Tiga hari setelah selesai wisuda, Papi Rafi akan menemaniku ke London. Katanya sih mau ngurus soal kuliah, dan tentu saja semua kebutuhanku di sana.
"Ma? Udah laah!" Kataku ketika Mama memelukku erat.
"Kangen nanti Mama."
"Ini cuma beberapa hari terus balik lagi, nanti kan pergi benerannya bulan depan, Ma."
"Iya tau, cuma belum rela aja." Mama mengecup keningku untuk kesekian kalinya.
"Kak Gara tuh perginya masih besok kali, Ma!" Ujar Yuri yang baru bergabung dengan kami. Duduk di samping Mama lalu menyalakan TV di depan kami.
"Ahh kamu mah gitu, Yur. Suka banget ledekin Mama."
"Hahahah anak laki yang pergi, berasa ngelepas anak gadis ya Ma?" Yurika makin-makin meledek.
Aku tersenyum. Gak ngerti kenapa, di hadapan Papa terutama Mama, aku gak pernah bisa bersikap sok jagoan kaya Yuri, aku gak mau membantah perkataan Mama-Papa karena takut menyakiti hati mereka berdua. Maka dari itu, aku akan berperan menjadi anak yang sebaik mungkin untuk keluargaku ini.
"Gausah didenger, Ma." Kataku, Mama mengangguk.
"Hebat, bisa pada gak punya kuping mendadak gitu yee?" Sahut Yuri.
"Bisa lah, ngapain juga denger ocehan kamu."
Kemudian, ponsel di tanganku bergetar, ada notifikasi chat masuk. Aku sedikit menjauh dari Mama lalu membuka chat tersebut.
Jino:
Besok pergi?
Kok gak bilang-bilang aku?
Kak Gara bener-bener ya!Me:
Niatnya mau bilang nanti malem
Kan entar Kak Gara nginep, No
Berangkatnya bareng Papi kokJino:
Aku ikut, boleh???Me:
Mana bisa dadakan?
Cuma beberapa hari doang kok
Nanti ketemu lagi
Ya ya ya?Jino:
Yaudah! Cepetan ke rumah!Me:
Oke okeeeKukantongi ponselku di celana yang kukenakan lalu mendekat kembali ke Mama.
"Kakak emang udah packing?" Tanya Yuri.
"Udah dong, entar jam 7-an tunggu Papa pulang, baru Kakak ke rumah Papi." Kataku.
"Awas salah masuk kamar!"
"Hah? Kamar apa?" Tanya Mama.
Aku pucat sementara Yuri tersenyum meledek. Aku tahu ia becanda, hanya saja, untukku itu konteksnya gak becanda.
"Kak Gara, kali aja gendeng pengin tidur di kamar mandi." Ujar Yuri.
"Ngaco aja, masa anak gantengnya Mama tidur di kamar mandi?"
"Denger Yurrrr!" Seruku.
"Ah Mama mah gitu mulu ke Kakak!"
"Sirik aja sih, Yur!"
"Apaan sirik-sirik, Mama kan sayang sama semuanya!" Mama merangkul aku dan Yuri bersamaan.
"Mwach!" Yuri mengecup Pipi kiri Mama.
"Gara makan malem di rumah Papi ya? Biar langsung istirahat." Kataku ke Mama saat rangkulannya terlepas.
"Ihhh? Yaudah kita semua nginep aja deh di rumah Kunyuk Rafi."
"Mama kenapa sih manggil Papi kunyuk mulu?" Tanya Yuri.
"Abis, waktu kalian kecil-kecil nih ya, kalian dipanggil curut tau, makanya Mama dendam."

KAMU SEDANG MEMBACA
CONSCIENCE ✔
Ficción GeneralKarena hati nurani, kadang kala bisa salah - Gara Bérama S Sequel Harta-Tahta-Duda. Anak pertama dari Firi dan Ocha.