"Kita anterin Kaela dulu, abis itu kerumah gue buat ambil baju, baru kerumah lo, Luke." Kata Seli panjang lebar.
Mendengar itu ia menggeleng tidak setuju, "gak ah, gue pulang sendiri aja."
"Oke, kita kerumah Kaela dulu," timpal Luke, langsung membuka pintu kemudi mobil, menatap bingung kearah dua cewek di seberang mobil itu. "Kalian mau pada di luar aja apa gimana? Mau naik ke atas mobil?"
Horor, tatapan yang ditunjukan Kaela pada Lucas.
Didorong Seli, dengan berat hati Kaela memasuki mobil, Seli mengikuti di belakang. Biasanya Kaela memang nebeng mobil Seli kalau pulang sekolah. Selain karena rumah mereka searah juga karena mengirit ongkos, dan karena sejak Fela jadian sama Gio, Kaela tidak bisa nebeng motor Fela lagi. Jadi, gak salah kan? Lagian Seli yang memaksa Kaela ikut. Berhubung keluarga Seli sedang pergi, kak Arsa gak bisa jemput. Yah, atas paksaan Seli juga, Kaela harus satu mobil dengan Luke.
Padahal ia bisa pulang sendiri loh! Minta jemput kakaknya atau pesan ojek online.
"Heh, satu ke depan sini, gue bukan sopir taksi kali." suara Luke menggelegar, Kaela dan Seli saling pandang. "Cepet elah."
Jelas, Kaela tidak mau duduk di samping Luke. Beberapa saat lalu ia baru menyadari betapa Luke sangat menyebalkan. Bagi artis, mempunyai haters memang sudah biasa. Walaupun Kaela mempunyai fans tapi ia tidak pernah siap mempunyai haters, ya. Dan lagipula ia bukan artis.
Terus apa-apaan tuh tadi? Pendek, udik, satu lagi apa tuh? Pokoknya kata-kata yang gak enak didengar orang normal. Ingin rasanya Kaela meneriakan kata-kata kasar didepan wajah cowok jakung itu, seperti damn you! misalnya.
"Lo aja sana. Lo kan pacarnya." Seli menyikut lengan Kae.
Kaela melotot, bersiap memprotes. "Iya, tapi pacar-"
"Bener tuh, sini Telolet. Biarin Seli di belakang."
"Nama gue Violet! Bukan Telolet! Lagian kita cuma pura-pura pacaran, jadi bersikaplah seperti gak kenal." Kaela mengingatkan. Bersedekap, membuang muka kearah jendela.
"Lo mau perjanjian kita batal hah? Gue bisa kasih tau Dela kalo kita cuma pura-pura pacaran."
"Namanya Fela bukan Dela! Dodol." Kae menegakan badan lalu menoyor kepala Luke, "paling lo cuma modus."
Bekas toyoran Kae ia usap. Dengan gerakan seolah membuang debu. Membuat Kaela semakin kesal sedangkan Seli sudah tertawa sejak tadi. "Lo berharap dimodusin gue ya?"
Bergidig ngeri, Kaela mengacuhkan pertanyaan Lucas. Kembali ke posisi sebelumnya.
"Yaudah sih Luke, jalan aja napa. Gue yang saudara lo juga gak mau duduk samping lo." Seli menjulurkan lidah, "apalagi Kaela."
"Idih, lagian siapa yang mau duduk bareng sama lo Sel?" tanya luke, "gue juga ogah kali."
"Terus kenapa tadi lo seolah nyuruh salah satu diantara kami duduk di depan?! Padahal lo cuman pengen duduk bareng Kaela kan? Ngomong dong!"
"Yaelah, gue kan cuma basa-basi. Yaudah deh. Ribet ngomong sama anak onta."
Mendengar namanya dibawa-bawa, Kaela merasa tidak suka. Dan mendengar percakapan tadi, ia simpulkan kalau Luke ingin duduk bareng Kaela di depan? Maksudnya Kaela duduk di bangku sampingnya Luke, bukan di pangkuannya ya! Kalian jangan ngeres, loh.
"Lo ngatain mama gue onta hah? Aduin nih." Seli bersiap dengan ponselnya, tapi langsung direbut Luke dari depan. Ia memasukan ponsel Seli ke dalam saku celana.
"Baperan abis."
"Ah! Luke balikin gak!" memajukan tubuh berusaha menjangkau saku celana Luke. Luke meronta-ronta sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Boyfriend [Revisi]
Teen Fiction"Gila gila gila! Semuanya gila! Ngga mungkin kita bisa pacaran secapat itu!" "Kenapa ngga mungkin?" "Lo ngga suka sama gue! Gue juga ngga suka sama lo!" "Lo mau gue suka sama lo? Oke." "Engga... Ngga gitu, ..."