Untitled, 2018 [END]

7.9K 811 66
                                    

Untuk kalian yang telah sampai pada titik ini, terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca ketikan asal seseorang yang sedang lari dari aktifitas pengetikan fanfiction nya yang lain ini...

Chapter ini mungkin menjadi yang terpanjang.

Kalian boleh memilih Untitled 2014 nya Jiyong-ie sebagai bgm final untuk ff ini, atau Diphylleia Grayi -nya Jonghyun-ie.

.

.

"Stay. No matter it's hard to be with me, just stay cause I need you"

.

.

Enjoy, and let's spread more love to the world!

lucid

.

'Jangan pernah jatuh, jangan pernah terpuruk'

'Kau harus kuat, jangan pernah putus asa'

Sepasang kaki itu berlari penuh, membelah derasnya hujan yang enggan beralih dari langit kelam Seoul.

Mengejeknya,

Ya, benar.

Ia kalah.

Maafkan aku, seharusnya aku tidak seperti ini.

Timberlake cokelat masih beradu, menginjak genangan membelah jalanan yang begitu sepi.

Tak ada rambut halus diwajahnya, penampilan sang pemuda tak lagi seberantakan dahulu. Namun tetap saja, kehampaan masih memenuhi pupilnya.

Aku tidak bermaksud seperti ini, sungguh.

Gadis itu selalu mengatakan padanya untuk menjadi pribadi yang lebih kuat, dan Jungkook telah bersumpah padanya untuk tak pernah jatuh, untuk menjadi semakin tangguh dalam setiap langkahnya.

Namun Jungkook gagal, ia telah kalah.

Sejak awal, rasa cinta Jungkook pada Lisa telah mengalahkan dirinya.

Dukdukduk

Tetes tetes air itu menggenang dibawah sepatunya, tubuhnya basah sempurna oleh guyuran hujan.

Tak ada kesedihan, hanya ada senyuman dalam kehampaan.

Sudah cukup dengan dua tahun ini, Jungkook telah sampai pada titik batasnya. Ia menyisir surai basahnya kebelakang, jantungnya berdebar lebih cepat dari saat ia berlari tadi.

Dan pintu itu terbuka, seperti membuka jalan yang telah tersegel sekian lamanya. Membuka jalan yang telah terlupakan, menyatukan kembali ikatan yang seharusnya tak pernah terputus.

Gadis itu berdiri diambang pintu, dengan wajah yang lebih kurus, lingkaran hitam, tubuh ringkih, dan pancaran yang telah menghilang dalam manik bulat, dimana hanya ada getar dan kehampaan yang tersisa menyayat hatinya. Sebelah tangan si gadis terangkat menutup mulut, seolah melihat keajaiban datang ke hadapannya.

Air mata sang gadis tumpah begitu. Saja, ia sesenggukan namun tak bergeser dari tempatnya.

Jungkook tersenyum, senyum paling cerah yang dapat ia lakukan sejak dua tahun terakhir. Langkahnya ragu, namun secara perlahan mulai memasuki apartemen itu. Tangannya terulur, meraih sisi wajah tirus yang membuatnya meringis.

♪ Diphylleia Grayi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang