" Apa...... Aku terlihat pantas memakainya?" tanya Fie malu-malu. Matanya memandang ragu cermin yang menampakan sosoknya, pemuda berkulit putih dengan mata merah dan rambut silver mencolok yang memakai pakaian putih pelayan istana yang memang dipesan khusus untuknya.
Rambut silvernya dikepang pada bagian poni, sementara yang lainnya digerai sebahu dan begitu lembut.
Dibandingkan seorang pelayan, penampilannya jauh lebih seperti bangsawan sekarang ini.
Gale juga, matanya tidak berhenti memandang takjub hasil pilihannya tanpa berkedip. Wajah Fie tampak manis sekali dimatanya, apalagi saat bibir cherry itu bergerak untuk mengeluarkan suara yang begitu lembut dan halus.
" Gale?" panggil Fie lagi. Dia sudah terbiasa memanggil Gale dengan nama saat mereka berdua, dan kembali memanggil Gale Yang Mulia saat ada pelayan atau orang lain didepan mereka.
Itu demi kebaikan mereka berdua, sepakat untuk melakukan itu untuk menghindari rumor tidak penting di lingkungan istana.
Gale tersenyum manis, " Kau terlihat seperti malaikat dimataku Fie. Aku bahkan sulit untuk berkedip saat dihadapkan dengan penampilanmu" puji Gale tulus.
Fie tersipu malu, menampakan pipi merah yang menggoda disela-sela senyumannya.
Namun senyuman itu tidak bertahan lama saat pintu diketuk, lalu masuklah Jade, kepala administrasi negara yang masuk untuk memanggil Yang Mulia Pangeran.
" Maaf menganggu Yang Mulia, namun masih banyak pekerjaan yang harus Anda lakukan setelah ini" ujar Jade sopan. Wajahnya selalu datar seperti papan tripleks, tidak tersenyum namun menampakan mata yang penuh penghormatan.
Gale mengangguk, berlalu sebelum berhenti didepan pintu saat melirik Fie yang masih mematung di depan cermin.
" Apa yang kau tunggu? Tugas Kenegaraan milikku tidak akan menunggu kamu untuk segera siap Fie" Gale tersenyum kecil, diikuti anggukan cepat Fie yang segera berlari kecil ke belakang Gale.
" Jangan berlari Fie, aku tidak mau kau terluka" omel Gale lagi. Dia tidak malu menunjukan perhatiannya bahkan dengan Jade di sekitar mereka. Perempuan itu menyandang prinsip profesionalitas, tidak akan terganggu selama tidak membahayakan istana ataupun Pangeran.
Fie menangguk malu, berusaha menyelaraskan langkahnya dengan Jade dan Gale yang begitu cepat dan besar.
Gale diam-diam memperhatikan Fie, tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum kecil dan memberi isyarat pada Jade untuk memperlambat langkahnya.
Jade adalah wanita yang jenius, tidak sulit baginya tahu apa maksud Pangerannya. Jarak kantor Gale dengan kamar Fie dapat terhitung jauh. Tidak lucu bagi mereka jika Fie pingsan dijalan karena setengah berlari sejauh itu.
Mereka berdua memperlambat jalannya masing-masing, menghela nafas lega saat melihat Fie akhirnya nyaman dengan langkah yang ia buat.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai di Kantor Pemerintahan, dimana sepanjang jalan Gale berusaha menahan tawa melihat Fie yang tetap menundukan kepalanya dan tidak berani mendongkak untuk melihat siapapun.
Pengawal yang berjaga didepan pintu membuka pintu kantor untuk mereka, lalu terlihatlah kantor elegan rapih dengan berbagai tumpukan dokumen didalamnya.
Gale yang pertama masuk, diikuti oleh Fie dan yang terakhir Jade.
Didalamnya ada dua meja dan satu kursi panjang untuk bersantai, sisanya ruangan luas itu berisi rak buku yang begitu banyak dengan lampu megah diatas mereka.
Jendela besar itu menampakan pemandangan indah istana secara keseluruhan. Karena tempat mereka sekarang memang berada di lantai atas istana kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) The Prince's Fiance [boyxboy]
RomanceSiapa yang akan menyangka, Fie, anak terlantar dari kalangan bawah akan 'diurus' oleh seorang putra mahkota dari kerajaan yang makmur bernama Gale Vial Demore? Tidak ada! Hanya Sang Ratulah yang tahu siapa Fie sebenarnya dan menyetujui keputusan ana...