03. Kenalan.

12 2 0
                                    


Sedari tadi tak henti-hentinya Rae berdecak kesal karena Erlan yang duduk disampingnya terus menggoda, padahal Bu Eva -guru sejarah sedang menerangkan materi di depan menggunakan infocus.

"Lan, diem kenapa sih!"

"Rae, lo cantik banget sih."

"Apaan sih, Lan! Gak bisa diem banget."

"Pake parfume apa sih, Rae? Wanginya bikin gue betah nempel terus sama lo."

"Bisa diem gak sih?! Hubungannya sama lo apa emang?"

Erlan emang sialan, tak henti hentinya ia nempel terus ke Rae, kadang ia mencolek colek Rae, lalu sengaja mendekatkan bangkunya membuat Rae yang duduk dipojok semakin terpojok.

"Lan bangku lo geserin gak!" bukannya menggeser lebih jauh, tapi Erlan malah makin menggeser bangkunya lebih dekat.

"Lan lo apaan sih. Najis tau gak!" Erlan terkikik geli mendengar penuturan Rae, "Najis-najis juga nanti pasti lo suka." jawab Erlan seenaknya.

"Gimana Indonesia mau maju, kalo generasi cowoknya kayak lo gini. Sampah tau gak!" ketus Rae.

Erlan diam. Mendengar perkataan Rae membuat hati Erlan tersentil. Ia marah kepada Rae, karena Rae mengatai-nya sebagai sampah. Dengan begitu Rae sama saja menginjak harga dirinya.

Erlan makin merapatkan bangkunya, membuat bangku mereka berdua benar-benar menjadi satu, Erlan menunjukkan smirk yang tak bisa diartikan.

"Dengan tidak sengaja, lo ngatain gue sampah?"

"Nah itu lo sadar kalo lo emang sampah!"

Erlan melirik ke arah depan, lalu tersenyum penuh kemenangan saat melihat Bu Eva yang kini keluar kelas.

Erlan memegang kuat pergelangan Rae, lalu berdiri dan menarik Rae keluar kelas.

"Lo ikut gue!" tegas Erlan. Kelas yang semula ramai tiba-tiba mendadak hening. Risyal yang duduk dibarisan paling belakang melihat pun bingung dengan Erlan yang menarik -oh ralat lebih tepatnya menyeret Rae keluar kelas, entah mau dibawa kemana Rae itu.

"Lan lo mau bawa anak orang kemana? Ketauan Bu Eva lo berdua masuk BK." ucap Oka. Tapi sayang pertanyaan Oka tidak terjawab karena Erlan dan Rae sudah lebih dulu keluar.

"Lan lo apaan sih?"

"Lan mau kemana?"

"Lan lepas dong sakit tau!"

"Lan nanti ketauan guru!"

"Diem lo jangan berisik!" ketus Erlan.

"Lan jangan macem-macem deh!"

Rae tidak tinggal diam, sementara tangan kanannya yang diseret Erlan, tangan kirinya mengambil ponsel yang ada di saku lalu membuka aplikasi LINE. Dan membuka roomchat-nya dengan Risyal yang kebetulan ada di paling atas.

Ragheaas : Tlng.
Read 08:15

Rae hanya mampu mengirim pesan empat huruf itu dan langsung dibaca oleh Risyal, karena selanjutnya ponsel yang dipegang Rae jatuh, karena Erlan menyeretnya lebih kuat, sehingga membuat Rae oleng.

Rae sadar bahwa Erlan membawanya ke kamar mandi anak laki yang berada di pojok koridor sebrang. Entah  Erlan yang keberuntungan karena kamar mandi cowok ini sedang sepi atau Rae yang sedang sial.

"Masuk lo!"

"Lan ini kamar mandi anak cowok loh."

"Banyak bacot lo jadi cewek!" Erlan lalu mendorong Rae, membuat Rae kepala Rae terpentok ke wastafel, mungkin kalau tidak ada westafel Rae akan jatuh ke lantai, dan akan semakin parah.

"Awch. . ." jidat Rae tidak berdarah, hanya saja sedikit biru keunguan-unguan.

"Lo tau gak kalo lo banyak bacot, lo gak tau diri, lo sok jual mahal!"

"Apaan sih Lan. Gue gak ngerti."

"Gue suka sama lo tapi lo sok jual mahal, sedangkan lo lagi ngemis-ngemis cintanya cowok lain. Berarti lo sama aja murahan!"

"Cuma itu, Lan? Gak kayak gini caranya!"

"Gak, gak cuma itu. Lo ngatain gue sampah?! Sama aja lo nginjek harga diri gue."

"Gue ngomong sesuai fakta kali!" tegas Rae tidak mau kalah.

"Eh. . .?" Rae dan Erlan yang lagi cek-cok itu pun menoleh ke arah sumber suara.

"Romeo!" gumam Rae.

"Kalian berdua ngapain dikamar mandi cowok, mau ngelakuin hal macem-macem ya?" tuduh Romeo seenaknya.

Rae buru-buru mendekat ke Romeo. "Gak gitu, Rom. Tadi si Erlan narik gue ke luar kelas terus bawa gue kesini. Dia marah karena gak gue balas perasaanya, dia juga marah karena gue katain sampah. Gimana gak gue katain sampah orang dia aja dikelas selalu ganggu gue. Gue itu risih." celoteh Rae panjang lebar.

Romeo mengerutkan keningnya, "Udah ngocehnya? Btw lo tau nama gue dari mana?"

Rae dibuat melongo oleh balasan Romeo, sementara Erlan masih diam saja. "Eum. . . Siapa sih yang gak kenal sama lo, lo aja yang gak kenal sama gue."

Romeo menaikkan sebelas alisnya. Dengan percaya diri Rae mengangguk, "Kalo gitu kita kenalan. Nama gue Raghea Syaquila, panggil Rae boleh, kalo mau manggil cantik juga boleh." ucap Rae sambil mengulurkan tangannya.

Romeo menyambut uluran tangan Rae, sambil tersenyum.

Erlan yang melihat itu berdecih, "Murahan!" gumam Erlan pelan.

"Rae lo gak kenapa-napa kan?" tiba-tiba Risyal muncul di belakang Romeo.

Rae tersenyum ke arah Romeo, "Rom makasih yang udah nolongin." Romeo mengangguk ia cengo seketika.

Rae kembali buru-buru ke Risyal dan menyeret Risyal keluar dari daerah kamar mandi cowok, jika ada guru yang melihat bisa gawat, nanti Rae akan disangka macam-macam.

Rae menyeret Risyal untuk kembali ke kelas, meninggalkan Erlan dan Romeo yang masih di sana.

"Rae gue panik tau, tadi gue nemu ponsel lo di depan kelas Bahasa 1. Lo gak diapa-apain kan sama Erlan?"

Rae mendengus, "Lo gak liat nih jidat gue biru gara-gara Erlan." ucap Rae sambil menunjukkan jidatnya yang biru, "Erlan kalo marah serem juga, dia marah-marahin gue, untungnya si Romeo dateng. Kalo enggak gak tau deh gue."

"Lagian emang lo kenapa sih?"

"Tadi gue risih diganggu terus sama Erlan, terus gue kesel gue katain dia sampah, eh dia langsung nyeret-nyeret gitu. Tapi gue ngerasa beruntung karena dengan Erlan bawa gue ke kamar mandi cowok gue bisa ketemu Romeo, ngobrol panjang lebar lagi."

"Jadi lo mau kayak gitu lagi?"

"Ih enggak! Amit-amit deh, Erlan itu serem juga, duh gimana ya nanti kalo Erlan balik kelas." ucap Rae sambil panik, "Beruntung juga sih tapi jadi kenalan sama Romeo."

"Dasar sinting!" Risyal mengacak-acak rambut Rae dengan gemas.

"Cal, gue pindah tempat duduk jadi sama lo ya. Sama makasih juga udah selalu ada buat gue. Emang deh best friend gue banget."

"Apa sih yang enggak buat kesayangan gue yang satu ini" balas Risyal sambil menjapit hidup Rae dengan jarinya.

"Ih Ical!!"

- 3R -

a/n cerita ini memang agak rumit, tapi pelan-pelan juga kalian pasti ngerti.

vote jika suka, jika tidak tinggalkan tanpa jejak^^




3RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang