27- Suka, Tapi dulu

7.9K 219 1
                                    

Pagi ini Rainna bersiap menuju kantor karna ada beberapa hal yang harus di urusnya, baru setelah itu ia akan ke rumah sakit. Aris belum juga sadar dari komamya, Bella di temani Reihan, Kiara dan Kevin terlebih dulu ke rumah sakit. Thomas sedang berada di London karna ada yang harus diurusnya.

"Ok Afifah tolong bawakan berkas yang harus aku tanda tangan ya." Perintah Rianna pada Afifah saat sampai di depan ruangannya.

"Baik bu" Ujar Afifah hormat

"Yansen sayang, main dulu sebentar disini ya. Habis itu kita bertemu Daddy ya sayang?" ucap Rainna

"Iya Mom"

"Misi bu, ini yang harus di tanda tangani. Sebentar lagi ibu ada meeting dengan pemilik hotel Angkasa Langit." Ujar Afifah

"Loh, buat apa lagi hotel itu minta bertemu?" tanya Rainna

"Sudah lama sebenarnya bu, tapi ibu kan waktu itu minta mengatur ulang semua jadwal. Nah hari ini jadwalnya bu" jelas Afifah

"Okelah kalau begitu, langsung di tanggapi ya. Tapi saya tidak bisa lama, untuk beberapa waktu ini tolong atur jadwal saya sampai jam makan siang saja ya."

"Baik bu"

Afifah menyiapkan segala keperluan Rainna meeting. Ketika semua selesai ia siapkan, Afifah dan Rainna melaju menuju ruang meeting.

"Selamat pagi pak, perkenalkan ini ibu Rainna, pemilik perusahaan ini." Afifah memperkenalkan Rainna dengan pemilik Angkasa Langit yang tak lain adalah Langit, anak dari Pradipta.

"Selamat pagi bu Rainna, senang berjumpa dengan anda lagi." Sapa Langit

"Ya selamat pagi, silahkan duduk" Rainna mempersilahkan.

"Terimakasih"

"Ada apa anda kesini ya? Sepertinya penting sekali hingga menemui saya." Ujar Rainna dingin

"Wah anda ibu yang sungguh hebat ya, sampai anak pun di bawa ikut meeting." Ujar Langit

"Afifah, tolong kamu bawa Yansen ke ruangan saya ya. Kunci pintunya jangan sampai ada yang masuk. Suruh bodyguard di bawah naik untuk berjaga di depan ruang meeting dan ruangan saya." Bisik Rainna pada Afifah. Sedang yang di bisikin hanya mengangguk paham.

"Anda kayaknya kurang sopan bu kalau harus berbisik, sedangkan ada saya disini." Sahut Langit

"Baiklah to the point aja Langit. Apa maksudmu datang kesini?" tanya Rainna ketus

"Kamu berubah ya Rain" ujar Langit

"Sikapmu dan ibumu yang buat aku berubah Langit. Tak sadarkah kamu dengan semua perkataanmu?"

"Salahku apa Rain?"

"Kamu gak salah, yang salah aku yang pernah menyukaimu." Sahut Rainna dengan nada tajam.

"Kau menyukaiku Rain?" tanya Langit

"Ya aku menyukaimu, tapi itu dulu. Sekarang tidak lagi" ujar Rainna ketus

"Aku kira kamu tidak menyukaiku karna kau sudah punya anak Rain." Ucap Langit pelan

"Kau bodoh Langit, sejak kapan perutku membuncit? Terlebih sejak kapan kau lihat aku terbaring di rumah sakit karna melahirkan? Dan mana ada anak di lahirkan langsung besar?" ujar Rainna bersungut-sungut marah.

"Bodoh, aku salah paham" ujar Langit pasrah

"Ya memang kau bodoh Langit, kau tak pernah bertanya siapa anak itu."

"Tapi kau bilang itu anakmu, terlebih lagi kau sangat marah ketika mamahku berlaku seperti itu."

"Siapa yang tidak marah jika orang mengatai mu tidak berpendidikan dan punya anak haram Langit?" tanya Rainna dengan tetesan air mata yang tak dapat di bendung lagi.

"Maafkan aku Rain, maafkan aku" Langit memohon

"Asal kau tau Langit, aku bukan wanita yang lemah lembut dengan segala kelemahannya. Aku bisa sangat kasar dengan orang yang sudah menginjak-injak diriku dan keluargaku."

"Maafkan aku Rain please" Langit terus memohon dengan air mata yang tak dapat ia tahan.

Rainna pun menceritakan bagaimana kronologinya mendapatkan Yansen hingga ia mengetahui fakta bahwa Yansen adalah anak dari kembarannya.

"Rain, maukah kau memaafkanku?" tanya Langit seraya memeluk Rainna dari belakang dengan Rainna yang memandang jauh ke arah jalan dari jendela ruang meeting.

"Aku memaafkanmu Langit, tapi__" Rainna menggantung kata-katanya.

"Tapi maaf, aku tak bisa menerimamu dalam hidupku." Ujar Rainna seraya memejamkan mata karna teringat janjinya pada Anna.

"Kenapa Rain?" tanya Langit yang tak terima dengan penolakan Rainna.

"Karna aku sudah punya kekasih" jawab Rainna singkat

"Kekasih? Siapa Rain?" tanya Langit seraya memegang pundak Rainna untuk menghadapnya.

"Seseorang yang mungkin kau tidak kenal Langit." Jawab Rainna singkat

"Siapa Rain? Apa dia bapak dari anak itu?" tanya Langit lagi

"Ya, dia bapak dari anakku"

"Dia bukan anakmu Rain, jangan kau korbankan dirimu untuk menikah dengan papahnya." Ucap Langit masih tak terima

"Dia anakku Langit, dia butuh aku dan daddynya." Teriak Rainna marah

"Please Rain, jangan siksa dirimu dan aku" ujar Langit pasrah

"Aku gak menyiksa siapapun Langit, tolong jangan paksa aku. Kita punya kehidupan masing-masing sekarang. Aku rasa, perasaanmu terhadapku juga hanya rasa suka biasa dan kamu pasti akan segera melupakan ku." Jelas Rainna

"Gak Rain, aku sayang sama kamu. Aku gak mungkin bisa melupakanmu semudah itu." Ungkap Langit

"Pasti bisa, coba lah" ujar Rainna meyakinkan dirinya dan Langit lalu menyeka airmatanya dan keluar dari ruang meeting.

"Rain" panggil Langit lagi

Rainna menghiraukan panggilan Langit dan melenggang meninggalkan Langit diruang meeting sendiri. Kedua bodyguar Rainna mengikutinya menuju ruangan.

Sesampainya di depan ruangan, pintu di buka oleh Afifah dan menampakan Yansen yang sedang mencarinya juga Afifah yang sudah sedikit berantakan.

"Anak mommy kenapa nangis hmm?" tanya Rainna seraya menggendong Yansen.

"Hiks mommy manah ajah?" tanya Yansen

"Hahaha, kan mommy lagi meeting sebentar sayang. Udah jangan nangis, minta maaf tuh sama tante Afifah."

"Maap ante" ujar Yansen

"Iya gak apa-apa sayang" ucap Afifah tulus.

"Makasih ya Fah, maaf buat kamu jadi berantakan." Sahut Rainna tulus meminta maaf pada Afifah.

"Iya gak apa-apa bu" jawab Afifah ramah

"Kalau gitu aku pulang ya Fah, tolong di email jadwal barunya ya." Pamit Rainna

"Baik bu"

Rainna dan Yansen pun melenggang pergi dari gedung pencakar langit William Corp menuju rumah sakit. Rainna ingin Yansen tau jika Daddynya sekarang butuh dia.

Bersambung...

Rainna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang