Cepat atau lambat perpisahan ini akan segera terjadi. Banyak yang ingin Aleta sampaikan tapi ia sudah tak sanggup berkata-kata.
"Terimakasih untuk segalanya kak Rian untuk pertemuan yang singkat ini untuk senyuman itu untuk kata-kata yang pernah kau ucapkan kepadaku untuk sapu tangan ini yang akan selalu aku simpan dalam gengamanku dan pikiranku,terimakasih untuk semuanya. Dari mu aku belajar banyak,tentang ketulusan cinta tentang pengorbanan tentang keikhlasan tentang semuanya. Aku tidak akan menyesal semua ini terjadi tapi aku akan bersyukur semua ini pernah terjadi. Aku diam bukan berarti aku tidak mencintaimu tapi aku diam karna aku menjagamu,menjagamu melalui doa. Selamat tinggal kak Rian semoga Tuhan memberikan terbaik untuk dirimu." Batin Aleta kata terakhir Aleta meneteskan air mata diikuti musik tarian yang usai.
Suara tepuk tangan dari penonton.Aleta berbalik dan lari meninggalkan panggung.
Aleta gak kuat Aleta menangis di toilet.
"Maafkan aku kak Rian aku gak bisa menepati janji ku untuk tidak menumpahkan air mataku lagi." Ucap Aleta yang membuat tangisannya semakin pecah
Seminggu telah berlalu kini Aleta benar-benar kehilangan Rian. Yang dulunya masih bisa melihat senyumannya kini sudah tak ada lagi. Yang dulunya selalu melihat raga Rian hanya untuk memastikan baik-baik saja kini benar sudah hilang. Tak ada lagi Rian dihidupnya tak ada lagi senyumnya suaranya semua hilang. Dan kini Aleta sungguh merindukkannya.
"Kamu itu bagai pelangi diatas awan,indah tapi tak bisa aku dapatkan"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi diatas Awan
Short Story"Kita hanya ditakdirkan untuk bertemu bukan bersatu dan aku hanya akan menjadi penikmat senyummu bukan menjadi alasanmu tersenyum" batin Aleta "Maafkan aku kak Rian aku gak bisa menepati janjiku untuk tidak menumpahkan air mataku lagi." Ucap Aleta y...