Fall For You

13.2K 1K 33
                                    

"Karena cinta begitu rumit, tak selalu Ada kebahagiaan disana. Terkadang manusia menjadi egois, mengambil keputusan yang hanya akan menghancurkan hati keduanya. Dan pada akhirnya, hanya ada penyesalan disana.."

.

Make this kind of story as my rest area, enjoy guys.

Tolong baca sampai ending, sekalipun ini membosankan. Karena, Lucid tidak mau ada kesalah pahaman diantara kita...

Hanya terbagi dalam beberapa chapter, dan sangat recommended untuk mendownload setiap ost. yang Lucid tuliskan ditiap chapter untuk didengarkan sebagai bgm saat membaca ff ini.

Bacalah dengan perlahan, nikmati setiap kata bersama alunan lagunya. Itu adalah cara terbaik untuk meresapi ff ini.

Play ♪ Secondhand Serenade ㅡ Fall For You

.

"Sudah cukup"

Dua kata pertama yang meluncur dari bibir bergetar sang gadis mengalun begitu perih, maniknya kosong menatap lantai tersembunyi dibalik untaian pirang yang mulai kusut.

Sejak kapan? Jungkook bahkan tak tahu, ia hanya berdiri disana dalam diam. Frasa yang gadisnya katakan, sepertinya ini memang akhirnya, tak perlu kata lain untuk menjelaskan segalanya.

Keadaan gadis itu saja, caranya berucap, wajahnya yang berpaling tanpa enggan menatap parasnya.

Pada titik ini, Jungkook tahu segalanya berakhir.

Pemuda itu mengepalkan tangannya yang bergetar, ia meringis dengan senyuman pahit. Maniknya berpaling namun ia tahu, disudut sana Lisa sedang menggigit bibirnya menahan isakan. Lagi-lagi Jungkook membuatnya menangis, lagi-lagi gadis itu menjadi korban, lagi-lagi Jungkook yang jadi orang jahatnya.

Segalanya jadi begitu rumit, hubungan yang berjalan selama ini. Dua tahun... Sepertinya, cukup dengan dua tahun ini.

Ia menghela nafas, rasanya hanya seperti mengulang kejadian yang sudah-sudah. Tubuh si pemuda bangkit, menghilang dibalik pintu kamar dengan stiker kelinci dan unicorn yang manis.

Hingga ia muncul kembali dengan ransel besar di punggung, Jungkook berhenti saat langkah membawa dirinya berdiri dihadapan gadis yang berpaling. Gadis yang masih menyandarkan diri disamping meja telepon, memilih menatap pintu keluar apartemennya tanpa kata.

"Kau tahu apa hal baiknya? Setidaknya malam ini kita tak berakhir dalam sebuah pertengkaran"

Lisa masih menutup mulut, bersembunyi dibalik untaian poni yang menutupi maniknya. Kekasihnya menunduk dan terkekeh, mulai mengambil langkah saat tangannya berada di kenop pintu. Lisa berujar, disela isakan yang terdengar dalam kalimat penuh getaran yang menyayat hati.

"Mungkin karena benak kita telah begitu familiar pada suasana ini. Kita sudah pernah melalui ini sebelumnya, hingga rasanya aku mulai lelah"

Ia terkekeh lagi, Jungkook hanya ingin membuang ranselnya, berbalik dan memeluk gadisnya. Mengusap airmata sang kekasih dan berujar keras 'jangan menangis lagi'. Namun tidak, sekalipun gadis itu berpikir Jungkook mungkin tak pernah mencoba.

Hati keduanya telah rusak, terlalu sering berdebat, terlalu sering tenggelam dalam pertengkaran. Mungkin saja, hingga kesabaran kasihnya benar-benar telah berada diambang batas.

Dan saat satu langkah Jungkook meninggalkan apartemen Lisa, masih ada sebersit harapan dalam hati Jungkook. Menjerit keras seperti kerasukan, 'hentikan aku, kumohon'. Namun tak ada yang terjadi.

Saat pintu tertutup gadis itu memalingkan wajah dan jatuh berlutut. Kedua tangan menutupi wajahnya, meledak dalam isakan perih yang menyayat hati.

Bagus Lisa, segalanya benar-benar berakhir sekarang.

.

.

.

_

The best thing 'bout tonight's that we're not fighting

Could it be that we have been this way before

I know you don't think that I am trying

I know you're wearing thin down to the core

_

.

.

.

Ini adalah sesuatu yang Lucid kerjakan saat beristirahat dari mengetik keempat ff lainnya
(FEAR Season II, Crazy Life Beautiful Mistake, Prince's School, How Can I Say?)

Tolong nikmati ini dengan santai, ini hanya dibuat dikala senggang jadi sengaja ga berkonflik.

Big love 💜

®lucid
©royalistdreamers

♪ Diphylleia Grayi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang