" Hosh, hosh"
Wajah kotor itu berlari ditengah derasnya hujan. Dibelakangnya, beberapa pria berbadan besar memandang garang pemuda itu sambil terus mengejarnya. Mereka membawa cambuk ditangannya, yang sesekali dihempaskan untuk menakuti pemuda kurus tersebut.
Matanya memandang liar jalanan ramai itu. Semua orang menyingkir melihat pedagang budak itu lewat, tidak memiliki niat sedikitpun untuk membantu pemuda malang itu.
Kakinya mengeluarkan darah akibat berlari dijalan berbatu penuh lumpur. Pakaiannya yang hanya berupa terusan dari bahan karung mengayun dengan cepat, mengikuti kecepatan lari dari si pemakainya.
Tangannya bergetar hebat, sementara wajahnya menyiratkan permohonan yang diabaikan semua orang.
Duak
Pemuda malang itu terpental saat tidak sengaja menabrak kereta kuda yang berjalan kearahnya. Nafasnya menjadi semakin sulit, namun tetap mencoba bangkit walaupun rasa sakit mendera seluruh tubuhnya.
Pemandangan semakin kacau. Banyak orang berkerumun saat tahu kereta yang menabrak pemuda itu adalah satu satu kereta bangsawan yang mahal.
Pemuda itu baru saja akan kabur sebelum sebuah tangan besar dengan kasar menariknya berdiri. Kepalanya masih pening, sulit melihat seseorang yang telah turun dari kereta itu sambil dipayungi seseorang.
Si pemuda mencoba membuat wajah seperti 'tolong aku' pada siapapun yang berdiri disana. Tubuhnya sudah terlalu lelah, rasa sakit yang mendera seluruh tubuhnya memperparah penyakitnya yang mulai kambuh.
Akankah ia mati seperti ini? Mati kehabisan mafas setelah ditendang dadanya oleh kuda?
" Lepaskan anak itu" samar-samar pemuda itu mendengar suara baritone yang dingin, memerintahkan siapapun yang memegangnya untuk melepaskan tubuh kecilnya.
Tanpa diduga mereka menurut, menyerahkan tubuh kotornya pada sesosok pria dengan wangi lavender yang menenangkan.
Pemuda itu tidak menyangka bahwa sosok bersih ini mau memeluk dirinya yang kotor, ditengah hujan yang menerpa mereka.
Si pemuda tidak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, karena tiba-tiba tubuhnya ambruk akibat rasa sakit yang tidak tertahankan.
-
-
Wangi lavender yang unik lagi-lagi menyapa penciuman pemuda itu begitu ia bangun. Matanya memandang aneh kamar yang saat ini ia tempati, begitu besar dan nyaman untuk dihuni.
Seumur hidup, baru kali ini dia tidur di ranjang yang benar-benar empuk dan hangat.
Tanpa sadar, bibirnya membentuk sebuah senyuman. Mata merahnya memandang seisi kamar dengan antusias. Suasananya begitu nyaman, diikuti oleh nyanyian burung pengantar pagi.
Dalam hati pemuda itu bertanya-tanya. Apakah ini adalah ruang orang yang sudah menolongnya? Mengapa ia memperlakukannya begitu baik?
Bahkan pakaiannya kini telah diganti dengan pakaian gothic remaja yang begitu indah dipandang mata. Kulitnya yang putih kontras sekali dengan bajunya yang hitam, membuatnya tampak seperti boneka yang tengah termenung menatap cermin.
Apa dia memang memiliki wajah secantik ini? Tubuhnya yang selalu lusuh membuat tampilannya selalu tertutup kotoran dan pakaian lusuh.
Pintu diketuk tiga kali, sebelum pria tegap berpakaian mewah memasuki kamarnya dengan anggun.
Dikepalanya tersemat mahkota megah yang menunjukan statusnya di masyarakat, setidaknya pasti seorang Pangeran.
Refleks, pemuda itu segera bersujud dan tidak berani mengangkat wajahnya. Jadi, orang yang memeluk dan menyelamatkannya kemarin adalah orang sehebat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) The Prince's Fiance [boyxboy]
RomanceSiapa yang akan menyangka, Fie, anak terlantar dari kalangan bawah akan 'diurus' oleh seorang putra mahkota dari kerajaan yang makmur bernama Gale Vial Demore? Tidak ada! Hanya Sang Ratulah yang tahu siapa Fie sebenarnya dan menyetujui keputusan ana...