4. Date?

383 43 28
                                    

SETELAH kejadian pertemuan pertamanya kemarin, Nadine tidak berani bertemu dengan Adrian lagi, ia merasa tidak punya muka. Aldy, sahabatnya yang super jahil itu sudah menjelaskan masalah sebenarnya. Aldy mengaku, kalau ia hanya ingin menjodohkan Nadine dengan Adrian. Menurutnya Adrian dan Nadine sangatlah cocok dan saling melengkapi.

Menjodohkan dengan cara yang tidak realistis menurut Nadine, kenapa tidak Aldy saja yang mengenalkan mereka berdua. Kenapa harus Nadine yang dari awal harus mulai pendekatan dengan Adrian.

Walaupun secara kebetulan, Adrian memang merespon perkenalan mereka berdua. Buktinya kemarin Adrian mengajak Nadine makan bareng. Tiba-tiba Nadine teringat ucapan Aldy.

Lo single, Adrian single lalu apa masalahnya? Kecuali lo merebut pacar orang itu baru yang namanya masalah.

Benar juga untuk apa Nadine malu, tidak ada masalah Nadine dekat dengan Adrian. Lagipula misi itu sudah batal, sejak Aldy mengaku kalau itu semua hanya keisengannya semata. Sial!

Nadine sedang berada di kantin. Ia menyeruput lychee float-nya sampai habis, Nadine lelah mengerjakan tugas makalahnya sejak kemarin belum selesai mempelajari tentang brand image. Nadine merasa pusing mengambil jurusan manajemen, hampir semua dosen memberikan tugas membuat makalah.

"Lagi banyak tugas nih?"

Nadine mencari pemilik suara yang terdengar sedang menyapanya, Nadine menengok ke sebelah kanan dan ternyata sosok yang muncul adalah.

"Kamu," ucap Nadine pelan.

"Bikin tugas apa?" Adrian bertanya sambil melihat pemandangan di atas meja.

"Makalah," jawabnya singkat.

Mati-matian seminggu ini Nadine menghindari Adrian tapi, sekarang pria itu sedang duduk manis dihadapannya. Nadine memperhatikan Adrian, pria itu terlihat lebih fresh mungkin karena rambutnya habis di cukur. Nadine berusaha untuk bersikap biasa saja, walau dalam hatinya bergemuruh.

"Kamu ada kelas lagi nggak?" Adrian bertanya sambil menggeser kursi ke sebelah Nadine. Membuat Nadine terkejut dengan sikap Adrian, kenapa pria itu harus dekat-dekat sih duduknya.

"Nggak ada," jawab Nadine, masih fokus dengan layar laptopnya.

"Mau temenin saya nggak?" Adrian menatap ke arah Nadine namun gadis itu masih belum mengalihkan pandangannya. "Saya paling nggak suka, kalau orang bicara tapi matanya nggak menatap ke arah saya," ucapnya menyindir.

Damn, kenapa Adrian harus balikin kata-kata gue?

Nadine menatap Adrian tepat di manik matanya, Nadine baru tahu kalau Adrian mempunyai mata berwarna cokelat.

"Kamu mau ngajak saya kemana lagi? Asal nggak ditarik kayak kambing aja," sindir Nadine, Adrian sontak tertawa.

"Saya mau ngajak kamu ke pameran komputer," ungkap Adrian. Pria itu mendekat ke arah Nadine untuk melihat gadis itu dari dekat.

"Pameran? Hari ini?" Adrian mengangguk. "Mau ya?" Adrian masih merayu.

"Kenapa harus sama saya? Saya nggak ngerti komputer. Temen satu jurusan kamu kan banyak," kata Nadine menolak.

"Mereka udah pada punya jadwal mau ngapel, it's saturday night. Do you forget? Cuma saya yang nggak ada temen makanya saya ngajak kamu," ucap Adrian.

Ah benar ini malam minggu.

"Jadi karena sekarang kamu jomblo dan nggak punya temen, jadi kamu ngajak saya?" Nadine menyindir dengan menekan kata jomblo pada kalimatnya, Adrian hanya tersenyum tipis.

WHEN I SEE YOU AGAIN (Only 5 Chapters Left)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang