Setahun kemudian.
Jongin melangkahkan kakinya santai, ia hendak menemui sahabatnya, Sehun. Tahun ini adalah masa residensi terakhir dokter bedah tampan itu. Bersamaan dengan itu, hari ini beberapa dokter magang akan segera datang. Jongin bermaksud mengajak Sehun untuk menyambut kedatangan junior mereka, karena tahun-tahun sebelumnya Sehun sama sekali tidak tertarik dengan acara yang menurutnya tidak penting. Kali ini Jongin akan memaksanya.
Jongin menyipitkan matanya saat mendapati Sehun sedang berjalan memunggunginya sambil memutar-mutar kepalanya. Tak ingin tertinggal, Jongin segera berlari sambil memanggil nama sahabatnya itu, "Oh Sehun! Tunggu."
Mendengar seseorang memanggil namanya, Sehun menoleh, ia melihat Jongin kini tengah berlari kecil ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Sehun to-the-point.
"Santai bung," Jongin menarik nafas, "mari kita melihat-lihat anak magang."
Sehun membuka mulutnya, hendak menolak mentah tawaran Jongin. Namun, Jongin lebih dulu membuka mulutnya, "tidak ada penolakan."
Sehun berdecih. "Kau membuang waktumu dengan melakukan hal tidak berguna seperti itu, Jongin. Sudah kukatakan, aku tak akan mengikuti hal seperti itu."
"Ayolah, Hun. Sekali ini saja. Lapipula, kita hanya melihat dari kejauhan, aku hanya penasaran dengan wajah mereka."
"Aku tidak mau."
"Hun, sekali ini saja, oke?"
"Sekali tidak, tetap tidak, Kim Jongin."
"Kumohon." Jongin memasang wajah yang menurut Sehun menjijikan, kalau sudah seperti ini, Sehun tidak bisa menolak.
"Sialan kau. Berhenti memasang wajah menjijikkanmu! Baiklah, aku ikut," jawab Sehun terpaksa. Jongin tersenyum lebar.
"Tapi tunggu, Hun, apa kau baru saja mengumpat padaku?" tanya Jongin. Sehun memasang wajah terkejut, "kau lebih muda dariku, Tuan Oh sialan!" lanjut Jongin sambil meraih kepala Sehun dan menempatkannya di antara badan dan tangannya—ketiak.
"Lepaskan Jong, ketiakmu bau, astaga!" pekik Sehun sedangkan Jongin hanya tertawa sambil menggeret tubuh jangkung Sehun.
-Unpredictable Doctor Oh-
Jisoo menatap pantulan tubuhnya di cermin. Ia berputar di depan cermin, mengagumi betapa elok tubuhnya terbalut dengan jas khas para dokter. Jisoo tersenyum lebar, "oh, akhirnya. Hari pertamaku telah datang," gumam Jisoo. Ia merapikan sedikit rambutnya kemudian berlalu keluar kamar –atau ia terlambat.
"Oh, Jisoo! Kau sudah akan pergi?" tanya ibunya sambil menatapa beberapa makanan di meja makan sederhana keluarga mereka. "Iya bu, aku tidak mau terlambat di hari pertamaku," jawab Jisoo.
"Kau belum sarapan." Ibunya mengingatkan. Jisoo meringis. "Tidak apa bu. Aku membawa roti, bisa ku makan di bus nanti."
"Terserah kau saja, berhati-hatilah di jalan." Ibunya tersenyum, "oh! Dan kau tampak cantik dengan jas itu," lanjut ibunya. Jisoo hanya tersenyum, ia pamit dan melenggang keluar rumah.
Hari ini, adalah hari pertama dirinya magang di sebuah rumah sakit yang cukup terkenal di Seoul, rumah sakit milik Kakek Oh—Jisoo memanggilnya begitu sekarang—seseorang yang ia tolong di masa lalu. Gadis itu masih setia tersenyum, sebentar lagi acara penyambutan dan setelah itu, ia resmi menjadi dokter magang! Dan, syukurlah, ibunya sekarang sudah kembali sehat berkat perawatan intensif yang Kakek Oh biayai khusus untuk ibunya.
YOU ARE READING
Unpredictable Doctor Oh
Fanfic[DISCONTINUED] Kim Jisoo pikir, setelah kelulusannya dari pendidikan dokter, ia harus mengubur dalam-dalam cita-citanya untuk menjadi seorang dokter, ia sudah tidak mampu lagi membayar untuk pendidikan profesinya; apalagi pendidikan spesialis yang s...