Kelas Pertama

8 0 0
                                    

"Selamat pagi Bu Raya..!". Pak Gatot sang kepala sekolah yang baru menyapaku pagi ini. Tatapannya sangat ramah. Beliau menyalamiku sambil mengucapkan kata-kata selamat datang. Kemudian mengajakku berkeliling memperkenalkan diriku ke guru-guru yang lain. Aku senang orang yang paling disegani di sekolah ini ternyata mampu membuat nyaman seorang guru baru sepertiku. Wajarlah jikalau reaksi orang pun ikut berubah menjadi sangat hangat terhadapku. Setelah sesi perkenalan usai, juga mendapatkan serangkaian diktat pengajar dan daftar kurikulum yang harus dicapai dari bagian akademik, aku bergegas menuju kelas pertamaku. Bismillah.

"Selamat pagi anak-anak!". Sapaku memulai kelas.

"Selamat pagi Bu Guruuu....!". Sebagian besar menjawab dengan lantang. Sebagian lagi hanya terlihat seperti cuap-cuap saja. Aku memperhatikan beberapa malah asyik dengan kertas dan pulpen nya.

"Hari ini Ibu menggantikan Bu Ranti untuk mengajar Matematika, ya". Jelas ku.

"Sebelum kita mulai, coba kamu yang duduk di baris ketiga, maju! ". Aku menunjuk seorang anak yang duduk menyender ke tembok.

"Saya Bu?" Tanya si anak menengok ke teman-temannya yang duduk di sebelah kanan dan belakang. Mimik wajahnya seperti berharap bukan dia yang dipanggil, agak panik.

"Siapa nama kamu? " tanyaku

" Ijon Bu.. Eh maaf.. nama saya Joni deh Bu." Jawabnya salah tingkah.

"Ijon apa Joni?" tanyaku pura-pura bingung. Muka anak itu mulai memerah. Para murid yang lain spontan tertawa.

" Anak-anak panggil saya Ijon Bu. Tapi nama saya sebenernya Joni. " katanya menjelaskan.

"Oh gitu.. Oke Joni. Kamu pimpin doa ya.! "

"I.. Iya Bu... " ia mengangguk. Terpaksa.

Si Joni kemudian kembali kebangku nya. Entah mengapa aku merasa familiar dengan murid yang duduk disamping si Joni. Rasanya aku pernah bertemu dengannya. Tapi aku lupadimana. Atau ini hanya perasaanku saja. Tidak. Aku benar-benar pernah bertemudenganya. Tapi dimana...?! Ah, sudah lah. Nanti juga ingat. Daripadamemikirkan yang tidak perlu lebih baik aku fokus pada kelas pertamaku.     

Kisah si DanuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang