Part | 6

23.9K 1.2K 15
                                    

"Aretha." Ujar alex pelan dan memandang retha tanpa berkedip sekalipun. Dia tidak percaya bisa bertemu dengan retha 4 tahun mereka tak pernah bertemu dan sekarang dia melihat retha ingin rasanya ia memelu retha.

°°°°
Retha POV

"Rasya kesana dulu ya bunda kemaren belin kamu brownis."perintahku pada rasya dengan mensejajarkan tinggi kami.

"Iya unda."ujar rasya lalu mencium pipiku.

"Selamat siang semuanya, maaf sedikit terlambat." Ucapku berjalan mendekati tempat dudukku setelah memastikan rasya sampai ditempat duduknya .

Rasya memang mempunyai tempat duduk khusus diruang meeting ini. Itu semua karena rasya sering ikut aku meeting jadi aku mendesain tempat dekat jendela yang menghadap ketaman untuk rasya.

"Iya tidak apa apa Ms. Mahveen kami juga baru berkumpul." Ujar salah seorang anggota meeting kali ini.

"Mari kita mulai meetingnya." Ujarku dan setelah semuanya siap aku memulai presentasiku tentang proyek pembangunan Vee's Hotel.

Meeting berjalan dengan lancar dan aku berhasil meyakinkan para clientku. Aku sedikit merasa aneh dengan orang yang duduk didepan sebelah kananku selama meeting berlangsung dia selalu menatapku. Dari matanya aku bisa melihat kesedihan entahlah tapi aku tak mengenalnya.

Kulihat Rasya tertidur karena meeting telah selesai aku buru buru menutup meeting kali ini aku takut putraku akan sakit bila terlalu lama tertidur dalam posisi duduk.

"Saya rasa meeting kali ini kita sudahi karena semuanya setuju saya rasa pembangunannya akan saya percepat." Ucapku sambil membereskan dokumen dokumen ku.

"Baiklah senang bekerja sama dengan anda miss." Ujar seseorang aku tak melihat siapa yang berbicara dan semuanya keluar kecuali orang yang menatapku dari tadi dan kurasa dia dari ZNT yang akan menjadi investor baruku.

"Maaf untuk tuan...." ucapku pada orang yang menatapku dari tadi sambil mengulurkan tangan. Kata kataku menggantung karena aku memang tak tau namanya  aku lupa bertanya pada sintia.

"Kau tak tau namaku retha." Katanya dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Maaf tuan saya baru pertama kali bertemu anda jadi saya tidak tau nama anda." Ujarku dengan bahasa formal dan kulihat raut mukanya terkejut.

"A.. aku alex." Ucapnya dengan ragu dan mengulurkan tangannya.

"Saya Retha."ucapku dan menjabat tangannya.

"Maaf tuan..." kata kataku mengintruksikannya karena tak kunjung melepaskan genggaman tangannya.

"Ahh iya maaf." Ujarnya lalu melepaskan tangannya.

"Begini tuan ... alex ada beberapa dokumen yang harus anda tanda tangani tapi maaf bisakah diruangan saya saja saya tidak bisa membiarkan putra saya tidur dengan posisi duduk terlalu lama." Ujarku  dengan pelan takut menyinggung dia.

"Ka..a..u  sudah punya anak.?" Katanya dengan tidak percaya. Aku bingung apa dia tak melihat rasya tadi ah mungkin dia mengira itu bukan anakku karna wajahnya tak mirip denganku hanya matanya yang serupa denganku.

"Iya tuan putra saya sedang tertidur disana." Ujarku dengan menunjuk rasya.

"Permisi tuan." Kataku lalu berlalu lalu beralih menggendong rasya dan setelahnya mengambil dokumenku memang sedikit sulit tapi aku tak mungkin membangunkan rasya aku tak mau mengganggu tidur pulasnya.

"Biar aku bantu menggendong anakmu retha."ujar alex dengan mengulurkan tangannya.

"Apakah tidak apa apa maaf merepotkan anda." Ujarku tidak enak .

"Iya tak apa retha. Ayo keruanganmu kasian dia terlihat kurang nyaman dengan posisi seperti ini." Ujarnya dan akupun berjalan bersamanya keluar ruang meeting dan menuju keruanganku.

°°°°°
Alex POV

Aku merasa jengah karena meeting tak juga dimulai dan aku berencana membatalkan kerja sama karena aku tak suka terlambat seperti ini.

Kudengar suara pintu dibuka saat aku melihat ku lihat retha berdiri disana aq hanya bisa menatapnya dengan penuh kerinduan  ingin rasanya aku memeluknya.

"Aretha..." ucapku pelan ketika aku ingin berdiri menghampirinya kulihat dia berbicara dengan anak kecil aku tak terlalu memperhatikannya perhatianku sepenuhnya hanya pada aretha.

"Selamat siang semuanya, maaf sedikit terlambat." Aku mendengar suaranya yang lembut  oh tuhan aku benar benar merindukan retha. Aku tak menyimak yang dia bahas aku hanya fokus pada wajahnya saja.

Setelah meeting berakhir dan dia mengakhiri meeting kuliat dia berjalan ke arahku ku. Aku kira dia akan mengatakan rindu kepadaku tapi ternyata aku salah. Dia menanyakan namaku.

"Maaf untuk tuan...." ucapnya dengan formal.

"Kau tak tau namaku retha." Kataku dengan menaikkan sebelah alis.

"Maaf tuan saya baru pertama kali bertemu anda jadi saya tidak tau nama anda." Ujarnya dengan bahasa formal dan  aku kaget mendengarnya apa apaan ini dia berkata formal bahkan dia berkata baru bertemu dengan ku

"A.. aku alex." Ucapnku dengan ragu dan mengulurkan tanganku

"Saya Retha."ucapnya dan menjabat tanganku

"Maaf tuan..." katanya lagi aku kaget dan setelah sadar tentang tangannya aku buru" melepaskan tangannya walau dengan sangat tidak ikhlas.

"Ahh iya maaf." Ujarku lalu melepaskan tanganku.

"Begini tuan ... alex ada beberapa dokumen yang harus anda tanda tangani tapi maaf bisakah diruangan saya saja saya tidak bisa membiarkan putra saya tidur dengan posisi duduk terlalu lama." Ujarnya  dengan pelan .

"Ka..a..u  sudah punya anak.?" Kataku dengan tidak percaya. Apa dia sudah menikah secepat itukah apakah cintaku harus pupus sekarang ini.

"Iya tuan putra saya sedang tertidur disana." Ujarnya dengan menunjuk anak disamping jendela.

"Permisi tuan." Katanya lalu berlalu  menggendong anak itu. Kulihat dia kesulitan menggendong sambil membawa beberapa dokumen.

"Biar aku bantu menggendong anakmu retha." Tawarku  dengan mengulurkan tangan.

"Apakah tidak apa apa maaf merepotkan anda." Ujarnya tidak enak .

"Iya tak apa retha. Ayo keruanganmu kasian dia terlihat kurang nyaman dengan posisi seperti ini." Kataku dan lau akupun berjalan mengikuti dia menuju ruangannya

Cieee rasya digendong ayahnya wkwkwk

Don't forget vomen bebeb ku tercinta :*



My Baby RasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang