3. Adrian Oksana Putra

437 46 18
                                    

HARI ini sudah dua kali Nadine ke atrium kampus, tapi belum juga menemukan sosok yang dicarinya yaitu Adrian.

Kemana pria itu? Aldy bilang, Adrian akan berada di atrium tapi nyatanya belum juga muncul. Nadine sampai kesal dibuatnya. Seharusnya sekarang ia sedang duduk santai di kantin kampus, sambil menikmati lychee ice kesukaannya menunggu mata kuliah selanjutnya.

Selang beberapa saat, ia melihat seorang pria sedang diikuti beberapa gadis. Sepertinya para gadis itu, sedang meminta tanda tangan sang pria terlihat kereka memanggil nama si pria itu. Nadine memperhatikan pria itu secara detail, benar itu Adrian. Tapi, untuk apa mereka minta tanda tangannya.

Nadine baru ingat, Adrian kan ketua BEM di kampus ini. Pasti itu mahasiswi yang sedang ospek, dan diminta untuk mendapatkan tanda tangan para senior.

Nadine menunggu para gadis itu selesai, ia sengaja menunggu antrian terakhir agar bisa berbicara lebih lama dengan Adrian sesuai dengan misinya.

"Hai, boleh saya duduk?" Nadine mulai mendekat ke arah Adrian.

"Silahkan," jawabnya singkat.

"Kamu terkenal banget ya, sampai cewek-cewek tadi minta tanda tangan," kata Nadine sambil tersenyum.

"Itu paling cuma tugas dari senior, mereka kan lagi ospek," jawab Adrian.

"Kamu punya pacar?" Nadine bertanya langsung ke intinya. Adrian bingung dengan sikap gadis di sebelahnya yang begitu to the point.

"Kenapa?" Adrian balik bertanya.

"Kalau saya jadi pacar kamu, saya akan cemburu karena kamu dikelilingi cewek setiap hari," gerutu Nadine. Tak disangka Adrian tersenyum kecil.

Deg,

Kenapa jantung Nadine berdetak lebih cepat daripada biasanya, saat melihat senyuman itu?

"Kok malah senyum, bukannya dijawab?" Nadine bertanya dengan mendesak.

"Saya punya pacar, jelas?" Pria itu menjawab dengan nada sedikit kesal. Nadine termenung mendengar jawaban dari Adrian.

Lho Adrian punya pacar? Aldy gimana sih, katanya dia udah putus. Nanti kalau Nadine disangka pelakor bagaimana? Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduknya merinding.

Nadine melihat, Adrian mulai menyalakan laptop-nya dan membuka aplikasi yang Nadine tidak mengerti sama sekali. Seperti sebuah kode-kode, pasti itu berhubungan dengan mata kuliahnya.

Saking seriusnya Nadine melihat kode-kode itu, kepalanya sedikit menghalangi pandangan Adrian. Pria itu memperhatikan Nadine dengan aneh, sehingga dengan perlahan Adrian menggeser laptop-nya agar sedikit menjauh dari gadis itu.

"Kamu nggak ada kelas?" Adrian bertanya, matanya masih fokus pada layar laptop.

"Ada, nanti jam satu," jawab Nadine.

"Jurusan apa?" Adrian bertanya lagi.

"Manajemen"

"Semester berapa?"

Kenapa Nadine merasa seperti diinterogasi, apalagi melihat wajah Adrian tanpa menatapnya sama sekali.

"Kamu nanya sama saya?" Nadine bertanya sedikit sinis.

"Memangnya ada orang lain lagi di sini, selain kita berdua?"

"Ya kamu nanya sama saya tapi matanya ke situ terus," sambil menunjuk ke arah laptop. "Saya paling nggak suka, kalau orang bicara tapi matanya nggak menatap ke arah saya!" Nadine berkata tegas.

WHEN I SEE YOU AGAIN (Only 5 Chapters Left)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang