chapter 5

1.6K 179 17
                                    

Menjadi pelindung tidaklah semudah yang dibayangkan, bukan karena harus menyelamatkan orang yang dilindungi meski bertaruh nyawa sekalipun, bukan karena dapat merasakan sakit seperti manusia, bukan karena itu semua yang membuat ini terasa berat, tapi karena pelindung harus memiliki hati dan perasaan sama seperti manusia.

Terasa berat karena itu. Apa sulitnya membuat mereka tidak memiliki perasaan seperti manusia, apa sulitnya membuat mereka menjadi seperti robot sekalian. Bila memang seperti itu mungkin akan sedikit mempermudah pekerjaan yang dibebankan kepada seorang pelindung.

Tes

Tes

Tes

Air matanya terus menetes, namun suara jatuhnya terlalu kalah dengan suara deras hujan diluar sana. Seorang pelindung yang menitihkan air mata memang akan mendatangkan hujan dengan intensitas sesuai seberapa sedih sipelindung saat itu.

Biarkan saja sasuke bertanya macam2 padanya nanti kenapa dirinya menangis sampai membuat seisi kota terguyur hujan lebat, padahal tadinya panas cukup terik terasa, padahal paginya seorang wanita di tv memprediksikan kota akan dilanda panas sepanjang hari.

Hatinya sedang cukup sedih untuk mempertimbangkan itu semua, biarkan dia menangis sebentar saja di dalam bilik toilet sekolahnya ini sendirian. Karena toh bercerita pada seseorang tetang apa yang dialaminyapun dia tdak memiliki kuasa untuk itu. Karena seorang plindung sepertinya hanya memiliki tanggung jawab tanpa ada hak dibelakangnya.

Dia tidak masalah dengan itu semua, karena yang dia sesalkan dari hadirnya dia ke dunia adalah mengapa dia harus memiliki prasaan sama seperti manusia, yang membuatnya berdosa besar sekarang, yang membuatnya melewati batas tali kekangnya, yang membuatnya jatuh cinta pada tuannya, pangeran negrinya, calon rajanya.

Dia memang selalu terlihat kekanakan namun dibalik itu semua, dengan tubuh ringkihnya, sebenarnya terdapat beban yang besar yang selama ini di panggulnya. Satu bulan dia di bumi, tidak sedikit yang ingin mencelakai sasuke namun untungnya sampai saat ini dia masih bisa melawan orang2 itu bahkan tanpa diketahui oleh sasuke sendiri, tidak sedikit luka yang dia dapat, luka yang sebisa mungkin dia sembunyikan rapat2 dari sasuke.

Dia tidak bodoh untuk tidak mengerti situasi, sasuke yang dulunya dingin bagai es kini bahkan tertawa lepas karena kekonyolannya, dia mengerti itu semua, dia mengerti perasaannya ternyata terbalas. Tapi bukan itu permasalahan sesugguhnya, karena merek terlalu berbeda untuk sekedar hidup berdampingan nantinya.

Dia hanya sehelai bulu sayab sang ratu, dan bahkan sering kali dianggap hina oleh sebagian penghuni negri asalnya di atas sana, ya... memang itulah kodrat yang harus didapatnya sebagai seorang pelindung.

''hallo siapa didalam toilet, cepatlah sedikit bilik yang lain penuh semua, kebelet nih...'' suara itu memaksa naruto harus mempercepat tangisannya, dengan cepat diusapnya airmata yang membasahi pipinya.

''iya, sebentar..'' jawab naruto lalu membuka bilik toilet dan benar saja, seseorang yang terlihat dari eksperesinya sedang menahan sesuatu lekas masuk saat naruto keluar dari dalam bilik.

Berjalan seedikit lunglai, naruto keluar dari toilet dan disambut dengan awan yang mendadak berganti menjadi mendung sedang semenit yang lalu hujan masih sangat deras. Naruto usap perutnya, dia merasa lapar setelah cukup lama dirinya tadi menangis. Baiklah... dia akan mencari sasuke dan meminta uang jajan terlebihdahulu.

.

.

