/ chapter s e v e n /

55 7 1
                                    

Dalam perjalanan pulang terasa hening, Cetta fokus pada jalanan sedangkan Amora hanya menatap langit yang mendung.

Tiba tiba, Cetta mengerem secara mendadak karena ada anak monyet lewat. Amora yang kaget langsung memarahi Cetta, "eh lo kalo nyetir yang bener dong!" Amora membenarkan posisi duduknya, karena tadi dia sempat ngegelosor sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan Cetta. "Lah gue nyetir udah bener ya, itu aja tuh anak monyet nyebrang sembarangan, kagak mikir apa takut ketabrak." Cetta malah memarahi monyet yang jelas jelas tidak paham apa yang dibicarakan oleh Cetta. Jadi siapa yang bego?

Oke lupakan tentang monyet, sekarang mereka kembali melaju menuju rumah Amora, namun bulir bulir air mulai berjatuhan dari langit.
"Cett..Cetta.. Berhenti. Kita neduh dulu aja dari pada nanti sakit." Amora memukul mukul pundak Cetta. Cetta pun memberhentikan motornya di depan halte. "Kita neduh disini aja ya?" Tanya Cetta yang dijawab anggukan oleh Amora.

Amora merasa kedinginan tapi dia tidak membawa jaket dan enggan meminjamnya pada Cetta, karena Amora tau Cetta pasti sama kedinginannya seperti dia. Amora hanya menggosok gosok kedua telapak tangannya.
"Lo kedinginan ya? Nih pake jaket gue aja." Sepertinya ada setan yang merasuki tubuh Cetta sehingga Cetta bisa baik seperti sekarang. Dia memakaikan jaketnya ke tubuh Amora.

Amora hanya cengo melihat perlakuan Cetta padanya, kemudian Amora tiba tiba menepok jidat Cetta sambil berbicara, "ieu saha? Ieu saha? Kaluar maneh ti tubuh Cetta!" Lalu didorong lah jidat Cetta, membuat Cetta menjadi sedikit termundur. "Woy lo apa apaan si?!" Cetta sedikit risi dengan perlakuan Amora yang tidak jelas.
"Lo ga kerasukan kan? Lo sehat kan?" Tanya Amora sambil mengecek suhu badan Cetta.
"Nggak! Gue gak sehat! Apalagi jantung gue nih dag dig dug ga karuan." Cetta memegang dadanya dan wajahnya menunjukan ekspresi orang ga nyelo.
"Lah emang kenapa dag dig dug nya?" Amora mulai penasaran. "Ya kan emang gue hidup, jadi jantung gue dag dig dug." Jawab Cetta dengan tampang polos dan so suci. Amora kesal dan rasanya ingin menampol wajah Cetta.
"Jantung gue dag dig dug ya karna ada lo disamping gue." Ucap Cetta spontan sambil mengacak rambut Amora. Amora mengurungkan niatnya untuk menampol Cetta, dia melting guys.

Dengan segera Amora memalingkan wajahnya dari Cetta, dan mulai dari situ keheningan kembali dimulai. Cetta mau pun Amora tidak mau memulai perbincangan lagi, mereka hanya menunggu hujan berhenti. Dan harapan itu terjadi, beberapa menit kemudian hujan berhenti. Cetta membersihkan air yang ada di jok motornya lalu memakai helmnya, begitu juga dengan Amora, dan mereka kembali melanjutkan perjalanan tanpa ada yang bicara.

•••

"Oh ini toh rumah lo?" Ucap Cetta setelah sampai di depan rumah Amora.
"Lebih tepatnya rumah ortu gue." Amora membenarkan sambil mengangguk anggukan kepala. "Gue masuk dulu ya, bay." Amora melangkah pelan masuk ke halaman depan rumahnya. "Sama sama Amora!" Cetta dengan sengaja menekan setiap kata yang diucapkan. Amora yang mendengarnya merasa malu sendiri. Dia lupa mengucapkan terima kasih pada Cetta. Dia membalikan badan dan menghampiri Cetta. Dengan senyum malu dia berterima kasih pada Cetta. "Iya sama-sama, gue balik dulu ya Amora ku.." Cetta berkata sangat manis sambil melakukan kebiasan barunya, yaitu mengacak rambut Amora. Amora melting ditempat sedangkan Cetta segera menyalakan mesin motornya dan pergi melaju dengan kecepatan standar.

Dag dig dug, bagai ada popcorn meletup letup di jantung. Hatinya terasa mengahangat. Pipinya memanas dan terasa merona.
Apa ini yang namanya cinta?~

°•°•°•°•°•°


a/n
Maap sekali kita baru bisa update:( dikarenakan kita punya kesibukan masing masing, tapi kita bakal usahain sering update lagi. Maap juga ya kalo agak aneh bahasanya atau garing, yang penting update:)

Jangan lupa voment guys, biar jadi penyemangat kita untuk update lagi:)))

See you in next part!
*SAR *

ACCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang