"Shiva bangun sayang udah pagi. Katanya mau sekolah", bunda membangunkan Shiva yang masih terlelap. Beruntung tadi malam Shiva tidak meracau lagi.
"Hmmm. Shiva udah bangun bunda", ucapnya dengan suara khas bangun tidur.
Matanya masih lengket, menuju kamar mandipun masih sempoyongan.
Dugh
"Aw", Shiva membentur pintu kamar mandi yang belum dibuka.
"Siapa yang menutup pintunya sih?! Kan jadi nabrak!" omelnya.
Shiva menatap dirinya didepan cermin, melihat seragam yang dipakainya seperti seragam kakaknya membuat dia tersenyum senang. Dia selalu menantikan hari ini, hari dimana dia akan bersekolah seperti orang orang pada umumnya, tidak lagi terkurung dalam rumah, dia akan mempunyai teman dan bisa ke kantin bersama.
Melihat tampilan nya sudah sempurna dia mengambil tas nya dan turun untuk sarapan.
Mereka tersenyum melihat Shiva memakai seragam sekolah dengan senyuman manisnya.
"Morning!" sapanya, mereka membalasnya dengan senyuman tak kalah manis.
"Kamu pantas sekali memakai seragamnya sayang.", puji bunda, Shiva tersenyum malu dan berterima kasih untuk pujian bundanya.
"Yuk sayang berangkat", ajak Dio menarik tangan Shiva lembut menuju mobil tiga bersaudara setelah pamitan dengan ayah bunda.
"Shiva satu kelas dengan kalian kan?" tanya Shiva setelah menutup pintu mobil.
"Tentu dong!", jawab Aldo.
Mobil sport itu sampai di parkiran sekolah. Pekikkan serta bisikan para gadis memenuhi lapangan parkir itu, terlebih saat Shiva keluar bersama si kembar.
"Wow dia cantik sekali"
"Ih mau deh deket sama mereka"
"Oh ya ampun mereka cocok menjadi most wanted boy and girl"
"Setuju!"
Bisik Bisik mereka terdengar di telinga Shiva. Aldi merangkul pundak Shiva membuat pekikan siswi itu semakin menjadi.
"Ouh so sweet!"
"Dia anak baru ya? Cantik banget senyumnya manis lagi"
Shiva tersenyum mendengarnya, setidaknya respon mereka positif atas kedatangannya dan itu membuat Shiva semakin semangat untuk belajar di sekolah umum.
"Kak ke ruang kepala sekolah dulu atau langsung?"
"Langsung sayang, kamu ga usah ke ruangan kepala sekolah lagi, lagian mereka sudah tau dari Ayah kalau kamu akan sekolah disini", jawab Aldi masih tetap merangkul Shiva.
Mereka menuju kelas diiringi tatapan kagum siswa siswi lainnya, mereka tidak mengetahui jika si kembar memiliki adik perempuan.
Para lelaki memandang takjub Shiva dan para gadis menatap takjub si kembar.
"Siapa tuh bro? Cantik amat", celetuk salah satu cowo yang tidak tahan menanyakannya.
Si kembar hanya menatap datar mereka, tidak menjawab dan tidak merespon.
Shiva tersenyum dan mendekati cowo tadi serta menjulurkan tangannya.
"Perkenalkan namaku Shiva Aurel Shafire adik dari si kembar", belum sampai mereka berjabat tangan, Aldo menarik Shiva untuk duduk disebelah nya.
"Kamu ga usah kenalan sama mereka, nanti mereka memanfaatkan mu untuk dekat dengan kami. Bahkan kami pun tidak kenal dengan nama-nama mereka selama ini", ucap Aldo datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIVA
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA Arsenal Leonardo (Senal) =>kakak pertama Shiva Arsenio Lipardo (Seno) => kakak kedua Shiva Deraldi Edwin Flarensa (Aldi) => kakak ketiga Shiva Geraldo Edwin Glarensa (Aldo) => kakak ke empat Shiva Ferlandio Edwin Larensa (Dio...