HARI minggu keluarga Restu berencana makan malam di luar. Kegiatan ini rutin mereka lakukan setiap bulan, bertujuan untuk mempererat kehangatan dan keharmonisan di daalam keluarga. Saling bercerita, saling bercanda, membicarakan apapun dari hal yang tidak penting sampai hal yang serius. Bukankah setiap keluarga seperti itu.
"Kita makan di mana mah?" Nadine bertanya, sambil menggandeng manja lengan sang Mama.
"Tanya Mas mu, kali ini kan giliran dia yang pilih tempat," jawab Niken.
Rumah makan yang mereka pilih memang selalu berbeda, dan yang memilih tempat pun selalu bergantian. Kali ini giliran Nicky yang memilih rumah makan.
"Kita makan di Steak 21 aja ya!"
"Ah itu udah biasa Mas, bosen!" Nadine mengeluh.
"Biarin ah, Mas lagi pingin makan steak dek." Nicky itu kalau sudah ingin makan sesuatu harus dituruti mirip dengan ibu-ibu hamil.
"Keluar deh jiwa ibu-ibu hamilnya," ledek Nadine menahan tawa.
"Biarin ah," katanya sambil mengacak rambut sang adik. "Daripada pilihan kamu waktu itu, restoran Korea sampai Papa cuma kenyang minum karena nggak ngerti sama makanannya," keluh Nicky. "Lagipula ini giliran Mas yang pilih tempat, so no complaint!" Nicky berkata tegas.
Memang benar yang dikatakan oleh Nicky, bulan kemarin saat Nadine mendapat giliran memilih rumah makan. Nadine memilih restoran Korea karena sedang ingin makan spicy rice cake (Tteokbokki). Dan ternyata Papanya tidak menyukai makanan Korea jadi ia hanya minum dan makan sedikit. Sebenarnya Nadine merasa tidak enak hati, tapi mau bagaimana lagi mereka sudah terlanjur memesan, dan sebagai gantinya Nadine menghabiskan semua makanan yang sudah dipesan. Beruntung ia mempunyai tubuh yang ramping dan terbilang susah gemuk, jadi tidak perlu khawatir dengan berat badan.
Restu lebih menyukai makanan khas Jawa sesuai dengan darahnya Jawa tulen. Maka dari itu setiap gilirannya memilih rumah makan, Restu akan memilih restoran jawa. Tapi demi menyenangkan hati anak-anaknya, Restu menyetujui apapun pilihan mereka. Bukan masalah makanan atupun tempatnya, yang penting dengan siapa kita berkumpul saat makan bersama.
"Udah dek, ini kan giliran Mas mu yang pilih tempat. Kita nikmatin aja ya," kata Niken menengahi.
"Baiklah," jawab Nadine.
Nicky memilih restoran di sebuah Mall yang tidak jauh dari kawasan rumahnya, untuk menghindari kemacetan di malam hari.
Setelah sampai di tempat tujuan, mereka memesan makanannya masing-masing. Nadine memesan steak tenderloin with potato and salad.
Sambil menunggu pesanan datang, mereka membicarakan berbagai macam hal. Restu dan Nicky seperti biasa, membicarakan masalah seputar perusahaan.
"Kuliah lancar Nad?" Restu bertanya pada anak bungsunya.
"Lancar pah. Puyengnya," jawab Nadine sambil nyengir.
"Dinikmatin ya dek, nanti juga kamu terbiasa. Kalau kita mau melakukan sesuatu harus dengan hati, jangan karena terpaksa. Ya walaupun memang jurusan yang kamu pilih itu karena Papa yang menyarankan," ucap Restu bijak menatap anak gadisnya.
"Iya Pah, Nadine juga berusaha nikmatin cuma kalau lagi banyak tugas pusingnya minta ampun," Nadine mengeluh sambil mengercutkan bibirnya.
"Kamu bisa tanya Mas mu, dia kan jago mata kuliah bisnisnya," ungkap sang Papa.
"Amin," sahut Nicky. "Tanya aja Nad, nggak usah sungkan gitu sama Mas," seru Nicky jemawa.
Tak lama pesanan mereka datang. Nicky yang sudah tidak sabar ingin makan steak sedari tadi langsung menyantapnya, tanpa menunggu yang lain. Toh, di keluarganya tidak ada tata krama soal siapa yang duluan harus menyantap makanan. Jadi ia segera menyantap makanannya selagi masih hangat dan menggugah selera.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN I SEE YOU AGAIN (Only 5 Chapters Left)
RomanceSUDAH TERBIT Silakan FOLLOW untuk membaca! #1 - Computer (04-10-2018) Berawal dari niat jahil sahabatnya, yang meminta Nadine mendekati seorang pria. Dengan alasan pria itu sedang depresi, karena putus cinta. Nadine menyetujui permintaan sahabatnya...