Hai guys! buat yang masih baca ataupun yang sudah baca SHIVA.
Pasti kalian bingungkan kenapa cuma beberapa aja chapternya.
Saya sudah mentransformasikannya di DREAME, yuk dilihat.
btw, aku rubah sedikit ceritanya, penasaran bukan? yuk mampir, nama pena dan judulnya sama kok.
Dijamin makin seru di sana, sifat SHIVA aku rubah dan jalan ceritanya juga.
Spoiler
Shiva akan membuka mulutnya tapi tertahan karena pintu terbuka tiba-tiba. Dua orang yang mereka kenali masuk.
Nio dan Sinta, memakai baju formal dan juga membawa tab.
Keduanya tersenyum menyapa mereka semua.
"Nio?" Panggil omah.
Nio tersenyum, "hai omah"
"Ada apa kamu kemari?" Tanya opah.
Nio mengangkat alisnya melirik Shiva yang terdiam, "dia sudah masuk jebakan kita"
"Apa?"
Pintu kembali terbuka, bunda dan ayah sudah kembali lagi.
"Bunda" panggil Shiva, entah kenapa seseorang yang mau dia lihat pertama kali adalah bundanya.
Bunda tersenyum memeluk Shiva hangat, "kamu baik?"
Shiva mengangguk, bunda menatap Nio dan Sinta bergantian.
"Ada apa? Kalian seperti mata-mata"
Nio tertawa, "Shiva yang merubah kita seperti ini bunda"
Bunda mengernyit bingung, "maksudmu?"
Nio membuka tabnya dan menunjukan kertas perjanjian dengan perusahaan Almera, milik Ameera.
Nio melirik semua orang yang ada di kamar ini, "saya minta kalian tutup mulut atau Shiva yang akan memberikan kalian kejutan" ucap Nio dalam dan memperingati.
Nio menatap Julian, "aku rasa kau tidak akan tersinggung Julian"
Julian mengangguk, "lanjutkan."
"Shiva membuat sebuah perusahaan tanpa sepengetahuan kalian dan Sinta yang menjalaninya. Menjadi perusahaan nomir tiga setelah perusahaan keluarga ini. Kami memberikan iklan untuk bekerjasama dengan kita dan menanam saham di perusahaan yang akan kita pilih, Sinta menawarkan saham lebih besar dari milik Shiva sendiri."
"Semua perusahaan berbondong-bondong mengajukan permintaan termasuk perusahaan Ameera"
"Wanita itu sangat senang ketika Sinta memilih perusahaannya namun kesenangan itu akan berakhir dalam beberapa hari ke depan."
"Kita tau cara main Ameera itu kotor, dia mengambil sebagian milik kita dan dia akan memasukannya ke dalam pendapatan perusahaannya."
"Dia sudah mencari latar belakang perusahaan Sinta dan itu semua sudah diatur sedemikian rupa oleh Shiva."
Nio menatap Shiva yang mendengarkan cerita Nio, "gadis ini menyiapkannya seorang diri dan dia masih SMA"
Nio terkekeh geli melihat alis Shiva meruncing, "beberapa hari ke depan, perusahaan ini akan bangkrut dengan alasan semua sahamnya adalah penipuan."
"Apa?!" Seru semua orang.
Shiva tersenyum geli, "dan Ameera sudah merelakan sahamku dengan tangan terbuka."
"Apa?!"
Shiva menaik turunkan alisnya, "bagaimana rencanaku? Membunuh tanpa menyentuh"
Semua orang menatap Shiva tanpa terkecuali, "aku bahkan tidak tau rencanamu Shiva" gumam Putri masih melongo.
Shiva mengangkat bahunya, "aku tidak butuh orang sepertimu"
Putri menabok lengan Shiva kesal membuat Shiva tertawa pelan lalu meringis.
"Aku lupa dengan luka"
"Ameera sudah melepas sahammu?"
Shiva mengangguk enteng, "dia tidak sudi menerima sahamku dan dia senang bisa menerima saham yang lebih besar dariku. Terjebak dengan kesenangannya sendiri."
"Bagaimana kamu bisa berpikir sejauh itu sayang" ujar ayah mengusap kepala Shiva.
"Mudah. Hanya memanfaatkan obsesinya terhadap perusahaannya"
"Aku hanya diam tapi Sinta yang terus jalan" lanjut Shiva.
"Jadi?"
Nio tersenyum, "jebakanmu berhasil dan dengan sekali tembak dia akan ditahan juga karena telah menggelapkan uang perusahaan"
Semua orang kembali melongo, "bagaimana? Menarik bukan?" Tanya Shiva bangga.
"Aku tau rencana ini" ujar Putri.
"Ini ideku Shiva!" Protes Putri.
"Dan aku tau kamu akan menjebloskannya saat melihatku seperti ini bukan?"
Putri mengangguk pelan, "tenang saja, aku tidak akan mengambil hak milikmu yang sudah menyumbang pemikiran seperti itu. Lagi pula ideku yang paling menakjubkan"
Putri berdecih, "orang lain yang menjalankan bukan kamu sendiri."
"Punya kaki tangan kenapa harus sendiri?" Senyuman miring Shiva terlihat saat melihat Putri terdiam.
"Bermain bersih dan dia tidak akan tau jika aku yang melakukannya"
"Tidak ada tepuk tangan untukku?"
"Untuk apa? Ini belum terjadi dan aku anggap kamu belum berhasil" ujar Putri.
"Ah payah! Kau tidak menghargai usahaku!"
"Kau tidak berusaha, Sinta yang berusaha"
"Ck, terserah!"
Lalu semuanya terdiam, Shiva menengok melihat Julian yang ikut terdiam.
Shiva meraih tangan Julian, "maaf"
Julian mengernyit mendengar permintaan maaf Shiva, "untuk apa?"
"Menyusahkan mami mu"
Julian tersenyum mengusap kepala Shiva, "dia pantas mendapatkannya"
"Ah ya! Kau mengingatkanku Jul. Shiva juga menuntut mami mu karena menelantarkan anak dan juga menyiksa anak. Kau mungkin akan jadi saksi saat dipersidangan, tak apa bukan?"
Julian menatap Shiva yang mengerjap menatapnya, "kau sampai sejauh itu Shiva"
Cengiran Shiva terlihat, "yang terpenting kamu sudah terbebas dari dia"
"Terimakasih" ucap Julian tulus.
Shiva menggeleng, "berterimakasihlah kepada mereka yang sudah mendukungmu"
Julian mengangguk dan tersenyum. Bunda mengusap kepala Shiva, "bunda bangga denganmu"
Shiva kembali memainkan alisnya, "Putri jangan iri"
Putri berdecih, "aku akan memanggil mama untuk ke sini dan membanggakan diriku di depanmu."
"Kau menyebalkan sekali"
Jangan kecewa karena ceritanya masih ada kok, hanya berpindah tempat. Semoga kalian suka!
bye bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIVA
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA Arsenal Leonardo (Senal) =>kakak pertama Shiva Arsenio Lipardo (Seno) => kakak kedua Shiva Deraldi Edwin Flarensa (Aldi) => kakak ketiga Shiva Geraldo Edwin Glarensa (Aldo) => kakak ke empat Shiva Ferlandio Edwin Larensa (Dio...