Mobil mewah berwarna hitam itu telah berada di parkiran depan rumah sakit Sejahterah yang berada di Jakarta, Rasyel saat ini sangat terpukul karena mendengar mama kesayangannya berada di rumah sakit, ia langsung berlari menuju ruangan 204 yang telah diberitahu oleh papanya yang saat ini juga ikut menyusul Rasyel dari belakang, Pria itu sangat paham dengan perasaan anaknya yang begitu khawatir kepada wanita yang saat ini berada di ruangan 204 dengan kondisi terbaring lemas.
"Cling" Suara bel otomatis yang berbunyi saat pintu dibuka seseorang dengan sangat hati-hati karena dia tidak ingin wanita yang berada di ranjang rumah sakit itu terbangun dari tidurnya, karna dia tau kalau wanita itu sampai melihat kehadirannya dia bisa shock, gadis itu berjalan pelan menuju ranjang yang berada dua atau tiga langkah dari hadapannya untuk menghampiri wanita yang saat ini terbaring lemas.
"Mah Acel kangen sama mama, mama cepet sembuh ya, Acel udah disini jadi mama ga boleh sakit-sakit lagi Acel tau Acel jahat udah tega tinggalin mama, tapi Acel janji Acel ga bakal tinggalin mama lagi untuk yang kedua kalinya Acel bakal deket mama terus maafin Acel mah" Rasyel yang saat ini duduk di sebelah wanita yang disebut mamanya itu dengan raut muka yang teramat sedih, Rasyel menunduk dan memegangi tangan kiri mamanya itu.
"Aceel" tangan kanan yang menyentuh kepala gadis itu dan suara lemas yang sangat lembut dari seorang ibu yang sangat merindukan putrinya itu dari tadi hanya berbaring dan belum tertidur wanita itu tahu bahwa putrinya akan pulang karena sebelumnya papa Rasyel sudah memberitahu bahwa putri kesayangannya akan pulang.
"Mama, maaf Rasyel ganggu mama tid" suaranya terpotong saat ingin mengatakan tidur, karena mamanya mulai berbicara dengan lemah lembut kepada putri semata wayangnya itu.
"Acel mama dari tadi ga tidur kok mama tau Acel mau pulang, mama tau Acel bakal pindah sekolah karena sebelum nya papa udah bilang duluan ke mama dan saat ini mama tau perasaan kamu yang sangat khawatir sama mama, mama tau semuanya tentang kamu sayang maaf mama jadi penghalang kamu buat sekolah ditempat yang selama ini kamu idam-idamkan, maafin mama ya sayang mama juga kangen sama kamu, mama juga khawatir sama kamu mama ga pengen kamu jauh-jauh dari mama sama papa, tapi mama juga ga pengen kamu sedih karna harus ngerelain cita-cit ''
"Mama stop, udah ga usah ngomong itu lagi Acel tau kalau mama tau semuanya tapi asal mama tau Acel ga pernah sekali pun menganggap mama sebagai penghalang cita-cita Acel, Acel bisa sekolah dimana aja dan di sekolah mana pun masih ada ekstrakulikuler yang Acel mau, mama tenang aja ya sekarang mama ga usah mikirin apa pun sekarang mama harus mikir kesehatan mama dan Acel mau kita cepet-cepet pulang Acel bosen disini Acel ga mau liat mama sakit-sakitan terus emang mama ga bosen sakit? Bosen kan makanya cepet sembuh ntar kita ke salon bareng ke mall bareng, terus Acel kangen suasana rumah" Acel yang memotong pembicaraan mamanya dan bicara dengan semangat 45, agar mamanya tidak sedih lagi dan menganggap kalau dirinya hanya sebagai penghalang dari cita-cita putrinya itu.
"Wah-wah ini ni yang papa ga suka kalau ngeliat kalian seneng karna udah bisa ketemu tiap hari, papa ganteng dilupain" Pria yang dari tadi berdiri di belakang Rasyel dengan sikap meledek kedua orang yang sangat ia cintai tepatnya di hadapan pria itu berdiri.
"Papa lebay deh, salah sendiri papa cowok trus siapa juga yang bilang papa ganteng?" Rasyel yang tak kalah meledek pria yang melainkan adalah papanya sendiri.
"Loh kalau papa cewek, mana mungkin kamu bisa ada di dunia ini sayang, mana mungkin mama kamu suka sama cewek, yang bilang papa ganteng? Mama hehe" Papanya yang memulai perdebatan singkat kepada putrinya yang tak mau kalah.
" Hehe kalo itu aku ga bisa jawab :v aku nyerah deh" Rasyel yang mengakhiri perdebatan singkat itu dan menahan tawanya melihat mamanya yang ikut tersenyum kepada suami dan anaknya yang emang dari dulu tak pernah mau mengalah dan suka melakukan berdebatan yang di anggap tak penting itu, ini yang sangat di rindukan oleh wanita yang terbaring di ranjang itu yang masih memperhatikan anak dan suaminya.

KAMU SEDANG MEMBACA
2nd
Подростковая литератураTiap kali kupejamkan mata, kulihat kau di hadapanku. Aku ingat kisah kisah yang kau ceritakan kepadaku. Kulihat kau di mimpiku tapi saat kuterjaga kau tiada. Ada hari hari dimana aku tak punya kekuatan tuk bertahan. Aku merasa begitu lemah. Tapi...