"Kau mau ikut denganku atau mati ditangannya?"
.
.
.Park Jihoon terdiam diatas motor yang dikendarai oleh Woojin. Dia berpegang erat dengan jaket hitam yang tengah Woojin kenakan saat ini. Dia tidak tahu kemana laki-laki ini akan membawanya. Ia sendiri juga bingung mengapa bisa tiba-tiba ia berada diatas motor dengan laki-laki ini?
Yang ia ingat adalah, Laki-laki ini datang dengan nafas yang tidak beraturan, menarik lengannya dan bersikeras untuk mengajaknya berlindung dari seseorang yang pernah mengancamnya waktu itu dan dengan perasaan kalut, Jihoon pun mengikutinya. Ia sungguh takut sebenarnya. Baik dengan seseorang yang pernah mengancamnya maupun dengan Woojin si laki-laki yang menyelamatkannya waktu itu. Bukan tanpa alasan mengingat bahwa dia adalah seorang anggota geng motor yang suka melakukan balap liar, Jihoon benar-benar takut dengannya. Sudah jelas sekali pergaulannya bukanlah pergaulan yang Jihoon biasa temui. Bisa jadi pergaulannya lebih luas dari pada apa yang Jihoon dan Daehwi atau Jihoon dan teman-temannya di Seoul biasa lakukan.
Jihoon tidak sedang menduga-duga atau bahkan menuduh, Ia hanya berpikir realistis.
Sesampainya ditempat yang dimana Jihoon tahu betul lokasinya, Dia pun turun dari motor sementara Woojin memarkirkan motornya dan kemudian segera melepas helmnya. Sudah jelas sekali bahwa ini adalah rumah Woojin yang beberapa hari lalu ia singgahi. Tidak menyangka bahwa ia akan kemari lagi dalam posisi yang hampir sama. Yaitu, sebagai korban dari seorang laki-laki tak di kenal. Jihoon mencoba menarik nafasnya perlahan, Ia betul-betul bingung dengan situasi ini.
Woojin mengajaknya masuk, Iapun menurut. Langkahan kakinya gontai, terlihat seperti zombie yang tak diberi makan selama sepuluh hari.
Di dalam rumah tersebut, Jihoon mendapati banyak laki-laki yang beberapa diantaranya Jihoon sudah pernah bertemu. Yang duduk dikursi paling ujung adalah Seungwoo yang menyapanya waktu itu, dan yang sedang berdiri dengan wajah cemas adalah orang yang Jihoon yakini adalah hyung terhormat bagi Woojin yang pertama kali ia lihat di garasi rumah ini beberapa waktu yang lalu. Saat mereka masuk, Semua orang di dalam ruangan menghembuskan nafas lega. Terhitung disana terdapat sekitar 7 orang tengah menatap mereka dengan pandangan 'Syukurlah' yang Jihoon tafsirkan kira-kira begitu.
"Gwaenchana?" Seungwoo bertanya kepada Woojin. Woojin segera membalas,
"Gwaenchana hyung, Aku datang sebelum mereka."
"Baguslah."
Jihoon tidak mengerti siapa mereka semua ini? Apa mereka adalah saudara Woojin? Atau teman geng motor yang Daehwi bilang waktu itu? Sepertinya lebih pada teman geng motor. Melihat bagaimana dari wajah-wajah mereka juga Jihoon mendapatkan kesimpulan bahwa mereka bukan siblings. Beberapa memang ada yang mirip dengan Woojin tetapi jika di pikir, Mirip saja tidak menjamin bahwa mereka saudara bukan?
"Namamu, Jihoon kan?" Jihoon menoleh dan mendapati hyung yang Woojin hormatiㅡmenurut Jihoonㅡtengah bertanya kepadanya. Jika dilihat memang rahangnya terlihat lebih tegas dari Seungwoo, Ia juga memiliki Aura dingin yang cukup terasa walau tidak sedingin Woojin. Jihoon pun mengangguk sebagai jawaban.
"Aku Hwang Minhyun," Laki-laki ini berbicara sembari menatap Jihoon, Jihoon membalas tatapan itu sembari berkata dalam hatinya, 'Ah. Jadi namanya Minhyun.'
"Kau pasti bingung dengan keadaan ini bukan?" Minhyun sedikit terlihat lebih hangat dari pada waktu di garasi kala itu.
"Ne." Jawab Jihoon pelan, Ia tidak bisa berkata banyak disini. Ia takut bukan main memikirkan bahwa di depannya ini adalah sekumpulan anggota geng motor. Dan laki-laki bernama Minhyun ini bisa jadi adalah pemimpinnya. Jihoon takut mereka akan mencelakai dirinya atau bahkan berbuat yang tidak-tidak kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Love | 2Park
FanfictionPark Woojin adalah seorang anggota geng motor dan si berandal sekolah yang suka bolos. sementara Park Jihoon adalah seorang murid baru yang datang dari Seoul.