"Akhirnya kau datang." Baekhyun mendesah lega. Sehun mengangguk sambil menatap pasien laki-laki di hadapannya, dan Baekhyun cepat-cepat melanjutkan, "pasien terpental dari mobilnya saat terjadi kecelakaan dan antena dari mobil yang ditabrak menancap pada dada pasien. Kami tidak dapat mendengar suara detak jantungnya tetapi pada layar monitor hipotensi masih dapat terdeteksi."
"Segera lakukan pemeriksaan transesofagealsonografi!" perintah Sehun segera setelah mendengar paparan yang Baekhyun berikan.
"Baik, dok."
Tak lama hasil pemeriksaanpun keluar, tampak pembuluh darah di sekitar leher penuh dan terdapat darah di perikardium.
"Berapa mililiter darah yang ada di perikardiumnya?" tanya Sehun. Baekhyun segera menjawab. "Seratus limapuluh mililiter, dok."
"Tamponade jantung," gumam Sehun lirih. "Cepat siapkan ruang operasi sekarang juga! Pasien mengalami tamponade jantung!"
"Baik, dok!"
"Baekhyun, bisa kau hubungi salah satu CS yang sedang seminar? Aku masih residen jika kau lupa," kata Sehun. sebagai residen, operasi yang tergolong rumit ini belum bisa ia tangani. Meskipun ia mau dan mampu, ia hanya bisa menjadi asisten bedah saja untuk sekarang ini.
Tak lama, seorang CS datang, ia segera memca seluruh rekam medis pasien dan mendengar dengan seksama penjelasan Sehun. Ia dan Sehun kemudian segera beranjak menuju ruang operasi. Mereka terlebih dahulu mensterilkan tangannya sebelum memasuki ruang operasi. Setelah memakai pakaian steril, mereka bersiap melakukan operasi.
"Aku akan terlebih dahulu mengambil darah yang ada di perikardiumnya," ucap Dokter Lee yang dibalas anggukan oleh Sehun.
"Jarum ukuran enam belas," ucap Dokter Lee.
Dokter Lee mulai menusukkan jarum yang ia pegang empat puluh lima derajat dari ujung prosesus xipoidesus yang ia arahkan pada inferior skapula. Lelaki itu mulai mencoba mengurangi volume darah yang ada pada perkardium. Setelahnya, mereka memulai proses untuk mengambil antena yang tertancap pada dada pasien.
-Unpredictable Doctor Oh-
"Seperti yang ku duga, kau melakukannya dengan baik," puji Baekhyun setelah proses operasi selesai.
Sehun membuang masker yang ia pakai ke tempat sampah medis. "Terima kasih. Tapi, aku hanya asisten."
"Ya, dan tahun depan kau kepala bedahnya. Ini tahun terakhirmu menjadi residen," balas Baekhyun sambil tersenyum.
"Kalau begitu aku kembali."
Baekhyun memasang wajah terkejut. "Kenapa?"
Sehun melepas pakaian medisnya, meletakkanya pada wadah yang ada, dan melanjutkan. "Aku masih ada urusan."
Baekhyun mengangguk paham. "Baiklah."
"Aku pergi dulu," pamit Sehun yang dibalas anggukan dan senyuman tipis oleh Baekhyun.
Sehun melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, benda itu menunjukkan bahwa sekarang sudah pukul satu siang, itu berarti waktu makan siang sudah tiba. Ia berencana membelikan makan siang untuk Jisoo.
Lelaki itu memacu mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kedai makanan sebelum kembali ke rumah Jisoo.
Dokter tampan itu bergegas kembali ke rumah Jisoo karena hari sudah semakin siang, dan Sehun yakin bahwa Jisoo belum makan siang. Sesampainya di rumah Jisoo, Sehun mendengar suara dari arah dapur. Lelaki itu mecoba mendekat dan mendapati Jisoo sedang berkutat dengan wajan dan kompor di depannya.
YOU ARE READING
Unpredictable Doctor Oh
Fiksi Penggemar[DISCONTINUED] Kim Jisoo pikir, setelah kelulusannya dari pendidikan dokter, ia harus mengubur dalam-dalam cita-citanya untuk menjadi seorang dokter, ia sudah tidak mampu lagi membayar untuk pendidikan profesinya; apalagi pendidikan spesialis yang s...