pembicaraan nya
"Emang salah ya aku berdo'a nya lama?" Tanya Zahra kepada sahabatnya itu
"Ya..enggak salah sih yang salah itu kamu ngedoain orang yang belum tentu juga ngedoain kamu dalam setiap sujudnya terus kalo dia ngedoain orang lain kamu bisa apa Ra..?" Ucap Biya dengan pandangan mengintrogasi
Zahra menjingjing tas nya dan beranjak dari duduknya
"Mendingan kita ke kelas aja" Ucap Zahra mengalihkan pembicaraan
"Kok kamu gak jawab Ra? terus Dimas gimana? Tanya biya kembali
"Dimas?emang ada yang salah dengan sikap nya kepada Dimas? Apakah salah mempunyai seorang sahabat seperti Dimas?" Ucap Zahra dalam hatinya
TBC Guys
Maaf baru Up soal nya lagi sibuk semoga gak lupa sama alur ceritanya dan jangan lupa Vote sama Comment terimakasih🙏
![](https://img.wattpad.com/cover/136017365-288-k481951.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
SpiritualSenjapun mengajarkan kalau yang indah juga akan tenggelam karna Ketika senja datang menjelang sebuah harapan akan terkenang