BAB 2

26.7K 347 11
                                    

Kalian percaya akan sebuah kebetulan? Pernahkah terpikirkan bahwa perjalanan cinta kalian seperti di film-film? Rasanya melegakan bila kita sudah mengetahui ending cerita itu akan seperti apa. Kita jadi tahu kapan bertemu dengan seseorang yang nantinya akan hidup bersama selamanya. Salah satu film romantis kesukaanku adalah Serendipity. Secara kebetulan John Cusack bertemu dengan Kate Beckinsale di sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli sebuah sarung tangan dan mereka memilih barang yang sama. Walaupun perjalanan untuk bertemu kembali dan meyakini bahwa dialah jodohku cukup berliku, namun kita akan tenang karena sudah mengetahui akhirnya dia yang menjadi milik kita.

Andai hidupku seperti di film yang sudah ketahuan seperti apa ending-nya, mungkin aku tidak seputus asa sekarang. Umur 27 tahun dan aku masih sendiri. Bukan karena aku tidak laku. Wajahku tidak jelek-jelek amat kok. Aku rutin melakukan perawatan wajah sebulan sekali dan perawatan tubuh dua minggu sekali. Tinggi badan 165cm dengan berat badan proporsional serta kulit kuning langsat, aku pikir tidak akan ada yang keberatan untuk menjadikanku pacar.

Mungkinkah aku terlalu memilih? Mengidam-idamkan seorang alpha male seperti Pierce Brosnan untuk menjadi kekasihku. Sangat tidak mungkin bukan? Benar. Aku bukan tipe pemilih kok sebenarnya. Bila kalian beranggapan demikian, kalian salah menilai seorang Eisha Maharani. Bukan fisik yang aku butuhkan. Itu bisa menua dan keriput. Fisik indah tidaklah selamanya.

"Aku pulang." Tidak ada yang menyambutku datang karena aku tinggal sendiri. Kost bergaya apartement ini sudah kutinggali hampir 3 tahun sejak memulai bekerja sebagai seorang sekretaris. Aku memilih tinggal di daerah Senayan karena tidak perlu menggunakan kendaraan saat pergi bekerja. Cukup jalan kaki 10 menit dari tempat tinggalku. Dan bebas macet tentu saja.

"Hai, Cleopatra. Hai, Lee Min Ho." Aku menyapa kedua ikan cupang peliharaanku pada dua buah akuarium bulat berukuran sedang yang kuletakkan di samping tempat tidur. Ikan cupang peliharaanku memang ganteng seperti Lee Min Ho di serial The Legend Of The Blue Sea. Itu adalah cinta pada pandangan pertama. Aku langsung jatuh hati melihat cupang itu sama seperti pertama kali aku melihat Lee Min Ho di TV. Lalu, kenapa satunya lagi dinamai Cleopatra? Karena lenggak-lenggok ikan cupang seperti cara jalan Ratu Mesir itu. Begitu tenang dan elegan. Membuat terpana siapapun yang melihat. Alasan lainnya? Aku sedang halu~

"Maaf ya, kalian pasti kelaparan." Aku mengambil pakan dari botol berbahan plastik warna biru yang kuletakkan di bawah akuarium. Kesayangan akan selalu termanjakan. Aku menyuapi mereka makan secara bergantian. Keadilan itu harus dijunjung tinggi, kan? Apakah kalian sedang membayangkan caraku menyuapi ikan? Jangan terlalu dipikirkan ya, nanti kalian stres. Aku meninggalkan pria menggiurkan itu demi memberi makan Cleopatra dan Lee Min Ho tepat waktu. Ya, tentu saja mereka tidak akan langsung mati andai aku telat memberinya makan. Namun aku tidak mau melakukan itu. Aku tidak mau dua kesayanganku menjadi kurus. Sungguh alasan yang tidak logis. 

"Oppa, hari ini aku tidur lagi dengan orang asing. Aaak...makan...pinter," kataku pada saat menyuapi Lee Min Ho. Tentu saja Lee Min Ho tidak mengeluarkan suara. Dia sibuk mencerna pakan yang kuberikan dan menggerak-gerakkan ekor indahnya yang berwarna merah. "Kau tau? Si orang asing itu ganteng deh," lanjutku bercerita pada Lee Min Ho. "Kau bertanya apakah aku suka? Ya, aku suka. Dia ganteng sepertimu Oppa."

Jangan anggap aku gila ya? Mereka sudah terbiasa kuajak ngobrol apapun. Oppa dan Cleo teman curhat yang tepat. Pendengar yang baik. Mereka tidak menghakimi, tidak akan memarahiku, tidak protes. Aku cinta mereka berdua.

"Ei..." aku menoleh pada sumber suara dan mendapati Riris, tetangga kamar sekaligus sahabatku sejak SMA, melongok dari balik pintu. Seperti biasa, dia tidak pernah mengetuk pintu terlebih dahulu. Sudah cukup sering makhluk cantik ini nyelonong masuk ke kamarku tanpa permisi. Aku memberinya isyarat 'masuk' menggunakan jari telunjuk. Adakah yang percaya dengan bidadari? Aku percaya. Riris adalah bukti nyata jelmaan bidadari. Dia mempunyai sepasang mata belo dengan kelopak mata yang indah. Rambut panjang hitam tebal yang tertutup hijab. Dan hal-hal lain yang tidak akan aku beberkan di sini karena aku menghormati dia. Intinya, dia cantik luar biasa versiku. "Baru balik?" tanyanya saat memasuki kamar.

ONE NIGHT STANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang