Tigabelah [END!]

3.7K 423 40
                                    

'Tidak! Aku tidak akan pernah menyerahkan mahkota Kerajaan Hong pada astral lemah seperti dirinya!'

'Mereka yang lemah tidak pernah ditakdirkan untuk memiliki kekuatan atau pun kekuasaan!'

'Apa yang bisa dilakukan astral lemah seperti dia selain menangis dan merengek?'

.

Hong Jisoo tersentak.

Demon yang terlihat tampan sekaligus cantik di saat bersamaan, meski saat ini kulit wajahnya dipenuhi sesuatu yang menjalar dan meliuk di beberapa titik seperti tato berwarna hitam, itu terjaga dari lamunannya sendiri.

Ingatannya baru saja diseret paksa jauh ke belakang. Kembali mengenang masa-masa sulit ketika dirinya ditolak karena dianggap terlalu lemah.

Berbagai macam kalimat berisi ungkapan yang menyakitkan dilontarkan satu per satu oleh keluarganya. Termasuk ayahnya sendiri. Meninggalkan jejak luka nyata yang kemudian menjadi alasan seorang Jisoo memilih jalan lain untuk balas dendam; keluar dari jalur kebaikan dan berjalan di jalan sesat dengan menjadi Demon atau Astral yang Terkutuk.

"Kenapa kau menangis?" Sebuah suara terdengar dari sisi kiri Jisoo. Dari seorang pemuda berhidung lancip yang sedang terbungkus sesuatu berwarna putih seperti jaring laba-laba.

Jisoo menoleh pada pemuda tersebut setelah menyeka air mata yang entah sejak kapan sudah meleleh dari ujung-ujung matanya dan berkata, "Aku tidak menangis dan ini bukan air mata." Lantas melangkah pelan menghampiri pemuda itu. Menatap seduktif dengan seulas senyum terulas di wajah. "Kau sudah bangun, hng? Ingin kecupan dariku?"

Tanpa menunggu jawaban dari orang yang dutanya, Jisoo langsung mengulum sepasang bibir tipis pemuda berhidung lancip di depannya. "Gutten morgen, Seokmin-ssi!" sapanya begitu pagutan mereka terlepas.

Seokmin, pemuda berhidung lancip itu, mengerjap cepat lantaran kaget dicium begitu erotis secara tiba-tiba. Tidak menyangka pemuda cantik di depannya ternyata bisa begitu liar bermain di dalam mulutnya.

"Kau... Jisoo-ya! Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Seokmin meronta, berusaha melepaskan diri dari jeratan jaring laba-laba yang membungkus tubuhnya.

Akan tetapi, semakin Seokmin bergerak, jaring putih dan lengket itu terasa semakin mendekap erat dirinya. Hingga membuatnya histeris karena dekapan tersebut seperti akan meremukkan belulangnya.

Jisoo mengangkat sebelah senyumnya. Menyeringai. "Tenanglah. Kau akan baik-baik saja jika menuruti apa kataku."

"Bohong!" sanggah Seokmin. Suaranya meninggi dan menggema. Terpantul-pantul pada dinding batu. "Katakan kenapa kau membawaku ke sini, huh?" Seokmin mengedarkan pandangan.

Dia ingat lokasi mereka berada. Ini adalah tempat di mana Seokmin pertama kali bertemu dengan Jisoo. Lembah Hina. Sebuah tempat di tepian Dunia Sana yang jarang terjamah. Tempat hukuman para astral yang dikutuk. Semacam diasingkan dari keramaian.

Jisoo terkekeh pelan. Menikmati denyar ketakutan yang terpancar dari manik mata Seokmin. Menjilat jejak saliva yang tersisa di bibir kemudian mendekati telinga kiri Seokmin untuk berbisik, "Karena kau adalah milikku. Tempat ini akan jadi lokasi pernikahan kita. Sebentar lagi dunia akan menjadi milikku dan seluruh astral maupun manusia akan bertekuk lutut padaku!"

Gelengan kuat dijadikan Seokmin sebagai respons atas bisikan Jisoo barusan. Tidak percaya. Tepatnya tidak ingin percaya lagi pada apa pun yang dikatakan Demon cantik itu.

The Doll's MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang