/ chapter t w o /

86 9 14
                                    

  Saat, bel jam pelajaran pertama mulai. Yang mereka lakukan adalah berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Dan mengambil perlengkapan yang akan digunakan dari dalam tas.

Sudah beberapa menit Amora terus merogoh tasnya. Barang yang ia cari tidak ada, sial.

"Mor, ngapain sih?" tanya Claretta pada Amora yang tetap fokus pada tas nya.

"Itu, tempat pensil gue ketinggalan. Gimana nih, ta." Amora menggigit bibir bawahnya, dan membuat bibir bawahnya sedikit basah.

"Minjem sama Cetta atau gak Atha aja. Gue gak bawa lagi, Mor." Amora mengangguk, lalu menghadap belakang. Karena kebetulan Cetta dan Atha duduk tepat dibelakang mereka. Pertama, Amora meminjam pada Atha, tapi yang Atha katakan adalah pulpen dia hanya untuk koleksi. Selanjutnya— Cetta.

"Cetta, ada pulpen dua gak?" tanya Amora sambil menampilkan deretan giginya. Cetta hanya mengangguk dan memberikan pulpen tersebut padanya.

"Lain kali bawa ya. Pulpen aja lo tinggalin, apalagi gue." Cetta tertawa enteng, sedangkan jantung Amora berdetak semakin kencang, pipinya pun memerah. Ah, sial. Amora segera mengalihkan padangannya pada Claretta. Yang ditatap hanya mengernyitkan dahinya.

"Nulis woi cepet!" teriak Claretta tepat di telinga Amora.

⚫⚪⚫

Istirahat, saat yang ditunggu para pelajar. Baru saja bel istirahat, kantin sudah penuh. Ada yang teriak, ada yang tidak sabar, ada juga yang berdiri tengah jalan karena tak tau mau beli apa— lebih tepatnya mereka bertiga.

"Atha gak ikut ke kantin?" tanya Amora pada Claretta, namun yang menjawab adalah Cetta.

"Anti tempat rame."

Amora menganggukkan kepalanya, kali ini Claretta mengajak nya membeli buaya, eits! Jangan salah, buaya itu singkatan dari Bakso Bu Nayya. "Claretta, yang bener aja kita beli buaya!" Amora kesal, masa sih di sekolah ini jualan buaya? Antimainstream!

"Buaya itu, bakso Bu Nayya kali Mor!" Claretta menjitak kepala Amora, dan membuatnya meringis kesakitan. Cetta yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.

Setelah membeli bakso, Cetta dan Claretta jalan lebih dulu. Amora bingung, dimana tempat mereka duduk? Sedangkan semua orang di kantin berpakaian sama. Amora kembali jalan sedangkan matanya tidak tertuju pada jalan.

Brukk...

"Woy, kalo jalan pake mata dong!" sewot cewek yang ditabrak Amora, ia merasa gugup dan menggigit jarinya.

"Itu kak- aku minta anu kak- minta maaf kak! Beneran gak sengaja kak. Soalnya aku jalan pake kaki, bukan pake mata kak." Amora menutup mulutnya, berani-beraninya ia berkata seperti itu.

"Mir, sabar Mir! Entaran aja bales dendam nya." kata teman yang ada disamping cewek tersebut. Amora terus mencerna kata-kata tersebut, dan— apa? BALES DENDAM? "Anak baru kok songong." lanjutnya. Detik ini juga, Amora ingin menangis. Karena di SMA sebelumnya ia belum pernah diperlakukan seperti ini.

Disisi lain, Cetta dan Claretta bingung. Dimana Amora? Segitu mengantrinya kah bakso tersebut? Tidak, tidak! Amora kan berdiri tepat di belakang mereka. Lalu?

"Cari Amora, Ta!" tarik Cetta dengan paksa, entahlah Cetta merasa khawatir pada Amora.

Setelah dicari ke beberapa tempat disekolah ini, Amora tidak ada disana. Sampai-sampai di closet pun tidak ada Amora. Kali ini, Cetta mengajak Claretta ke balkon dekat Aula. Perasaan Cetta mengarah pada tempat tersebut.

Dan benar saja, Amora sedang berdiri menutup wajahnya. "Mora gak apa-apa?" tanya Claretta khawatir.

"Gue gak tau lo disini, Mor." keluh Cetta.

"Gue gak apa-apa. Kalian pergi aja, jangan sampe bolos pelajaran karena gue." Amora mencoba mengusir mereka secara halus.

"Lah, lo juga. Anak baru bolos pelajaran gimana sih!" untuk kesekian kalinya, Claretta menjitak Amora.

"Retta, tanpa sadar ucapan lo buat Amora sakit hati lho!" goda Cetta sambil mendorong-dorongkan Claretta.

"Mas Cetta kok jahat sih sama dede." kini Claretta menggoda Cetta. Tanpa sadar, Amora membuat lengkungan di bibirnya.

Mereka baik, gue suka. Mereka peduli, gue suka. Mereka tau keadaan gue, gue suka. Pokoknya gue sayang kalian! Batin Amora tersenyum.

⚫⚪⚫

a/n

Dengan cerita yang berbeda dan penulis yang berbeda.

Vote, comment dari kalian berharga buat kita! ><
Saran juga ya! Jangan lupa masukin library! :)

-elpiji.

ACCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang