Chapter 18 | The Past - Part 1

21.5K 2.9K 1.2K
                                    

"Masalah saat ini dan masa lalu kerap kali memiliki hubungan yang tak terpisahkan bahkan oleh waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masalah saat ini dan masa lalu
kerap kali memiliki hubungan yang tak terpisahkan bahkan oleh waktu."

T H E P A S T •

Jarum jam menunjukkan angka delapan malam hari saat Deon tiba di rumahnya.

Amira, yang hampir saja ketiduran di meja makan kala menunggu anak sulungnya tiba langsung tersentak bangun ketika mendengar suara pecahan beling kencang dari arah ruang tamu.

"Radeon?" panggil Amira dari dalam. Mulai bangkit dan menuju arah suara.

Saat tiba di ruang tamu, Amira terkejut mendapati anak laki-lakinya pulang dengan tangan yang mengucurkan darah. Dan saat Amira menoleh dari mana asalnya, ia meyakini kalau Deon baru saja menghantam coffee table yang beralaskan kaca dengan kerasnya sampai pecah.

Spontan Amira panik berlari menghampirinya.

"Radeon Kusuma! Astagfirullah!"

Deon hanya menunduk dan tangannya ia biarkan saja meneteskan darah ke atas karpet yang berada di bawahnya. Napasnya memburu cepat.

Amira datang memegangi pundaknya dan mengangkat wajah Deon agar menatapnya.

"Deon, sayang, liat mama, nak," pinta Amira, berusaha keras menahan air matanya.

Meneguk salivanya keras-keras, dengan tatapan mata yang sangat tajam Deon memberanikan diri menatap mata Mamanya yang nampak begitu sayu dan teduh.

Amira memegangi pipi Deon dan mengajaknya untuk duduk di sofa.

"Kenapa? Cerita sama mama, kenapa?"

Tangan Deon mengepal keras, seolah tak peduli dengan luka luar yang dimilikinya sama sekali.

Merasakan gejolak besar dalam pergerakkan emosi anak sulungnya, Amira meraih tangan kanan Deon yang mengucurkan darah dengan perlahan. Ia membuka kepalan tangan Deon dan meraih tissue yang semula terletak di atas meja dan kini terjatuh di atas karpet, lalu mulai membersihkan darah Deon dengan perlahan.

"Radeon," panggil Amira sekali lagi. Suaranya lembut sekali.

"Dia ngancem Johan, Ma," kata Deon, akhirnya membuka suaranya.

Amira beralih menatap mata Deon. "Siapa?"

"Papa," jawab Deon. "Dia minta coach buat lepas tangan ngelatih aku. Dia juga yang minta Jeremy buat maju gantiin aku."

Megap-megap, Amira berusaha mengaitkan beberapa kejadian yang sebelumnya diceritakan oleh anak laki-lakinya itu dan mana yang tidak.

"Johan tau?" tanya Amira, ragu-ragu.

"Johan tau?" tanya Amira, ragu-ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Radeon & StellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang