Setelah menerima jadi target dalam permainan gila ini, Putri gak pernah ngira semuanya akan jadi seribet ini. Ia lupa, jika 5 sekawan itu gak ada bedanya sama tim rusuh Prahasta. Sama-sama gila. Iyalah, yang beneran dikit itu cuman Mingyu. Sisanya kalo gak aneh yah gila. Sebagai contoh saja, Chanwoo. Selain playboy yang terkenal di antero sekolah, Chanwoo juga ternyata tukang maksa dan satu lagi, dia pantang menyerah.
"Hai, Nanda." Chanwoo, si playboy anak AP itu baru aja membalas salah satu salam dari adik kelas jurusan kecantikan ketika Putri baru saja duduk di salah satu bangku kantin.
"Dasar cowok," dumel Putri kesal. Putri membuka botol frutea yang Chanwoo sodorkan setengah menit yang lalu bengis dan meminumnya kayak belum minum dari kemarin. Maklum, Putri kelelahan setelah dikejar-kejar Chanwoo dari ujung koridor hingga kantin karena lelaki itu terus-terusan memintanya untuk pulang bareng. Keramaian pada jam istirahat makan siangpun tak membiarkan Putri lolos begitu saja dari kejaran Chanwoo. Mana perut Putri dari tadi sakit banget lagi.
Setelah Putri menyetujui untuk mengikuti permainan gila 5 sekawan itu, sepertinya mereka akan melakukan pergerakan yang Putri tak tahu macam apa pergerakannya. Tapi Putri gak tau kalau pergerakan itu akan dilakukan secepat ini, bahkan serandom ini.
"Eh elo mah, padahal mau gue bukain botolnya," ucap Chanwoo setelah sadar Putri sudah menandaskan setengah isi botol itu.
"Gue mandiri. Bukan cewek yang buka tutup botol aja minta tolong orang lain. Jadi jangan sok romantis, masih untung fruteanya masih utuh di dalam botol gak gue banjurin ke muka lo," ucap Putri sewot.
Gini nih kelakuan playboy yang terkenal seantero sekolah. Kebanyakan pengen romantis tapi jatuhnya najis. Kenapa sih Putri harus dihadapkan dengan playboy alay macem Chanwoo? Memang sih kalau diliat-liat Chanwoo tuh ganteng, tapi tetep aja kalau alay kan itu gantengnya luntur. Anehnya juga, kenapa masih banyak cewek Prahasta yang suka sama Chanwoo? Mereka matanya picek sebelah atau Chanwoo yang pake pelet–
"Duh!"
Putri merasakan perutnya melilit, beserta punggungnya yang tiba-tiba sakit tak tertahan. Refleks, Putri memegang perutnya sambil mengerang kecil.
"Lo kenapa?" tanya Chanwoo.
"Perut gue sakit." Putri lagi-lagi mengaduh sambil memegangi pertunya. Bahkan frutea yang masih sisa setengah itu sudah tak napsu ia habiskan.
"Mau dateng bulang kali lo."
"Kali. Yaudah ah, gue mau balik." Putri beranjak dari duduknya, namun tangan Chanwoo menahan pergerakan Putri dan membuatnya kembali duduk.
"Pulangnya bareng gue. Lo gak akan rugi deh pulang bareng lelaki tampan macam gue. Sakit perut lo juga gak akan berani muncul lagi, kalah ganteng sama gue." Chanwoo mengerling sambil menatap Putri.
Satu yang Putri lupa tentang Chanwoo. Kadang kepercayaan diri Chanwoo itu lebih dari rata-rata, bahkan mungkin melebihi batas maksimum. Ini adalah salah satu alasan kenapa dia jadi playboy. Chanwoo terlalu yakin semua cewek akan jatuh cinta sama pesonanya.
Tapi iya, pulang barengnya!
"Eng–"
Putri baru aja mau nolak, tapi ia lupa, ia juga sudah setuju untuk ikut masuk dalam permainan ini.
Akhirnya Putri hanya mengembuskan napas dan mengangguk pasrah.
"Oke. Gue tunggu di parkiran."
Sejurus kemudian Chanwoo melesat membelah lautan siswa yang kebanyakan perempuan itu dengan mudah. Putri masih diam di posisi duduknya. Sepertinya ia harus mulai membiasakan diri untuk menghadapi keabsud-an lain yang nantinya akan muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Player
FanfikceLingkaran setan yang menjerat Putri di dalamnya hanyalah sebuah permainan. Hanya ada dua bagian peran dalam permainan ini. Putri; objek utama yang dijadikan bahan taruhan. Wooseok, Chanwoo, Mingyu, Daniel, dan Jaehyun; si pemasang taruhan. Cinta...