"Shiva jangan marah ya? Ya? Ayo dong Shiva kakak minta maaf jangan marah dong jangan cuekin kakak" Dio tidak menyerah untuk membujuk Shiva agar tidak mencueki nya.
Shiva hanya memasang wajah datar. Sebenarnya Shiva ingin ngakak melihat rengekan sang kakak, namun dia urungkan untuk mengerjai kakaknya yang satu ini.
"Shiva ish malah beneran dicuekin. Shiva ayolah Shiva? Shiva cantik deh baik deh jangan marah ya"
"Dari dulu", ucap Shiva datar.
"Aduh Dio bisa diem ga sih?!" Aldi terganggu dengan rengekan adiknya yang satu ini.
Dio tidak menanggapi dan masih merengek pada Shiva.
"Berisik!", ucap Shiva datar, Dio cemberut.
"Anak-anak! Cepat kemari!", teriak bunda dari dapur.
"Iya bunda", sahut mereka barengan.
***
"Shiva?" Shiva menatap bundanya.
"Ya bunda?"
"Kamu mau sekolah umum bersama kakakmu atau homeschooling?" Shiva terdiam mendengar pilihan bundanya, dia bingung.
"Hmmm. Ga tau" jawabnya seadanya.
"Kok ga tau?" seru Dio, Shiva meliriknya.
"Kenal?", Dio merengut tidak suka.
"Kok Shiva jahat" Shiva hanya mengangkat bahunya acuh.
"Jawabnya yang pasti dong sayang" sahut Senal.
"Ga tau kak. Kalo umum Shiva takut, kalo homeschooling nanti bosen. Masa iya belajar sendiri, apa apa sendiri, berasa jomblo beneran kaya gitu mah" gerutu Shiva.
"Kok jadi curhat?", sahut Dio dibalas hanya lirikan dari Shiva.
"Ya udah kamu pikir-pikir aja dulu tapi jangan kelamaan nanti kamu telat sekolah" ucap bunda tersenyum.
"Oke bunda. Shiva mau ke kamar dulu"
Dia berdiri namun ditahan oleh panggilan kakaknya, "Shiva?"
"Ya kak Aldo?"
"Tidur sama kakak yuk"
"Yuk!", jawabnya girang dan langsung menarik kak Aldo ke kamarnya.
"Good Night My Queen.", mengecup kening Shiva dan dibalas dengan pelukan yang mengerat.
***
Tengah malam Shiva terbangun dengan racauan seperti tadi siang. Aldo yang peka terhadap sekitar terbangun dan langsung menenangkan Shiva dan beruntungnya, Shiva tidak separah waktu siang. Entah apa yang dimimpikan gadis itu sehingga racauannya sangat jelas.
"Stt... Tenang sayang kakak ada disini"
***
Sinar matahari membangunkan Shiva dari tidurnya.
"Morning", sapanya dengan suara khas bangun tidur.
Aldo tersenyum melihat wajah Shiva yang baru bangun, sangat kucel dan kusut.
"Kakak ga sekolah?" tanya nya setelah menyadarkan diri, Aldo terdiam sebentar.
"Hmmm maunya sih gitu" jawabnya, Shiva mencubit pipi kakaknya itu gemas. Kenapa juga kakaknya bolos?
"Kenapa bolos?! Kakak seharusnya semakin rajin karena sebentar lagi kakak kelas dua belas. Malu dong kalo ga naik kelas."
"Gapapa asalkan nanti sekelas sama adek kakak ini, kamu udah milih sekolah apa? Umum atau HS?" Shiva kembali terdiam, dia masih bingung menentukan sekolah biasa atau homeschooling.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIVA
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA Arsenal Leonardo (Senal) =>kakak pertama Shiva Arsenio Lipardo (Seno) => kakak kedua Shiva Deraldi Edwin Flarensa (Aldi) => kakak ketiga Shiva Geraldo Edwin Glarensa (Aldo) => kakak ke empat Shiva Ferlandio Edwin Larensa (Dio...