BAB VI (DINO-SUCI)

45 14 0
                                    

"suci! Itu si seungwo udah nungguin di depan!" teriak artha dari pintu depan.

Tak lama kemudian, suci datang dnegan langkah cepatnya, "sorry ya, tadi gue sarapan dulu".

Pemuda yang dipanggil seungwo tersebut hanya menampilkan senyum manisnya, "ngga pap kok, yuk berangkat" aja pemuda itu dnegan ramah.

Dalam sekejap mata kedua insan itu lenyap dari pandangan.

Sudah dua minggu lamanya sejak anak-anak asrama mengikuti masa praktek yang sering disebut PPL. Banyak kejadian yang terduga sejak dua minggu terakhir, seperti nanda dan wonwoo yang sudah menjalin kasih sejak minggu lalu dan perkelahian hebat antara songcheol dan fira dua minggu yang lalu. Walaupun kedua pasangan itu sudah berbaikan.

Dino menatap nanar kepergian suci dan pemuda berperawakan manis tersebut. Sudah seminggu terakhir sejak pemuda itu mengantar jemput suci. Dan sudah seminggu terakhir juga ia pulang dan pergi sendirian. Biasanya ia selalu pergi dan pulang bersama gadis itu, baik pergi kuliah maupun ada keperluan lainnya. Seakaan ada yang hilang sejak suci pergi dengan pemuda yang entah siapa namanya itu.

Ia mengambil kunci motornya dengan kesal, untuk kesekian kalinya ia mendengus kesal. Dino sendiri bahkan tidak mengetahui kenapa ia seperti ini. Apakah ia cemburu?

"dino! Sarapan dulu" suruh siti yang memberikan sebuah sandwich kepada pemuda itu.

"ngga, gue ngga lapar" tolak dino sembari mengambil sepatu pantoflenya.

"kenapa lagi hm?" Tanya fira lembut sembari mendekati pemuda itu.

"ngga tau lah mih, ntah kenapa gue kayak gini" jawab dino yang masih menekuk wajahnya.

"udah, bagus lo makan sekarang, trus berangkat, ntar aja lo cerita sama gue, sebelum lo telat" kata fira yang diangguki oleh pemuda tersebut.


"oke anak-anak, kelas kita akhiri sampai disini dulu, sampai jumpa dipertemuan selanjutnya, konichiwa!" tutup fira sedikit lelah.

"konichiwa sensei!" seru seluruh murid yang ada dikelas tersebut.

Baru dua menit yang lalu bel pulang berbunyi, dan anak-anak SMA santa maria itupun berhamburan pulang. Ia berjalan menyusuri koridor yang sudah mulai sepi.

Banyak pengalaman yang ia dapat semenjak dua minggu ia melaksanakan pelatihan disekolah ini. Mulai dari mengatur emosi dan kesabaran, hingga menjadi seorang psikologis yang dapat membaca kebohongan seorang murid.

Ia berjalan keparkiran tempat dimana songcheol menunggunya sejak lima belas menit yang lalu. Yah, semenjak ia resmi menjalin kasih dengan pemuda itu, songcheol tidak memperbolehkan dirinya berpergian seorang diri.

Fira melihat dino yang menatap nanar kesuatu arah. Dengan cepat fira mengikuti arah pandang pemuda itu dan mendapati seorang gadis yang tengah bercanda gurau dengan seorang pemuda yang cukup manis. Ia mengernyitkan dahinya, pandangan itu, fira dapat memahaminya. Pandangan kecemburuan yang tak dapat diungkapkan lagi.

"mih, aduh, ditungguin malah menung" tegur songcheol yang berjalan menghampirinya.

"hehe sorry pih, liat deh" pinta fira yang menunjukan dino yang masih dengan keadaan yang sama.

"dino naksir sama suci?" Tanya pemuda itu menaikan alisnya.

"kayaknya sih gitu pih, cuman ngga taulah" jawab fira tanpa mengalihkan pandangannya dari dino.

"yaudah, ayuk pulang, mau ngerjain tugas ni" ajak songcheol dengan nada manja.

"aduh duh kaciannya papih ku" goda fira yang disambut manyunan dari pemuda itu.

Everyday with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang