♪ Diphylleia Grayi [END]

Untitled

"Hanya satu hal yang mereka butuhkan, komunikasi. Mereka sama-sama takut terluka, sama-sama takut untuk saling menyakiti, namun berakhir saling menghancurkan"

.

Must listened song, my favorite ones

Play ♪ Untitled 2014 ㅡ G. Dragon

.

☆lucid☆

.

Prangg

Tangannya gemetar, meremat kasar surai cokelat yang tampak kusam. Ia mulai bosan dengan semua ini. Tangan Jungkook meraih piring yang entah-sudah-keberapa-kalinya ia pecahkan.

Membuangnya asal ketempat sampah, pemuda itu mencuci tangannya di wastafel.

Ada begitu banyak luka goresan disana, luka yang tak pernah sengaja ia buat, namun tak pernah ia perdulikan sama sekali.

Maniknya menatap pantulan wajahnya didalam cermin, hanya ada kehancuran disana.

Kantung mata, lingkaran hitam, rambut kusam, wajah kuyu, bahkan rambut halus di area wajahnya yang mulai terlihat membuatnya tampak berantakan.

Jungkook lupa kapan terakhir kali ia bercukur, atau sekedar menggunakan facial foam.

Splash

Ia membasuh wajahnya, bukan mencari kesegaran. Namun mencegah air matanya yang hendak menetes, lagi.

"Aku tahu itu.. Bukankah sulit bagi kita berdua untuk kembali bersama?"

"Kau mungkin.. Hanya terlalu takut, kau tak mau terluka lagi... Benar..?"

Ia tertawa, meracau seorang diri seperti telah kehilangan kewarasannya.

Bahkan masih terekam jelas dalam ingatannya, hari dimana pemuda itu meninggalkan kediaman kekasihnya.

Ia kembali membuat Lisa menangis.

Seberapa banyak air mata yang telah gadis itu tumpahkan hanya untuk menangisi bajingan sepertinya?

Seberapa banyak rasa sakit yang dipendam gadis itu atas perlakuannya, atau bahkan perkataan kasarnya?

Ia telah memperlakukan Lisa dengan buruk.

Ia bahkan tak pernah berbalik saat itu, berlalu pergi.

"Mianhae.. "

Lantai kamar mandi yang dingin menyapa pemuda tanpa atasan yang hanya mengenakan cargo selutut berwarna hitam tersebut.

Jika dapat memilih, Jungkook hanya ingin melihatnya.

Jungkook hanya ingin melihat Lisa-nya, setelah semua ini.

Apakah ia hidup dengan baik?

Apakah ia bahagia?

Maka takkan ada penyesalan yang tertinggal dibelakang, sekalipun Jungkook harus menderita seorang diri.

Ia bahkan rela kehilangan segalanya.

Pemuda itu berbaring diatas lantai yang lembab dan dingin, memeluk diri sendiri dan memejamkan matanya seperti anak kecil.

"Kumohon... Aku hanya ingin melihatmu dalam mimpi.. Dan mencintaimu lagi.. Seperti dahulu, sebuah dunia dimana hanya ada kita berdua..."

Mungkin, mungkin saja kematian bahkan terdengar lebih masuk akal jika dibandingkan dengan mendapat maaf darinya.

Jungkook kembali hancur dalam tangisnya, seolah seluruh hidupnya tengah dipertaruhkan.

Akankah...

Perasaan ini dapat tersampaikan pada gadis itu?

Jungkook hanya ingin Lisa bahagia, dirinya yang tak berguna ini hanya memiliki impian sesimple itu.

Dan sekarang Jungkook bahkan tak lagi dapat berbohong, berpura-pura kuat dan bersikap seolah segalanya akan baik-baik saja.

Omong kosong.

Hidupnya hancur, tak ada yang berjalan baik semenjak perpisahan itu.

Dalam setiap helaan nafasnya, pemuda Jeon hanya dapat berdoa.

Berharap gadis itu akan kembali padanya, atau tidak, memintanya untuk kembali kesisinya.

"Mianhae Lisa-ya.. Saranghae.."

.

.

.

_

I know that
It’s difficult and hard to come back to me
I know that
You no longer want to get hurt and you’re afraid
Even the day you left
I made you cry with harsh words
And I turned my back on you and I’m sorry

If I can only once
See you
It’s okay if I lose everything of mine
I want to see you in my dreams at least
And love again
The two fo us, like this

It may be easier
To die than to be forgiven by you
I sing this song, but
I don’t know if my true intentions will reach you
I want you to be happy
I can’t even lie, such a common thing
And I only pray that you’ll come back, I’m sorry

_

.

.

.

For my beloved Dragon, you're the real MVP. Big thanks to make this kind of masterpiece song. Untitled 2014 still on my playlist, my ecstasy 💜

.

Comment below guys

©royalistdreamers