"Mmh...."gumam Ria saat kesadarannya kembali. Ia mengerjabkan matanya untuk menetralkan penglihatannya. Setelah penglihatannya kembali, Ria menemukan Rafa tengah duduk di sampingnya sambil memegang tangannya.
"Kamu nggak apa2?, ada yang sakit?"ujar Rafa setelah sadar bahwa Ria sudah bangun dari pingsannya dan mendapat gelengan kepala dari Ria.
"Fa, aku-auw.."Ria memekik sakit saat luka pada sudut bibirnya terbuka lagi.
"Jangan banyak ngomong dulu. Istirahat aja"saran Rafa sambil menaikkan selimut Ria yang berada di pinggang ke atas perutnya."Bayiku?!?, bayiku baik2 aja kan?!?" Teriak Ria langsung bangun dari baringannya setelah teringat tentang kejadian yang membuatnya pingsan. Ria lalu memeluk perutnya.
"Bayimu nggak apa2. Makanya, kalau mau bayimu sehat istirahat" ucap Rafa lembut dan membantu Ria untuk baring kembali.
"Yang lain ke mana Fa??"tanya Ria setelah berbaring, lalu Rafa dusuk di bangku samping ranjang Ria.
"Aku suruh pulang, mereka pasti capek. Udah, kamu tidur aja, ini baru jam 02.05 dini hari"
"Yah, kan aku baru aja bangun, masa di suruh tidur lagi"Gumam Ria. Mendengar hal itu, Rafa hanya menghela nafas. Bukan karena bosan, tapi ia takut Ria akan drop kalau kurang istirahat.
"Fa~,aku mau Ramen, ama sushi"mohon Ria dengan wajah memelas, berharap Rafa mau membelikannya Ramen dan sushi.
"Baiklah"ucap Rafa setelah mencium perut buncit istrinya dan berlalu pergi.
Setelah beberapa menit pergi, akhirnya Rafa kembali ke rumah sakit dengan pesanan Ria. Sesampainya di kamar inap istrianya, Rafa melihat Ria teridur membuat Rafa menghela nafas."Haah~,dasar"ucap Rafa setelah meletakkan makanan yang di bawanya ke meja lalu duduk disamping Tempat tidur Ria.
Rafa lalu mengusap lembut pipi Ria yang sedang tertidur nyenyak."Jangan ganggu"igau Ria karena merasa terganggu oleh tangan Rafa yang menyentuh pipinya. Rafa tersenyum, lalu menyusul Ria ke alam mimpi.
.
.
.
.
Setelah sehari di rawat, Ria akhirnya pulang ke rumah bersama keluarganya."Fa, aku mau jus jeruk"ucap Ria manja pada Rafa.
"Terus, sushi ama Ramen kamu mau ke manain??"ujar Rafa mendekat ke arah Ria yang tengah duduk di atas tempat tidur pasien. Rafa lalu meletakkan kedua tangannya di samping kiri-kanan Ria.
"Kan anakmu yang mau, bukan aku"ucap Ria pelan karena wajahnya sangat dekat dengan wajah suaminya.Cup....
"Ok, kita beli jus jeruk di perjalanan"ucap Rafa setelah mengecup bibir Ria.
"Nggak usah"gumam Ria dengan wajah merah.
"Kenapa??"goda Rafa.
"Anakmu nggak mau jus jeruk, sekarang anakmu maunya...."ucapan Ria menggantung di udara membuat Rafa bingung."maunya??"beo Rafa.
"Anakmu maunya di temani papanya seharian"gumam Ria malu2 karena perkataannya.
"Alright. Papa akan menemanimu seharian"Rafa mengubah posisinya menjadi meletakkan kepalanya di perut buncit Istrinya."usianya udah berapa??"lanjutnya sambil mendongakkan kepalanya."Udah tiga bulan, bulan agustus nanti, baru Dia lahir"Ria mengusap kepala Rafa dengan lembut sambil tersenyum.
"Papa nggak sabar!!"Rafa lalu mencium kembali perut buncit istrinya.
.
.
.
.
"Mah, kami pulang"ucap Rafa setelah sampai di rumah sambil membawa tas milik Ria.
Setelah meletakkan tas milik Ria, Rafa duduk di ruang tamu bersama Ria."Tante jiaaa~~"teriak girang Talita sambil berlari dan langsung memeluk erat Ria. Dengan senang hati Ria merentangkan tangannya untuk Talita.
"Talita kangen tante Jia"ucap Talita sambil memeluk Ria.
"Tante jia juga kangen Talita"Ria lalu menurunkan Talita dari pelukannya karena merasa perutnya tertahan.
"Eh, tante jia abis makan apa??, perutnya sampai besar"tanya Talita sambil memandang perut buncit Ria.
"Hahaha, itu isinya bukan makanan sayang, tapi adik bayi yang lucu"ucap Putri tiba-tiba datang bersama Agas dengan menggendong Reihan, adik Talita. Lalu duduk di sofa samping Ria, Rafa."Adik bayi??. Tapi Talita kan udah punya adik Rei"tanya Talita dengan kepala di telengkan, membuat semua orang gemas melihatnya."oh!!!, Talita tau. Tante jia ama om lafa juga mau adik lucu kayak Adik Talita kan??"ujar Talita girang sambil lompat2."kalau gitu, adik Rei akan punya teman"lanjutnya sambil memeluk perut Ria.
"Oh iya. Udah berapa usianya??"tanya Putri sambil menyalakan televisi.
"Udah tiga bulan, minggu depan nanti usianya udah empat bulan"Ria mengelus lembut kepala Talita yang bersandar di perutnya.
"Mama, Talita mau ke kamar adik Rei yah"ujar Talita setelah melepaskan pelukannya dan berlari ke kamar adiknya. Setelah Talita melepaskan pelukannya di perut Ria, Rafa langsung mendaratkan kepalanya di paha sang istri.
"Jangan lupa, kita masih di sini Fa"ucap Agas dingin.
"Terserah aku lah"ucap Rafa lalu bangkit dari baringannya dan langsung mengangkat Ria dengan gaya ala bridal style, dan membawanya ke kamar mereka.
"Huuft...kau jadi lebih berat sekarang"ujar Rafa setelah meletakkan Ria di atas tempat tidur mereka.
"Salah siapa yang membuatku seperti ini"gumam Ria sambil mengelus perutnya.
"Baiklah. Semua salah ku"Rafa lalu mengelus perut Ria dan sesekali menciumnya."Fa, aku-aww"Ria meringis sambil memegangi perutnya..
"Kenapa??"tanya Rafa panik.
"Nggak, kurasa bayinya bergerak"ucap Ria sambil mengelus kembali perutnya."Fa, kamu nggak ke kantor??"
"Nggak"
"Santai banget ngomongnya. Sana ke kantor"
"Tadi katanya mau di temani seharian ama papanya"
"Sekarang nggak!!, anakmu mau punya papa yang Rajin kerja"
"Baiklah"ucap Rafa mengalah an pergi bersiap2 lalu berangkat kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family
RomanceIni cerita pertamaku. Jadi maaf bila ceritanya kurang mengenakkan