I'm Still Alive

5.9K 784 16
                                    

"Rasa sakit itu mulai datang menghantui, sebanyak fakta datang menyadarkan mimpi buruk yang berubah menjadi kenyataan pahit. Di titik itu, rasa sakit mulai menggerogoti hatinya. He won't survive"

.

At this time, just play:
Secondhand Serenade ㅡ Half Alive

.

Ingat rules nya? Dengarkan lagunya, nikmati setiap kata dengan penuh rasa

.

☆lucid☆

.

Suara detik demi detik yang berlalu dari jam dinding diruangan tanpa penerangan itu menjadi satu-satunya Sumber suara.

Deru nafas terdengar kemudian, memburu, seolah sang pemilik melakukan aktifitas berat yang menguras keringat.

"Hhh..."

Ia meremat surainya yang lepek oleh keringat, matanya terbuka dan Jungkook kembali terjaga. Maniknya bergulir dalam kegelapan, membaca angka dari jam dinding yang terbias pantulan cahaya rembulan.

Pukul 04.00 AM.

Ia memejamkan maniknya kuat, aroma lembut yang memabukkan itu datang lagi. Bergamont dan jasmine, aroma khas Lisa yang selalu mampu membuainya.

Ia kembali membaringkan tubuhnya, namun sepasang maniknya enggan terpejam.

Ia merindukannya, gadis itu. Kekasihnya, gadis yang ia cintai.

Jangan Jungkook, tetaplah berbaring. Aku bisa mengatasinya, kau bisa mengatasinya.

Berusaha menenangkan dirinya sendiri, maniknya terpejam kuat sekalipun rasa kantuk telah sirna oleh kerinduan dan rasa sakit yang mengantarkan aroma Lisa memenuhi ruang kamarnya.

Jungkook bahkan ragu. Apakah ia masih berada di kamarnya, atukah ia sedang tersesat, kembali ke apartemen gadis yang dicintainya.

Jawabannya tak dapat ia temukan, pikirannya terlalu lelah untuk dapat digunakan. Lisa memenuhi setiap ruang dalam otaknya, hingga rasanya ia tak dapat memikirkan hal lain.

Apakah ini menjelang pagi hari, ataukah malam telah menjemput lagi.

Hidup Jungkook berantakan, seolah tertendang keluar dari porosnya.

Ia merindukan Lisa, ia ingin melihatnya. Ia merindukan senyumnya, aromanya, helaian surainya, bahkan pelukan hangat dan candaan gadis itu di pagi hari.

Lagi-lagi Jungkook menangis, lagi-lagi ia menangis dibelakang gadis itu. Ia telah menjadi begitu lemah karena gadisnya, detik saat Jungkook membuat Lisa menangis, setelahnya ia akan menangis dalam penyesalan.

Namun keduanya tak pernah berpikir untuk saling berbicara, untuk saling mengungkapkan rasa sakit itu.

Dadanya sesak, seakan udara dipenuhi kabut beracun yang mematikan. Bahkan Jungkook rasa, kematian sedang berputar di depan matanya setiap Lisa tak berada disana.

Ia hidup, tapi merasa mati.

Laki-laki itu makhluk bodoh, mereka hanya bersikap sok kuat dihadapan wanitanya. Menjadi penjahat untuk membuat mereka merasa lebih baik, menyembunyikan rasa sakit dan tangisan itu seorang diri. Karena Jungkook, takkan pernah bisa melihat Lisa menangis dalam penyesalan.

"Lisa.. Help me... Please... "

Tangan Jungkook memukul-mukul dadanya yang sesak, sakit sekali. Setidaknya untuk malam ini, biarkan Jungkook tetap hidup. Sekalipun harus sekarat, selama separuh jiwanya masih hidup, ia hanya ingin terbangun di esok hari untuk menemukan senyuman Lisa disana.

Ia terlalu merindukan Lisanya, sampai rasanya mau mati.

.

.

.

_

It's 4am, I'm waking up to your perfume

Don't get up, I'll get through on my own

I don't know if I'm home

Or if I lost the way into your room

I'm spiraling into my doom

I'm feeling half alive but I know one day

You and I will be free

To live and die by our own rules

Free

Despite the fact that men are fools

I'm almost alive, and I need you to try

And save me

It's okay that we're dying

But I need to survive tonight

_

.

.

.

Pada titik ini, when Jungkook being so desperate of missing his half

I just can't hold my tears, the fact that i'm the only one who's type this story...

Terkadang saat saya mengetik sebuah cerita, akan ada dimana Lucid benar-benar tenggelam oleh karakter dan alurnya hingga tanpa sadar Lucid terikat secara emosional dengan karakter itu sendiri

.

Jadi, how's it guys?

©Royalistdreamers

♪ Diphylleia Grayi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang