"Fie! Lihat! Aku membawa layang-layang untuk bermain bersamamu hari ini~"
Fie yang sebelumnya tengah asik melukis menyimpan dengan apik alat lukisnya. Matanya mengerejap lucu menatap layang-layang besar yang dipeluk erat oleh Gale. Sampai sedikit kusut sebenarnya, namun sepertinya anak itu tidak terlalu peduli.
Matanya menatap Fie bersemangat, sikapnya yang lucu itu sangat tidak mencerminkan statusnya sebagai putra mahkota. Fie berkali-kali menegur Gale akan hal ini, namun hari ini sepertinya Fie harus memaafkan Gale.
"Maafkan aku Gale. Tapi Ayah sudah melarangku untuk keluar hari ini. Cuaca diluar dingin, aku tidak ingin merepotkan Ayah dengan sakit pada saat Ayah tidak ada disekitarku" ujar Fie memberi pengertian. Gale merengut namun tidak marah. Dia tahu kondisi Fie, mengajaknya keluar pada musim gugur seperti ini mungkin hanya akan membuatnya sakit.
Gale membuang layang-layangnya ke lantai. Tangan kecilnya meraih tubuh Fie, memeluknya. Mengusap rambut Fie yang begitu lembut menyentuh tangannya.
"Kalau begitu aku tidak suka layang-layang! Aku tidak suka permainan yang dapat membuatmu sakit. Kau nyanyikan aku lagu saja ya?"
Fie tersenyum. Dia menuntun Gale untuk ikut duduk bersamanya di karpet beludru mahal yang mengalasi hampir seluruh bagian rumah demi keamanan Fie.
Tanpa perlu disuruh Fie segera bernyanyi dengan suara lembut. Gale berbaring dalam pangkuannya, memainkan jari Fie sambil mendengarkan alunan merdu itu.
Suasana tenang itu menghilang saat suara pintu utama dibuka oleh seseorang. Seorang pria tinggi besar dengan jubah kerajaan masuk pertama, diikuti pria lain yang memiliki bekas luka di sebelah wajahnya. Keduanya sama-sama tersenyum melihat pemandangan manis yang tersaji didepan mereka.
"Kupikir aku sudah meminta seseorang untuk belajar hari ini. Siapa sangka dia malah kabur dan menemui tunangannya hm?"
Pemimpin kerajaan itu menyindir anaknya pelan. Kening Fie berkerut, dia tetap membungkuk sebelum mencubit lengan Gale pelan.
"Aw! Untuk apa kau mencubitku?!" Protes Gale berlebihan. Wajah Fie menggembung tidak suka, dia menurunkan kepala Gale lalu berlari ke dekat Ayahnya untuk mendapatkan pelukan hangat.
"Yang Mulia, aku tidak tahu Gale kabur hanya untuk menemuiku hari ini. Karena aku tidak mau main lagi, Yang Mulia sekarang bisa membawa Gale kembali ke Istana"
Raja itu tertawa mendengar nada lucu yang dikeluarkan tunangan penerusnya. Gale berkerut kesal, apalagi saat Fie diambil untuk digendong oleh Viscount Bruce.
"Ah ya. Fie juga harus banyak istrirahat di cuaca dingin seperti ini. Ini sudah waktunya Fie minum obat, bagaimana jika Pangeran datang lain kali saja? Aku janji akan mengijinkan kalian main diluar jika Pangeran datang diwaktu cuaca cukup hangat" hibur Bruce. Gale awalnya terlihat tidak terima, namun akhirnya dia menurut saat sang ayah mengulurkan lengannya.
"Aku akan datang lagi Fie! Jika esok hari cerah, aku akan mengajarimu main layang-layang oke?"
Fie mengangguk senang. Ditatapnya Gale yang mulai menjauh dari atas gendongan ayahnya. Pandangannya teralih saat Viscount Bruce mengelus kepalanya lembut, menggendongnya menuju kamar.
"Baiklah. Kau juga perlu beristirahat pria kecil" ujar sang ayah lembut.
-
-
"Tuan! Keadaannya sudah tidak memungkinkan lagi untuk kita bertahan di rumah ini. Saya mohon Tuan untuk segera kabur bersama Tuan Muda. Kami akan memberikan waktu selama mungkin sampai Tuan bisa kabur ke Istana. Surat sudah kami kirim, jika beruntung Tuan mungkin akan bertemu tentara kerajaan selama perjalanan"
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) The Prince's Fiance [boyxboy]
RomanceSiapa yang akan menyangka, Fie, anak terlantar dari kalangan bawah akan 'diurus' oleh seorang putra mahkota dari kerajaan yang makmur bernama Gale Vial Demore? Tidak ada! Hanya Sang Ratulah yang tahu siapa Fie sebenarnya dan menyetujui keputusan ana...