Chika bertepuk tangan, menyaksikan sahabat karibnya berdiri di atas podium dengan senyum menawan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," salamnya yang dibalas dengan semangat oleh seluruh siswa dan guru.
"Mawar! Mawar! Mawar!" teriak Chika dengan hebohnya. Irfan menutup telinga dengan cuek, tak peduli dengan teriakan Chika.
"Astagfirullah!" Malik menggelengkan kepalanya. Tak berani menegur. Siapa yang berani menegur Chika jika sudah heboh seperti ini? Yang ada dia akan badmood dan memarahi orang yang menghancurkan mood-nya.
"Chika sayangkuuu, diam yak, ntar ditegur guru noh." Tapi tidak dengan Adam, dia berani menegur siapapun, apalagi hanya Chika.
Chika merenggut tak terima. Dia mendelik. "Apa sih ah!" Dia kini sudah mencak-mencak.
Adam tersenyum, berusaha menahan tawa. Ekspresi Chika sungguh imut di matanya. Apalagi pada saat dia tengah ngambek seperti ini.
"Jadi, saya mohon kerjasamanya untuk semua anggota OSIS. Sekian, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Irfan, Adam, dan Chika tersentak secara bersamaan, terkejut dengan suara Mawar yang bergema di area sekolah.
Mereka bertiga tidak memperhatikan? Wah, hebat sekali. Teman karib yang berbahagia, mereka justru tak memperhatikan sama sekali.
Kepala Sekolah maju, memakaikan almamater sekolah, sebagai tanda bahwa Mawar kini telah resmi menjadi ketua OSIS untuk setahun ke depan.
"Semoga kamu menjalankan tugas dengan baik, Nak." Kepala Sekolah tersenyum bangga, yang dibalas dengan senyum sopan oleh Mawar.
Sekarang, Kepala Sekolah berjalan ke samping, menuju wakil Mawar selama setahun ke depan.
Namanya, Ishaq Pratama, sosok dingin, cuek. Mawar sudah lupa, kapan dia mengajak Ishaq untuk menjadi wakilnya? Dan kenapa Ishaq menerima? Ah, sudahlah.
"Mawar, Ishaq," panggil Kepala Sekolah, Mawar menoleh, mendongak untuk dapat menatap mata hitam itu.
"Selamat! Ingat tugas kalian, semoga sukses." Setelah itu, Kepala Sekolah berjalan menjauh dari mereka berenam-pengurus OSIS baru.
Chika berlari, menghambur ke pelukan Mawar, memeluknya erat, seakan-akan dia adalah sosok ibu yang bangga akan prestasi anaknya.
"Selamat, Nak." Mawar tertawa balas memeluk Chika.
"Iya, Mak." Dan mereka tertawa bahagia. "Eh, btw lo masih di OSIS 'kan?" Chika terkekeh.
"Iya dong, gue bakal bantu lo, sebagai Ketua OSIS."
Adam, Malik dan Irfan berlari menyusul, ikut menghambur ke pelukan- "Eh, bukan muhrim!" sela Chika saat ketiga teman lelakinya itu ingin memeluk Mawar.
"Eh, sorry, yaudah selamat deh, Ibu Ketua." Mawar tertawa.
"Eh, besok jalan kuy, Mawar traktir."
"Ya Allah." Mawar mengangguk. "Iya, besok. Mumpung hari Minggu."
"Yeyy!" seru mereka berempat kompak.
Mereka akhirnya berjalan. Hari ini adalah hari Sabtu, setelah Senin kemarin-pada saat selesai upacara-mereka mengadakan pemilihan ketua OSIS, maka hari ini adalah hari pelantikan.
"Eh, hari ini nggak free?" tanya Malik dengan raut wajah polos.
"Dalam rangka apa hari ini free?" Adam justru tertawa menanggapi pertanyaan Malik.
"Aish." Chika mendengus bosan.
Mawar tertawa, dia menatap ke depan, ke arah lapangan yang penuh dengan senior dan junior serta guru-guru yang sedang berfoto ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship and Friendzone
Novela JuvenilAmazing cover by : Ris Mawar, Chika, Adam, Malik dan Irfan. Mereka berlima, bersahabat. Siapa sangka, mereka yang berteman lama-bahkan sejak zaman mereka masih TK-ternyata saling memendam rasa? Ya, seperti kata orang, "Persahabatan antar lelaki d...