Bab 13

4 1 0
                                    

Teruslah membuat saya nyaman menunggu. Jika saya sudah tidak nyaman saya akan berhenti dan saat itu, kamu akan kehilangan saya.
_KeynanAdiba_

***

"Assalamu'alaikum".
"Wa'alaikumussalam, eh kamu Di. Ayo masuk". Sapa Ana, -Ibu dari Rifa.

Diba tersenyum dan mencium sopan tangan Ana.

"Kamu duduk ya, saya akan panggilkan Rifa. Ow iya, gimana sekolah kamu?".

"Alhamdulillah tante, sekolah Diba lancar".
"Kamu mau kuliah dimana Di? Nanti bareng aja yah sama Rifa biar dia ada yang jagain, tante parno kalau sama dia".
Jelas Ana panjang lebar.

Diba mengangguk sopan.

Setelah menunggu beberapa menit, Rifa turun dengan rambut yang ia cepol asal, kaos oblong putih dan celana jeans selutut.

"Cabut ke taman belakang aja Di".
Ucap Rifa sambil berlalu pergi.

Diba mengangguk mengerti.

Sekarang mereka tengah duduk dikursi panjang taman belakang, tempat santai keluarga Afansyah.

Meskipun malam ini tidak turun hujan, dan angin berhembus secara normal. Namun diantara Diba maupun Rifa merasakan kedinginan, karena sikap yang mereka ciptakan, sendiri.

"Aku ngeliat kamu minggu lalu didanau, dengan seorang cowok. Dia siapa?".
Kali ini Diba memecah keheningan, selalu seperti itu. Dan Diba bertanya sebuah pertanyaan yang tanpa disengaja membuat hati Rifa gusar.

"Lo ngikutin gue, lagi?".

Diba mengangguk.

Mereka terdiam, lagi.

"Itu Fahmi, anak baru disekolah kita".
Kali ini suara Rifa, terdengar seperti menjelaskan, atau lebih ke menjawab pertanyaan.

"Kamu ngajak dia kesana? Saya saja belum pernah kamu ajak kesana".
Diba tersenyum sinis.

"Ngga usah posesif, dia dateng sendiri, gue ngga tahu dia muncul dari mana".

"Kamu nampak bahagia dia hadir didanau waktu itu. Apa kamu menyukai dia?".

Rifa menoleh, menghembuskan nafas kasar.
"Lo kalau ngomong dijaga ya, gue ngga pernah selingkuh".

Diba tersenyum sinis, lagi.
"Bukannya selama ini kamu memang selingkuh? Bukan secara fisik, tapi secara hati. Sampai kapan si Ri? -

Saya terlalu bodoh untuk menunggu, selama 5 tahun saya diam karena saya mencintai kamu. Karena gue cinta Ri sama lo. Tolong jangan buat gue seperti ini Ri, tante Ana nyuruh gue buat jaga lo pas kuliah, gue mau amanah Ri. Jangan buat saya berhenti menunggu, jika itu terjadi jangan salahkan saya kalau kamu menyesal".
Ungkap Diba.

Rifa menunduk, hatinya seolah tertusuk ribuan pedang, pikirannya kacau. Dan mulutnya terdiam, benar. Benar yang dikatakan Diba, bahwa selama ini Rifa telah selingkuh, bukan secara fisik tapi secara hati. Rifa sebenarnya malu kalau Diba datang menemuinya, karena Rifa sadar dia bukan seorang kekasih yang baik. Kalau waktu bisa diputar, dia ingin bertemu Diba lebih dulu daripada harus bertemu dengan Fahri. Karena Diba selalu ada, Diba selalu mencintai Rifa meski selalu Rifa abaikan.

"Gue pulang ya Ri. Jangan lupa belajar, sebentar lagi ujian. Kalau lulus kita bisa satu Univ bareng".
Diba tersenyum tulus dan membelai rambut Rifa pelan.

Rifa masih menunduk dan mengangguk.

Ketika bayang Diba telah samar, saat itu juga tangis Rifa pecah.

Dia menyesal dan berjanji akan memperbaikinya. Karena Rifa sebenarnya takut kehilangan Diba.

.
.
.
.
Terima kasih, jangan lups vote dan komen ya. :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang