"pergilah, kita selesai"
Dengan kasarnya Taeyong melepaskan dan melemparkan cincin berwarna pale purple ke hadapan Lisa.
"hiks, hiks apa salah ku?" suaranya terdengar begitu menyedihkan
Taeyong menatapnya remeh, tertawa hambar. Ruangan yang sengaja di pesan private untuk dirinya dan Lisa kini berubah menjadi begitu riuh "Aku bosan denganmu, dan ku harap kau tak mendekati lu lagi" jelasnya
Lalisa tak membatah atau menahan seorang Lee Taeyong yang hampir dua tahun enam bulan ia kencani. Deru airmatanya semakin deras. Seolah cinta membutakan semuanya.
Dirinya bingung harus berbuat apa "Oppa" tangan nya meraih cincin diatas meja yang tadi Taeyong lempar " cincin ini bukan milik ku" Lisa melepaskan cincin berwarna senada yang melingkar manis di jari jari mungilnya " dan ini juga bukan milik ku"
Tangan nya meraih telapak tangan Taeyong yang lebih besar darinya. Menyerahkan sepasang cincin disana lalu menutup telapak tangan Taeyong.
" Jika kau memang bahagia bersama Joy eonnie, aku juga akan bahagia"
Di dekatkan wajahnya dihadapan laki laki bermarga Lee ini, menahan tengkuk nya.
Chuuuppp~
Air mata Lisa jatuh begitu saja saat dirinya mencium singkat benda kenyal milik seorang laki laki yang hampir menjadi suaminya.
Tangan nya mengusap air mata nya yang membasahi pipi Taeyong " I love you" ucapnya menampilkan gummy smile yang begitu menyedihkan
Belum sempat Taeyong mengatakan sepatah kata, Lisa berjalan lebih dulu. Menghilang di balik rolling door bambu yang mereka pesan private.
Tanpa sadar, buih air mata Taeyong jatuh begitu saja. Seharusnya Taeyong menyadari jika Lisa wanita yang baik, yang selalu berada disampingnya. Jujur, sebenarnya hatinya juga sakit.
Tapi di satu sisi, dirinya tergoda dengan Joy. Kalau saja Joy tidak sering mengajak nya keluar untuk minum. Kalau saja Joy tidak sering mengajaknya Ons. Mungkin dirinya akan tetap bersama gadis yang di bilang bodoh oleh Joy.
...
Dua bulan berlalu...
"Apa ini? Ha? Kau" telunjuk Taeyong menunjuk wajah Joy yang begitu berantakan.
Wajahnya dipenuhi rambut, lipstik berwarna merahnya sudah tak berbentuk. Berbalut selimut tebal, dirinya menutupi tubuhnya yang telanjang tanpa sehelai benang.
Disampingnya Jhonny tak kalah berantakan nya. Tubuh atletisnya begitu terpampang karena dirinya hanya menggunakan boxer abu abu.
"Kalian" tangan nya meremas rambutnya kasar "kau, dasar kau wanita jalang!"
Tawanya remeh, dengan tatapan yang mematikan " seharusnya aku lebih memilih Lisa dibandingkan dirimu. Wanita murah yang meniduri anggota grup ku dan sahabatku sekaligus"
Tangan nya menepuk bahu Jhonny yang masih mematung terdiam saat Taeyong tiba tiba masuk ke dalam kamar apartement nya " Ku harap kau tidak salah memilih seperti ku. Kau tahu? Bahkan dia mengajak Haechan dan Lucas bermain sebelum kau, " kata nya
" Dan Kau" tangan nya menarik kasar selimut yang membalut tubuh Joy " tubuh mu tidak sebagus Lisa, tapi kau terlalu murah hingga semua laki laki mau tidur dengan mu. Ku harap kau tidak lupa vaksin agar tidak terkena penyakit"
Blaaaam
Taeyong menutup pintu itu kasar, meninggalkan Joy dan Jhonny yang masih terdiam " ku harap kita tidak pernah bertemu lagi. Pergilah, kau mengacaukan semuanya" kata Jhonny
...
Segelas vodka, dengan rancauan dari seorang Lee Taeyong memenuhi mini bar di rumah nya yang terletak di daerah Gangnam.
Menatap sendu sepasang cincin yang menjadi saksi perjalanan cintanya berama Lisa sejak pertama bertemu.
"Eoh Lalisa? Terimakasih untuk kursi yang kau berikan tadi"
Kepala nya terus membayangkan bagaimana awal pertemuan mereka di sebuah penghargaan musik.
"Lee Taeyong, Lee Taeyong. Coba cari aku"
Dirinya tersenyum saat mengingat kekehan kecil gadis berponi di tengah kebun jeruk di Jeju saat mereka liburan.
"i love you"
Air matanya tak bisa lagi terbendung, mengingat kata terakhir yang Lisa ucapan saat dirinya memilih pergi bersama Joy.
"Lalisa, maafkan aku. Maafkan aku sayang" ucapnya memandangi pale purple ring di tangan nya
...
Tap
Tap
Tap
Dirinya terus berlari di bandara incheon, meneliti setiap orang di keberangkatan ke Thailand.
Berhari hari Taeyong terus menghubungi Lisa. Tetapi tidak ada jawaban, bahkan Taeyong mendengar jika Lisa mengganti nomor ponselnya. Dan lebih mengejutkan kabar Lisa akan hiatus dari dunia hiburan dan pulang ke negara asalnya Thailand.
"ku mohon, ku mohon" langkahnya terus berlari, menyentuh setiap wanita bermasker lalu meminta maaf karena ternyata salah orang.
"Lalisaaaaaaa" teriaknya "Jangan tinggalkaan akuuuu"
Masa bodo dengan populeritas sebagai idol. Dirinya tak peduli jika harus berakhir seperti ini. Yang Taeyong mau hanya Lisa kembali dan tidak meninggalkan dirinya.
Satu satunya cara adalah berteriak sekuat tenaga, pikirnya.
"Lalisa hiks ku mohon" kaki nya sudah lemas, tubuhnya sudah lelah. Taeyong berlutut, menangis. Banyak yang mengabadikan dirinya yang tampak kacau
"eoh apa kau sedang syuting? Mengapa dramatis sekali?" Taeyong melihat sepasang sepatu putih di hadapan nya. Suara yang begitu familiar di telinga nya.
Dirinya mendongakan pandangan nya "Lalice" seakan tak ingin memberikan Lisa untuk pergi. Taeyong langsung memeluk tubuh mungil Lisa erat hingga Lisa sedikit terhuyung kebelakang.
"hiks aku mohon jangan pergi, maafkan aku. Maafkan aku"
Lisa terkikik "hei kenapa kau tertawa?" kata Taeyong "kau tahu? Wajah mu lucu saat menangis"
Taeyong menggeleng "masa bodo, aku hanya tak ingin kau pergi" senyumnya terpancar hangat mendengar tuturan lelaki yang masih memenuhi setiap hati dan pikiran nya .
Membentang kan kedua tangan nya, menampilkan senyuman manis yang begitu Taeyong rindukan "Welcome back mayong"
Taeyong butuh sebuah rumah, bukan hanya halte yang hanya singgah. Dan Lisa telah menjadi rumahnya walau Taeyong pernah singgah di sebuah halte antah berantah.
-END-
Itu ending bawa bawa rumah, berat banget ga sih gue wkwk receh
20.03.2018
-lilac-
KAMU SEDANG MEMBACA
L scenario
Fiksi Penggemar(Lalisa x boys) • YGfamilysong • short story • march 2018