09. Lampionnya Jaehyun

124 28 2
                                    

"Prahasta sore ini terang yah, tumben. Biasanya aja banjir-banjir sampe koridor," ucap Ong sambil memperhatikan lapangan rumput di depannya.

Putri yang berdiri di plataran koridor, tapat di belakang Ong, hanya ketawa kecil dan menyentik kepala belakang Ong. "Ye, bukannya bersyukur lo."

Sebenarnya sekarang Putri lagi nunggu Jaehyun karena katanya tadi siang Jaehyun ngajakin Putri buat ke festival lampion. Tapi ternyata kelas Jaehyun telat keluar karena Bu Leni, guru matematika yang terkenal lelet itu, belum ngebubarin kelas Jaehyun juga. Padahal bunyi bel pulang sekolah udah sekenceng terompet sangkakala, tapi emang dasar selain lelet, Bu Leni juga bolot, yah harus disabari kalo bel sekenceng itu masih aja gak kedengeran. Untung tadi Putri ketemu Ong. Yah lumayan lah buat bahan bullyan sambil nungguin Jaehyun.

"Gue bersyukur kok. Cuman agak sedikit menyesal aja," celetuk Ong sambil memperhatikan langit biru dibingkai awan di atas kepalanya. Mukanya sendu.

Putri menautkan alisnya bingung. "Kenapa?"

"Gue gak bisa berenang di kubangan lapangan soalnya."

"Terserah!"

Napas berat terdengar dari Putri. Sia-sia deh 5 menit Putri buat dengerin pembicaraan Ong yang tidak bermutu ini. Udah khawatir Ong galau, malah di-PHP-in kan. Duh, nasip temenan sama cowok tuh gini deh kayanya.

Cape melihat punggung Ong dari belakang, Putri mencoba mengedarkan pandangannya. Prahasta sore-sore memang masih agak rame sih. Anak-anak patiseri yang masih praktek masih terlihat memenuhi seluruh penjuru dapur. Di pinggir dapurpun terlihat anak AP (Akomodasi Perhotelan) yang masih diam di depan laundry. Koridor utama yang sepi ketika jam pelajaranpun tiba-tiba ramai.

Pandangan Putri berhenti di ujung koridor yang ramai pengunjung itu. Di salah satu sisi yang kosong, seorang lelaki tengah berdiri dengan pandangan lurus ke arah Putri. Putri menyipitkan matanya. Oh, ternyata Daniel.

Kaki Daniel sempat melangkah, menjauhi koridor utama, menuju Putri. Tapi di langkah ketiga Daniel berhenti. Daniel terlihat mengambil ponsel di saku celananya. Namun ada yang berbeda dengan lelaki itu. Wajahnya terlihat kesal dan enggan menyahut panggilan teleponnya ketika baru saja menatap layar ponselnya.

"Hoy, ngapain kamu –eh elo –eh kamu –eh, Put!"

Putri memutar tubuhnya.

Udah gak kaget sih pas liat Jaehyun, cara bicaranya yang pusing milih kata ganti itu udah bisa ditebak (selain Putri emang nungguin Jaehyun).

"Udah keluar? Gak sekalian nunggu maghrib aja nih?" sindir Putri.

Jaehyun tersenyum kecil, sadar jika ia salah. "Sorry deh."

"Untung ada Ong –eh, mana tuh bocah?" Putri mencoba mencari keberadaan Ong yang tadi masih memandang langit, namun lelaki itu sudah pergi.

"Tadi gue liat dia jalan ke parkiran. Yaudah ayok, keburu mulai."

Jaehyun mencoba meraih tangan Putri untuk di gandeng, namun Putri mencoba menjauh. Ia mendonga sedikit, lalu menatap Jaehyun.

Duh, keseringan sendiri buat Putri terbiasa gak digandeng sama siapa-siapa, efeknya gini nih. Digandeng sama cowok yang bukan Rowoon dan Wonwoo aja udah gerogi parah.

"Gak usah gandengan yah, Jae? Malu." Putri memohon dengan nada sememelas mungkin dan ternyata berhasil!

Hanya terdengar tertawa kecil dan mengangguk dari Jaehyun. "Yaudah, nanti aja gandengannya."

Jaehyun berjalan mendahului Putri. Putri menyusul di belakang. Tapi sebelum mengambil langkah, Putri memutar tubuhnya.

Daniel.

The PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang