10. Tangisan Untuk Masa Lalu

115 28 1
                                    

Putri melepaskan helm putih yang baru saja ia kenakan ketika sampai di depan gerbang rumahnya dan mengembalikannya kepada Jaehyun. Langit juga udah gelap. Sekarang bahkan udah hampir jam 10 malem, untung aja tadi Putri udah ijin sama Rowoon untuk pulang malem, jadi gak bakal dimarahin.

"Eh, yang tadi itu semua temen lo? Keliatannya nakal-nakal yah?" tanya Putri sambil merapihkan rambutnya pasca dikarungi helm.

Jaehyun ketawa kecil lalu ikut mengulurkan tangan untuk membantu Putri merapikan. "Gue dulu keliatan lebih nakal dari mereka, malah. Gak cuman gue sih, Daniel sama Mingyu juga. Meskipun sekarang dah agak mendingan."

Soal Mingyu yang nakal, Putri memang udah tau. Semenjak SMP, entah usut dari mana, Mingyu memang mulai bergaul sama temen-temen anehnya dan berubah jadi nakal. Putri juga sering mendapati Mingyu ngerokok (walau sekarang udah berhenti) dan pulang dengan babak belur. Bahkan Putri terbiasa ngobatin luka-luka Mingyu ketika Mingyu diusir dari rumahnya dan ngungsi ke rumah Putri. Dan Putri juga gak heran sih kalo Daniel emang nakalnya udah dari dulu. Keliatan banget dari mukanya yang suka minta dijadiin samsak idup.

Putri mengangguk setuju. "Tapi kayanya Daniel sampe sekarang juga gak berubah apa-apa deh."

Bukannya ikut setuju, Jaehyun malah ketawa. Tangan yang tadi niatnya buat bantuin rapihin rambut Putri malah kembali mengacak-acak gemas rambut Putri. "Dia sekarang tuh mendingan, tau! Dulu bengisnya bahkan lebih dari sekarang. Wajahnya aja bisa lebih dingin dari Wooseok. Pokoknya dulu dia emang bener-bener definisi dari bocah terkutuk."

"Bukan dulu aja. Sekarang juga masih terkutuk." Putri memberengus sebal.

Jaehyun mengangguk. "Yaudah, gue balik sekarang yah. Sleep tight, Princess. Makasih buat hari ini yah."

Putri ketawa kecil. "Apaan sih lo, jayus. Gue gak ngapa-ngapain juga. Harusnya gue yang makasih."

"Gapapa. Gue yang harus bilang makasih. Makasih gue jatuh cintanya sama lo, bukan sama orang lain. Hehe."

Jaehyun langsung memacu motor scoopynya pergi menjauhi gerbang rumah Putri. Tapi sebelum itu Putri liat jelas bagaimana wajah Daniel merona karena malu sendiri sama apa yang dia ucapin.

"Lucu banget tuh cowok." Putri cekikikan kecil. "Sayang gue gak jatuh cinta aja sama Jaehyun." Senyum Putri berubah kecut.

Iya yah, sayang aja Putri gak bisa jatuh cinta sama cowok manis kaya Jaehyun. Atau cowok super romantis kaya Chanwoo, atau cowok super perhatian kaya Jaehyun. Kalau akhirnya permainan ini keluar tanpa pemenang, Putri juga gak akan terkejut.

Putri berjalan menuju gerbang besi yang membatasi rumahnya dari jalan raya lalu menutupnya rapat, tapi baru saja Putri mengambil 2 langkah memasuki rumahnya, terdengar suara pagarnya yang bergemuruh karena tertabrak sesuatu. Putri membalikan tubuhnya cepat, dan matanya terbebelalak seketika.

Terlihat Daniel tengah nyengir konyol dengan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Lelaki itu berdiri, dengan tangan kanan memegang pagar besi kuat, kemeja sekolahnya sudah kotor dan sobek di dibeberapa sisi, dan satu lagi, tubuhnya yang penuh lebam.

"Daniel!" teriak Putri terkejut.

Dari dalam rumah, terdengar suara pintu terbuka cepat.

"Ada apaan, Dek?! Ada maling? Mana malingnya?" Rowoon mengedarkan pandangannya, berusaha mencari sosok asing yang dianggapnya pencuri.

"Ada apaa, Put? Jangan teriak dong, udah malem." Wonwoo berjalan berdekati Putri, namun ketika sosok Daniel yang diliatnya, ia malah ikutan terkejut.

"Ya Allah, anak tetangga mana ini? Salah rumah yah?" tanya Rowoon pada Daniel.

Putri memukul Rowoon. "Bukan, ih, Bang. Dia Daniel, temen sekolah aku."

The PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang