KEDUA#Vanyan!

15.2K 553 11
                                    

Sesampai di depan rumah, Vanessa berjalan mendekati pintu rumahnya ia meraih gagang pintu. Dan, yang benar saja pintu rumah Vanessa terkunci. Vanessa mengetuk berkali-kali pintu rumahnya, namun tak ada sautan dari seseorang.

Vanessa membuang kasar nafasnya dan berjalan ke arah belakang rumahnya, tiba-tiba saja seorang wanita memanggilnya dari belakang.

"Nak, mama sama papa kamu tadi bilang mau pergi dan dia nitip kunci ini sama ibu."

Vanessa menghela lega nafasnya dan mendekati wanita itu, "Terima kasih bu." jawab Vanessa dan dibalas senyum oleh wanita itu.

Vanessa kembali mendekati pintu rumahnya dan memasukkan kunci yang ibu tadi berikan,

Vanessa mengerutkan dahinya, "Kok nggak bisa?" ia segera menatap sejenak kunci itu, "Aghh!" teriak Kesal Vanessa.

Gadis malang itu diberikan kunci kamarnya saja dan tidak dengan kunci rumah. Dengan cepat, Vanessa berjalan ke belakang rumahnya dan mendekati pohon besar yang berada tepat di sebelah kamarnya.

Dengan bakat memanjatnya, Vanessa begitu lincah memanjat pohon besar itu untuk bisa masuk ke dalam kamarnya. Karna itu salah satu jalur yang bisa ia lewati jika terjadi kejadian seperti ini.

Ia mengambil kunci jendelanya yang bergabung dengan kunci kamarnya, lalu ia segera membuka jendela itu dan masuk ke dalam. Sampai di dalam kamar, Vanessa menghela nafas lega dan melempar tubuhnya ke atas kasur.

"Ah, sialan." gumamnya kesal.

Vanessa menatap dalam langit-langit kamarnya, "Gue harus mandi, dan tidur." gadis itu segera melempar rasa malasnya dan pergi mandi.

Setelah selesai mandi, Vanessa mengganti bajunya dan mengeringkan rambut panjangnya yang basah di depan cermin kamarnya. Kemudian, terdengar dering panggilan dari handphone Vanessa.

Ia menoleh ke arah ponselnya yang berada di atas kasur, "Lagi?" gumamnya.

Vanessa bangkit dari duduknya dan mengambil ponselnya,

📞Mamakedua

"Vanessa? Kamu udah sampe kerumah?"

"Iya, bu."

"Minggu ini, bakal ada classmeeting. Jadi, agar tidak membosankan. Ibu minta, kamu dan anggota OSIS lain pikirin lomba yang cocok."

"Hm, proposal terakhir di kumpul kapan bu?"

"Kalo bisa besok proposal harus sudah jadi."

Mata Vanessa membulat, "Egh, i-iya bu." ia menggaruk kepala belakangnya.

"Apa kamu ada saran lomba?"

Vanessa berpikir sejenak, "Hmm," gumamnya masih berfikir.

"Ah, gimana kalo lomba dansa dengan menggunakan topeng bu? Sudah di pastiin yang minat banyak."

"Baiklah, ide bagus. Kamu rapatkan lagi dengan anggota OSIS yang lain ya!"

"Iya bu."

"Baiklah, ibu tutup."

Telpon itu dimatikan.

Vanessa mengangkat kedua kakinya ke atas kasur dan memeluk lututnya, "Lomba dansa bertopeng? Ah, Van. Lo bener-bener ngaco deh." ia mengacak-ngacak rambutnya kesal.

Tangannya kembali meraih handphone dan mengabari kepada seluruh anggota OSIS, tentang lomba yang ia sarankan kepada pembina OSIS. Tak disangka, semuanya begitu setuju dengan ide Vanessa.

Ketua Osis VS Anak Murid Baru [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang