Bagi seorang single sepertiku, berikut dengan hobi one night stand yang sering aku lakukan, malam Minggu adalah malam sakral. Seperti halnya manusia vampire, dia akan mengeluarkan taringnya saat bulan purnama muncul. Anggaplah malam Minggu adalah bulan purnama bagiku. Bukan hanya taring saja, tanduk dan ekorku sudah pamer sedari tadi. Aku memoleskan lipstik merah cherry pada bibir tipisku yang menggoda. Bukan aku lho yang mengatakan demikian. Pria-pria yang berhasil aku taklukan telah mengatakannya. Katanya bibirku menggoda. Katanya aku mempunyai payudara yang sempurna. Katanya kulitku halus dan lembut seperti kulit bayi. Katanya desahanku fenomenal ( Apakah kalian bisa membayangkan desahan fenomenal itu seperti apa? ). Dan masih banyak katanya-katanya lain yang keluar dari mulut para pria hidung belang.
Riris pernah bertanya padaku. Apakah aku juga pernah bercinta dengan pria dengan status suami orang? Jawabannya : TENTU TIDAK. Ya, aku mengakui aku nakal. Namun tidak untuk 'tidur' dengan suami orang. Aku mempunyai peraturan sendiri. Pertama, aku tidak akan menghasut teman untuk berbuat hal seperti diriku, kalian bisa melihat contohnya pada Riris. Aku tidak pernah mengajaknya ke café, tempat biasa aku nongkrong walaupun kadang Riris suka penasaran ingin mengetahui suasana tersebut. Aku selalu menolak mengajak dia. Nakal ya nakal sendiri saja, tidak usah kita mengajak anak orang lain. Kedua, sangat tidak dibenarkan untuk 'nakal-nakal-an' dengan pria berstatus suami orang. Bagaimana pun, aku wanita yang percaya hukum kausalitas. Mimpi buruk andai suatu saat aku menikah kemudian suamiku 'tidur' dengan wanita lain. Dan lagi, aku tidak mau menyakiti perasaan wanita tersebut. Menyakiti diri sendiri saja tidak boleh apalagi menyakiti orang lain?
Aku memeriksa penampilanku di dalam cermin. Menawan seperti biasanya. Beginilah keseharianku, rambut tertata rapi, tubuh selalu wangi, pakaian tidak pernah kusut. Maka wajarlah aku selalu bangun dengan panik setelah one night stand. Hal utama yang harus aku periksa adalah seberapa kacaunya aku. Aku tidak mau tampak buruk di depan orang asing. Silakan bila kalian beranggapan aku munafik. Tapi yang sedang kita bicarakan adalah tentang 'semalam bersama dengan orang asing'. Salahkah aku bila ingin tampil selalu indah di mata orang tersebut?
Teleponku berdering. Taksi online yang kupesan 30 menit sebelumnya sudah menunggu di depan kost. Aku meraih clutch merah senada dengan warna lipstik bibirku kemudian bergegas turun dari lantai dua. Supir taksi mengucapkan salam dengan sopan saat aku membuka pintu mobil dan tidak perlu mengulang lagi ke mana tujuanku karena sudah tertera jelas pada layar telepon selulernya.
Selama perjalanan, pikiranku berkelana. Ada percikan api di dalam hatiku karena perasaan antusias ingin bertemu seseorang yang baru. Selama ini aku tidak pernah bertemu dengan pria yang mengecewakan. Mungkin ini pemberian dari Tuhan, aku mampu menebak karakter seseorang dalam sekali pertemuan. Aku sudah bisa membayangkan makhluk asing yang aku temui ini akan seperti apa nantinya. Dan kebanyakan memang tebakanku hampir selalu benar.
Oh, terima kasihku kepada semesta yang memberikan kemudahan untuk mencapai tempat tujuanku dengan capet. Ada apa dengan Jakarta malam ini? Tidak seperti biasanya dengan lalu lintas padat merayap. Aku hanya membutuhkan waktu 15 menit dari tempat tinggalku menuju café HR. Menakjubkan! Kuharap keberuntungan ini berpihak padaku hingga nanti.
Aku memeriksa ulang riasan wajah dan merapikan kembali tatanan rambut pada cermin bulat kecil yang kubawa. Tidak mau menjadi seorang megalomaniak, namun aku memang sangat menawan. Sudahlah, ini sebuah kutukan Tuhan yang sempurna untukku. Aku tidak akan menolak bila dikutuk cantik seperti ini.
"Terima kasih, Pak," ucapku pada supir taksi ketika aku membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Inilah malam Minggu saudara-saudara sekalian! Suara musik terdengar hingga luar café seperti genderang perang sedang ditabuh. Aku berjalan dengan penuh percaya diri saat memasuki café HR. Lumayan ramai, mengingat ini adalah akhir Minggu dengan cuaca bersahabat. "Hai, Ika," sapaku kepada salah satu bartender yang ku kenal di meja bar setelah aku berada di dalam cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE NIGHT STAND
RomanceUntuk saat ini, aku tidak percaya dengan cinta. Entah nanti... ONE NIGHT STAND adalah sebuah cerita pendek tentang seorang wanita berusia 27 tahun yang berprofesi sebagai sekretaris dan hidup melajang. Apa yang menarik? Temukan kejutan-kejutan kecil...