Sesaat setelah hujan tiba2 mengguyur sasuke sadar ada yang tidak beres dengan si dobe itu, tentunya dia tahu arti hujan yang tiba2 itu tadi ingin sekali dia beranjak dari duduknya dan lekas mencari si dobe itu, mencari penjelasan atau setidaknya mencoba menenangkannya dari sedih yang entah apa sebabnya kalau saja dia tidak berada didalam kelas dan sedang melangsungkan kegiatan belajar bahkan guru yang sedang menjelaskan didepan inipun terhitung baru lima menit yang lalu sampai dikelas.

Lalu naruto? Entahlah dia kemana asaat ini tapi yang jelas dia meminta izin ke toilet kisaran tiga menit yang lalu dan sampai sekarang belum kembali juga. Memang naruto itu satu2nya pelindung paling dobe yang pernah ditemui sasuke, yang dalam sebulan pertemuan merka sekaligus tiga mingguan lamanya mulai bersekolah bersamanya sudah kisaran lima mata pelajaran dirinya bolos dengan alasan yang berbeda2, mulai dari sakit, kebelet pipisbahkan dengan bodohnya dia pernah meminta izin pergi kekantin karena lapar kepada guru yang mengajar saat itu.

Ya... sasuke tidak tahu saja kalau bolosnya naruto itu karena harus bertarung fisik dengan orang2 yang ingin mencelakainya, kecuali untuk hari ini karena memang naruto izin ke toilet memang bukan untuk bertarung tapi untuk... ya kalian tahu sendirilah apa.

'Awas saja si dobe itu' ancam sasuke dalam hati, entah apa yang akan dilakukannya pada pelindungnya sendiri saat bertemu nanti.

.

.

.

''pelan2 dobe, makanan itu tidak akan meninggalkanmu..'' dengan lembut sasuke bersihkan sisa makanan yang terlihat berserakan disekitar bibir naruto, setelah kelasnya tadi berakhir saat hendak mencair si dobe ini ternyata orang yang ingin dicari malah menghampirinya sambil menengadahkan tangan seperti seorang pengemis tepat didepan wajahnya, dengan berkata ''suke... naru lapar. Berikan naru kertas uang itu naru ingin beli makan'' sasuke menarik kesimpulan bahwa badai yang tak bisa dibilang kecil tadi disebabkan karena pelindungnya menangis kelaparan.

Diusapnya kepala naruto lalu membawa pelindungnya itu kekantin, dia tidak mau lagi mendengar bisingnya orang2 yang biasanya akan mengeraskan volume suara mereka akrena teredam oleh kerasnya suara hujan.

''mmmm...nyammm... kau tidak ikut makan suke?'' tanya naruto karen amelihat sasuke hanya memesankan dirinya makanan tanpa ikut memesan untuk dirinya sendiri.

''aku sudah kenyang dobe, habiskan saja makananmu dan jangan mencoba bolos lagi!'' dengan suara yang dibuat2 terdengar mengancam, sasuke plototi naruto yang malah membalas dengan cengiran khasnya.

''hehehe... iya suke, gomen...'' setelah menyelesaikan ucapan maafnya, naruto lanjutkan lagi acara makannya yang sempat tertunda sebentar dan tentu sasuke masih terus mengamatinya juga sesekali membersihkan sisa makanan naruto yang menempel disekitar bibir.

Sasuke sadar, dan tidak bisa mengelak lagi kalau dirinya sudah terlanjur jatuh oleh pesona pelindungnya sendiri. Tanpa memikirkan bagaimana resiko kedepannya, dia terus membiarkan rasa yang dimilikinya tumbuh dan berkembang juga tanpa dia sadari bukan dia yang akan menderita karena rasa yang dimilikinya ini namunjustru orang yang dia kashi itulah yang akan mendapat imbas dari kesalahan yang mereka berdua buat.

Entah bagaimana cerita ini berlancut nantinya, karena semakin banyak hal yang terjadi semakin banyak pula rasa dalam diri mereka masing2, sesuatu yang mereka masing2 tahu bahwa itu salah namun masih terus mereka pupuk akan berkembang nantinya, berkembang hanyalah harapan dan bahkan mereka belum melalui fase berkorban.

Entah nayawa yang akan terambil karena rasa mereka masing2 atau mungkin tahta kekuasaan? Entahlah siapa yang dapat memprediksi semua itu atau bisa jadi antara nyawa juga tahta tidak satupun yang mereka dapat.

Words: 1k

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sayap pelindungmu (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang