Pada siang itu gadis berparas cantik,bibir tipis, hidung mancung pada wajahnya yang mungil dan rambut pirang yang panjang digerainya terlihat sangat menakjubkan. Gadis itu sekarang sedang menikmati pemandangan di bawah asramanya yang berada di lantai 5.
Dia duduk di kursi kamarnya yang berada di hadapan jendela kaca dan menatap keluar melihat gedung -gedung yang di penuhi kendaraan di bawah sana. Dia tidak dapat keluar dari asramanya karena dia menghabiskan waktunya di sekolah khusus, yaitu ABAD'S
( Academy Balet And Dance School ).Ia selalu semangat dalam segala hal dan setiap harinya ia mengikuti aktivitas dengan ceria, benar sekali gadis ini sangat ramah dan selalu tersenyum bahkan tertawa lepas sehingga orang di sekitarnya terhibur dengan kehadirannya.
"Halo"
"Iya pak?"
" Bagaimana buk? Surat - suratnya sudah beres semua?"
"Allhamdulillah, Udah siap semua pak. Bapak tinggal kesini saja besok untuk menjemput anak bapak"
"Terima kasih ya buk. Besok siang saya kesana, tapi jangan bilang-bilang dulu ke anak saya ya buk, saya takut nanti dia shock. Baiklah buk nanti saya hubungi lagi Assalamualaikum"
"Iya pak wa'alaikumsalam"
***Gadis berambut pirang itu pergi menuju kantin yang berada di lantai 4, tempat biasanya ia dan anak-anak lainnya menyantap sarapan pagi sebelum memulai latihan ballet atau pun dance pada siang harinya.
Setelah 15 menit berada di kantin Dina dan Billa menggandeng tangan gadis beramput pirang itu untuk menuju ke ruangan latihannya yang juga berada di lantai 4.
Dina Anindya dan Billa Anggraini yang selama ini berstatus sebagai sahabat karibnya gadis berambut pirang itu yang saat ini juga berada di kantin bersamanya.
"Eh kalian apa-apaan sih santai aja kalik" Sahut gadis yang di tarik tangannya sedikit kesal, karna kedua temannya menarik kedua tangan gadis itu lumayan kencang.
"Udah cepetan kita harus dateng lebih awal, kalo ngga bakal ada perang dunia ke 2 " Balas Dina yang berada disampingnya dengan terburu-buru.
"Bener tuh, lo tau kan kita sekarang jadwalnya sama Bu Monic bisa habis kita" Billa yang tak kalah lebih cepat berjalan.
Setelah sampai di ruangan belum ada satu pun orang yang berada di sana tak lama kemudian satu persatu anggota yang lain datang dan di susul dengan Bu Monic yang terkenal dengan disiplin dan tegas.
"Baiklah anak-anak buat gerakan yang minggu lalu semuanya sudah hafal?" Bu Monic mulai mengawali berbicara kepada seluruh orang yang ada di ruangan.
"Sudah buk" Semua berteriak dengan semangat seperti biasanya.
"Oke kalau begitu kita masuk ke tahap berikutnya" tambah Bu Monic.
3 jam telah berlalu, jam pelajaran Bu Monic pun telah berakhir sekarang waktunya istirahat.
Ketiga gadis itu ingin menuju ke asrama putri lebih tepatnya ke kamar para gadis itu dan kebetulan mereka bertiga tinggal satu kamar.
Sebelum menuju ke kamar, mereka terhenti karena terdengar suara berat yang sangat jelas di sepasang telinga gadis yang berambut pirang yang sangat hafal sekali dengan suara berat milik seseorang yang baru saja memanggil namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2nd
Teen FictionTiap kali kupejamkan mata, kulihat kau di hadapanku. Aku ingat kisah kisah yang kau ceritakan kepadaku. Kulihat kau di mimpiku tapi saat kuterjaga kau tiada. Ada hari hari dimana aku tak punya kekuatan tuk bertahan. Aku merasa begitu lemah. Tapi...