"Apakah Shiva jadi sekolah umum Yah?" tanya Seno ragu, melihat kejadian kemarin membuat dirinya khawatir.
"Ayah pun tidak yakin"
"Setelah kejadian dulu. Aku tidak akan membiarkan mereka berhasil kembali melukai Shiva", geram Senal.
"Aku pun sama" sahut Seno.
"Biarkan Shiva yang memilih, kita tidak dapat memaksanya atau nanti dia akan tertekan", ucap bunda.
"Tapi bunda, bagaimana jika ada yang melukai Shiva? Dan bunda?, Shiva akan terlepas dari pengawasan Bunda"
"Itu tidak akan terjadi jika bunda masih ada, jika kita masih ada dan akan selalu melindunginya. Shiva adalah titik lemah keluarga kita dan kelemahan itu membuat mereka mempergunakan nya sebagai umpan" jelas bunda menghilangkan kekhawatiran putranya.
Hening, mereka tenggelam dengan pikiran masing-masing.
"Bunda!" mendengar teriakan Shiva, mereka panik dan berlari untuk melihat keadaan nya.
Brak
"Bunda, bunda tolong Shiva tolong Shiva hiks" terlihat Shiva masih tertidur dengan gelisah, sepertinya dia bermimpi buruk.
Bunda menepuk pipi nya pelan guna membangunkan nya, keringat dingin keluar dipelipisnya.
"Bunda, bunda mereka memukul Shiva! tolong Shiva hiks"
"Sayang bangun", masih tetap tidak sadar.
Bunda mengangkat tubuh Shiva setengah duduk dan memeluknya, namun Shiva memberontak.
"Stt... Sayang ini bunda, tenang sayang kamu tidak apa-apa, bunda disini, kita disini jagain Shiva" bisik bunda.
"Bunda, bunda Shiva takut", racauan itu masih terdengar dan Shiva terus memberontak dari pelukan bunda.
"Tolong nyalakan lampunya ! Hei sayang bangun bunda disini, hei bangun!" Shiva masih menutup matanya, seperti ada yang menutup telinga nya, dia tidak mendengar suara bunda dan yang lainnya untuk bangun.
"Bunda mereka memukul Shiva dengan kayu hiks..Sakit bunda hiks..."
"Apa yang harus bunda lakukan?" ucap bunda menahan tangis melihat keadaan putrinya seperti ini.
"Sini bunda biar Senal yang nenangin" bunda mengangguk dan berdiri memberi ruang untuk Senal.
Senal berbisik untuk Shiva membuka matanya, namun Shiva memberontak. Seakan ruang geraknya menipis.
"Panggilkan dokter Aldi !", perintah ayah. Aldi mengangguk cepat, bunda semakin khawatir ketika Shiva tetap belum sadar.
"Apa yang terjadi dengannya? Apa yang terjadi? hiks..."
"Stt tenang bunda Shiva akan baik-baik saja"
"Bunda ayah kakak tolong! tolongin Shiva hiks... Hiks... Tolongin Shiva hiks..."
Melihat Senal yang kesusahan karena pemberontakan Shiva, dia mengajukan dirinya untuk menggantikan Senal.
"Ayah!" teriak Shiva membuat Aldo semakin memeluk erat Shiva meskipun Shiva semakin memberontak.
"Dokter Akbar tidak menjawab telpon nya!" lapor Aldi.
Ayah terlihat semakin bingung, "Kita sadarkan Shiva terlebih dahulu, bunda tenang. Aldo, biarkan Ayah menenangkan nya."
Shiva sedikit tenang dalam pelukannya.
"Bunda tolong Shiva hiks hiks..."
"Stt... Shiva ada ayah disini, Shiva tenang"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIVA
Ficção AdolescenteFOLLOW SEBELUM MEMBACA Arsenal Leonardo (Senal) =>kakak pertama Shiva Arsenio Lipardo (Seno) => kakak kedua Shiva Deraldi Edwin Flarensa (Aldi) => kakak ketiga Shiva Geraldo Edwin Glarensa (Aldo) => kakak ke empat Shiva Ferlandio Edwin Larensa (Dio...