semua chapter sudah direvisi^^
Pagi-pagi sekali, Jisoo sudah berada di dapur, menyiapkan beberapa hidangan yang menurutnya bisa ia masak dengan baik. Ia baru saja menyelesaikain hidangan terakhirnya saat ia kemudian menoleh dan mendapati Chanyeol—dengan wajah khas bangun tidurnya—sedang meneguk air mineral yang diambil dari lemari es. Jisoo menggeleng heran, lagipula, ini kan masih sangat pagi, mengapa lelaki tinggi itu meminum air dingin?
"Nah, apa kau yang memasak semua makanan ini?"
Jisoo tampak sedikit terkejut sebelum menjawab dengan sedikit canggung, "ya, aku memasaknya. Sederhana tapi aku harap kau dan kakek menyukainya," katanya kemudian tersenyum tipis.
Sejujurnya, Jisoo merasa canggung bercakap-cakap dengan lelaki bernama Chanyeol itu. Lagipula, baik Chanyeol dan Sehun memiliki aura yang sama-sama mengintimidasi. Bedanya, Chanyeol terlihat sedikit lebih ramah dan mudah bergaul.
"Tidak perlu canggung. Anggap saja aku temanmu, aku hanya beberapa tahun lebih tua dari Sehun," balas Chanyeol lalu lelaki itu menaik turunkan alisnya sambil tersenyum jahil, meminta agar Jisoo menyetujui untuk tidak bersikap canggung padanya.
"Y—ya tentu saja, Chanyeol," jawab Jisoo kemudian tersenyum canggung.
"Kau bekerja di rumah sakit yang sama dengan Sehun, kan?" tanya Chanyeol. Jisoo mengernyitkan keningnya heran. Gadis itu belum sama sekali menceritakan pekerjaannya pada Chanyeol. Dan bahkan, lelaki itu tadi malam mengira dia adalah pekerja di rumah ini.
"Maaf soal yang semalam. Aku hanya berniat menjahilimu saja. Kita bertemu kemarin, apa kau tidak mengingatnya?"
"Ah, ya, tidak apa-apa. Aku mengingatnya."
"Jadi?"
Lagi, Jisoo mengernyitkan keningnya bingung. "Jadi, apa?"
Chanyeol tertawa sementara Jisoo hanya menatap dalam kertebingungan. "Jadi apa kau bekerja di rumah sakit yang sama dengan Sehun?"
Jisoo menepuk dahinya secara imajiner. Sungguh, gadis itu malu sekali. Aku pasti tampak seperti orang bodoh, pikirnya. Ia kemudian mengangguk canggung sambil menggaruk-garuk leher belakangnya yang sama sekali tidak gatal.
"Kalau begitu, aku bisa mengantarmu bekerja," kata Chanyeol sambil tersenyum tulus. Jisoo baru saja akan membuka mulutnya untuk menjawab kalau saja seseorang tidak tiba-tiba muncul dan mencampuri percakapannya dengan Chanyeol.
"Kakek menyuruhku menjemputmu, Jisoo."
Oh, sial! Itu Sehun. Jisoo mengelus-elus dadanya yang berdebar-debar dengan imajiner. Sehun memang memberi dampak yang buruk untuk jantungnya.
Sehun sama sekali tidak melirik ke arah Chanyeol. Lelaki itu justru melewati Chanyeol dan segera duduk di salah satu kursi di meja makan.
Chanyeol tersenyum mengejek meskipun ia yakin Sehun tak dapat melihatnya. "Oh, kalau begitu, mungkin lain kali saja," katanya sambil menatap ke arah Jisoo yang masih berdiri seperti patung di ujung yang berbeda dengannya.
"Astaga!"
Sehun, Chanyeol, Jisoo bersamaan mengalihkan atensi mereka kepada seseorang yang baru saja memasuki ruang makan mereka. Salah satu pekerja di sini rupanya.
"Ah, maafkan saya Tuan, Nona, seharusnya saya bangun lebih awal dan memasak. Nona tidak seharusnya memasak," lanjutnya sambil menunduk takut.
Jisoo tersenyum. "Tidak apa-apa bibi, memang aku berniat memasak sarapan selama aku tinggal di sini. Lagipula, saya bukan siapa-siapa di sini."
Chanyeol mengernyitkan keningnya.
Tunggu, tinggal di sini?
Omong-omong, Chanyeol sampai lupa menanyakan siapa sebenarnya gadis ini sampai bisa tinggal di rumah kakek? Apa hubungan yang sebenarnya ada di antara kakeknya, Sehun, dan gadis ini?
YOU ARE READING
Unpredictable Doctor Oh
Fanfiction[DISCONTINUED] Kim Jisoo pikir, setelah kelulusannya dari pendidikan dokter, ia harus mengubur dalam-dalam cita-citanya untuk menjadi seorang dokter, ia sudah tidak mampu lagi membayar untuk pendidikan profesinya; apalagi pendidikan spesialis yang s...