HEALER?

18 3 3
                                    


****

Klang,,klang,,klang,,mereka sedang berkumpul di meja makan. Sunyi. Tidak ada yang berbicara hanya terdengar suara  piring dan sendok  yg beradu.

"Tabete kurete, arigatou " mika membuka suaranya duluan.

Pangeran achille dan zen masih terdiam dan menikmati makanannya.
Karena merasa diabaikan, akhirnya mika keluar dari ruang makan itu.

Sekarang, mika berada di balkon kamarnya. Ia termenung. Ia mencoba kembali mencerna permintaan zen waktu hari itu. Tiba tiba,ia rindu akan mamahnya dirumah. Ia juga merindukan papahnya mika, ia tidak tahu kapan bisa bertemu lagi dengannya. Mika hanya bisa menerima kenyataan dan pasrah dengan semua ini.

*Di ruang makan...

Setelah selesai makan, zen baru menyadari mika tidak ada di meja makan. "Kak, dimana mika?" tanya zen kepada pangeran achille. "Dia sudah selesai makan daritadi dan langsung pergi" jawab pangeran achille sambil mengelap mulutnya yang masih ada sisa makanan.

"Pergi kemana?" tanya zen lagi. Tetapi pangeran achille hanya mengedikkan bahunya.

Kriett..

Zen langsung meninggalkan ruang makan dan pergi menemui mika. Feeling dia, mika berada di kamarnya. Benar saja, mata zen mendapati mika sedang termenung di balkon kamarnya.

"Huh,ternyata kau disini. Kenapa kau langsung pergi tadi?"

"Hikss"

"Kau kenapa menangis?" tanya zen..

"..."

"Mika?"

"..."

"Hei, kenapa? Apa aku telah salah bicara?"

Mika menggelengkan kepala.

"Lalu? Mengapa?"

Kemudian mengusap air matanya dan menghadap ke zen. "Aku takut zen". Suara isak tangis mika masih terdengar dan napasnya menderu sangat kencang.

"Apa yang kau takutkan mika?" tanya zen.

"Semuanya. Semua yg terjadi padaku. Dan...aku takut...dengan..sihirku sendiri.."

>>flashback on<<

"Lalu, kau butuh bantuan apa dari ku?" tanya mika.

"Soal itu.." zen menggigit bibirnya. "Mungkin menurutmu ini agak sedikit... Berbahaya". Kepalan tangan zen semakin kuat. Dia juga khawatir untuk mengatakannya.

"Apa? Katakan saja zen. Setidaknya aku lebih tau dulu masalahnya" ujar mika. Ekspresi tegar melekat di wajah mika. Untuk meyakinkan zen bahwa dirinya tidak apa apa.

"Baiklah. Sebenarnya, kau juga memiliki sihir dalam dirimu. Kau ingin tahu sihir apa itu?. Sihirmu ialah 'Healer'. Itu sihirmu mika". Ujar zen.

Mata mika membelalak kaget sekaligus senang. Terpampang dimatanya yg berbinar binar.

"Bagaimana cara menggunakannya?" tanya mika. "Kau hanya perlu mengucapkan mantra nya saja" jawab zen.

"Jika kau ingin mempelajari nya lebih lanjut, kak ghisyana akan mengajari mu. Dia juga seorang healer yang handal" jelas zen.

"Baiklah. Lalu seberapa bahayanya sihirku ini?"tanyanya dengan nada bingung. Dia berpikir bahwa sihirnya itu baik karna dia bisa menyembuhkan orang lain.

"Karna kau akan menghadapi pasienmu yg berbahaya"

"Siapa?"

"Aku".

"Memangnya kau sakit apa?"

"Dengar ini mika. Aku memiliki jiwa lain dalam tubuh ini. Jiwa ini sudah ada ketika aku di dalam kandungan ibuku. Kakakku, kak achille, ingin mengeluarkannya dr dalam tubuhku. Tapi, sudah berkali kali di coba tetap saja tidak bisa. Bahkan, kak ghisyana, healers yg hebat, tidak bisa mengeluarkannya" zen berhenti sejenak,lalu menarik napas dan melanjutkan nya kembali.

"Lalu, kak achille meramalkan, bahwa nanti akan datang seorang penyihir hebat seorang healers yg handal dan dia akan menyembuhkanku. Dan itu adalah kau, mika"

Mika hanya memanggut manggutkan kepalanya saja. Entahlah,apa dia mengerti atau tidak yang penting ia kini tau bahwa dia juga memiliki sihir sama seperti zen.

"Aku ingin kau menyembuhkan ku sebelum blood moon tiba"

"Mengapa? Ada dengan blood moon?"

"Jiwa kedua ku akan bangkit pada malam itu dan aku tidak bisa kembali pada diriku yang aslinya. Karena jiwa itu akan menguasai seluruh tubuh ku"

"Menyeramkan" sahut mika. "Apakah ketika saat kau berubah, kau seperti orang gila?" tanya mika dengan di iringi ketawa kecil. "Enak saja kau bilang. Tapi sepertinya tidak. Mungkin".

"Baiklah. Aku akan menyembuhkanmu,baka!" cengir mika dan menjukkan deretan giginya dengan lebar.

"Kau juga lebih bodoh dari ku!"

>>flashback off<<

"Apa yang kau katakan? Sihirmu tidak berbahaya. Apa yang kau takutkan?"

"Nanti, kalau saja misalnya aku tidak bisa menyembuhkanmu, bagaimana? Aku takut terjadi apa apa padamu"

Zen mendengus kesal saat mendengar penjelasan mika. "Kau tak pernah berubah. Selalu saja pesimis. Pasti, kau pasti bisa melakukannya. Lebih baik kau belajar mengendalikan sihirmu dulu. Nanti sore, tunggulah di perpustakaan jam 3. Aku akan mengenalkan mu dengan kak ghisyana"

"Oke".

"kalau gitu, aku pergi ke bawah dulu. Ada urusan.  Jika kau butuh sesuatu, panggil saja pelayan disini" ujar zen dan diiringi dengan eye smiling nya. Zen pergi dan sampai tidak terlihat punggungnya lagi.

"apa yang harus aku lakukan sekarang? Lebih baik aku tidur saja.  Sepertinya aku kurang istirahat, rasanya kepalaku sangat pusing" keluh mika. Ia merebahkan tubuhnya ke kasur lalu memejamkan matanya sejenak.  Dan pada akhirnya ia terlelap memasuki dunia mimpinya.

****

"Mika sayang, kapan kau kesini? Kapan kau mau datang untuk melihatku? Apakah kau tidak rindu denganku? Aku ingin kau datang kesini dan memelukku dengan riang,, aku merindukanmu"

****

Maaf ya update nya cuma dikit. Lagi buntu idenya, mungkin lain kali aku bakalan bikin lebih banyak lg..

Baibai~💞💜



I Know.. My Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang